:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Tingkat Pengembalian Pendidikan : Kasus Indonesia = The Rate of Returns to Education : The Case of Indonesia

Arezia Magdalyn; Bergeijk, Peter van, supervisor; Arjun Bedi, examiner (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013)

 Abstrak

Tujuan makalah penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pengembalian terhadap pendidikan di Indonesia dengan menggunakan model Mincer. Hubungan ini menggambarkan statististik antara pendapatan pasar, durasi pendidikan, pengalaman, dan kuadrat dari pengalaman. Dalam analisis ini, kita menggunakan data primer dari data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada tahun 2012. Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) mencakup semua provinsi di Indonesia (sebanyak 33 propinsi), 201.100 jumlah dari rumah tangga, dan 726.044 orang tenaga kerja dengan informasi per individual.
Analisis dilakukan dengan melihat pengaruh dari perbedaan jenis kelamin, daerah, status perkawinan, dan klarifikasi industri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan tahunan untuk 7,7868 persen pendapatan karena tambahan satu tahun durasi pendidikan bagi pekerja individu. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa tingkat pengembalian terhadap pendidikan bagi wanita lebih tinggi dari pria yang ditunjukkan oleh kenaikan 8,96 persen untuk wanita dan 7,3526 persen untuk pria untuk tingkat pengembalian terhadap pendidikan karena tambahan satu tahun sekolah.
Selain itu, tingkat pengembalian pendidikan bagi daerah perkotaan lebih tinggi dengan daerah pedesaan. Hal ini ditunjukkan dengan tambahan satu tahun sekolah terkait dengan kenaikan gaji sebesar 8,5175 persen untuk daerah perkotaan dan 6,3995 persen untuk daerah pedesaan. DKI Jakarta sebagai daerah perkotaan dan ibu kota dari negara Indonesia memberikan nilai positif terhadap pendapatan. Tambahan satu tahun sekolah di DKI Jakarta meningkat sebesar 11,3734 persen terhadap tingkat pengembalian pendidikan bagi setiap individu yang bekerja di DKI Jakarta. Sementara itu, pria yang sudah menikah dan wanita yang sudah menikah juga memiliki tingkat pengembalian pendidikan lebih tinggi dibandingkan dengan pria lajang dan wanita lajang. Perbedaannya adalah 2,5544 persen untuk pria yang sudah menikah dan 3,5168 persen untuk wanita yang sudah menikah.
Selain itu, ada tiga sektor industri utama yang memiliki tingkat pengembalian pendidikan tertingggi. Diantaranya adalah sektor industri yaitu industri 2 (Pertambangan dan Penggalian), industri 3 (Industri Manufaktur), dan industri 8 (Keuangan, Asuransi, Real Estate, dan Perusahaan Jasa). Untuk setiap tambahan satu tahun sekolah terkait dengan 10,31 persen, 9,98 persen, dan 11,60 persen peningkatan terhadap tingkat pengembalian pendidikan bagi industri 2, 3 dan industri 8.
Relevansi untuk Studi Pembangunan
Keuntungan dari pendidikan dapat dicapai dengan melihat kemampuan pekerja untuk memahami dan mengadaptasi teknologi baru yang berhubungan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Tingkat yang lebih tinggi dari sekolah dapat memberikan efek ke kemajuan dalam kemampuan dan keterampilan pekerja. Pendidikan tinggi akan meningkatkan kemampuan yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu, peningkatan modal manusia dikaitkan dengan inovasi dan kreasi dengan teknologi baru. Ini akan menciptakan produktivitas meningkat karena pekerja yang lebih terampil, dan juga akan mencerminkan upah yang lebih tinggi. Sehubungan dengan besarnya jumlah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan di bawah SMA di Indonesia. Pemerintah Indonesia harus memberikan upaya ekstra untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Kualitas tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat membantu pekerja untuk meningkatkan teknologi baru dan meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi.

This research paper objective is to analyze the rate of returns to education in Indonesia using Mincer model. It describes the statistical relationship among market earnings, duration of education, experiences, and quadratic of experiences. In the analysis, we use primary data from the National Labor Force Survey (Sakernas) data in 2012. The National Labor Force Survey (NLFS) covers all provinces of Indonesia (33 provinces), 206.100 numbers of household, and 726.044 people of labor individual information.
The analysis is conducted by seeing the effect of difference sex, regions, marital status, and industrial classification. The result indicates that there is an annual increase for 7,7868 percent in earnings due to an extra year of duration of education for individual worker. Moreover, the result indicates that the rate of returns to education for female is higher than male which is showed by increases for 8,96 percent and 7,3526 percent to the rate of returns to education for male and female respectively due to an additional year of schooling.
Moreover, the rate of returns to education for urban areas is higher than rural areas. It is showed by an additional year of schooling is associated with an annual 8,5175 percent, and 6,3995 percent increases in salaries for urban and rural respectively. DKI Jakarta as urban areas and capital city of Indonesia give positive value to earnings. An extra year of schooling in DKI Jakarta increase 11,3734 percent returns to education for individual worker who work in DKI Jakarta. Meanwhile, married man and married woman also have higher the rate of returns to education compare to single man and single woman. The differences are 2,5544 percent and 3,5168 percent higher for married man and married woman.
Furthermore, there are three main industrial sectors which have highest rate of returns to education. Those industrial sectors are industrial 2 (Mining and Quarrying), industrial 3 (Manufacturing Industry), and industrial 8 (Financing, Insurance, Real Estate, and Business Services). An extra year of schooling is associated with 10,31 percent, 9,98 percent, and 11,60 percent increase to the rate of returns to education for industrial 2, industrial 3, and industrial 8 respectively.
Relevance to Development Studies
The advantages of education can be achieved by seeing the capability of worker to understand and adapt new technology which related to the higher level of education. The higher levels of schooling of workers give effects to an upturn in ability and skills of workers. Higher education will increase capability which has an impact to economic growth. In addition, the increased of human capital is associated with innovation and creation to the new technology. It will create increases productivity due to more skilled worker, and it will also reflect to higher wages. Regarding to the large numbers of labor force with educational attainment below senior high school in Indonesia. Indonesia government has to give extra efforts to higher educational level. The quality of higher educational level may help worker to improve new technology and increase the contribution to the economic development.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Arezia Magdalyn.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xvi, 76
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-pdf 14-23-54273555 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920536463