Perbandingan Kebersihan Dinding Saluran Akar pada Ruang Pasak Setelah Irigasi dengan Aktivasi Sonik dan Ultrasonik = Comparison Cleanliness of Root Canal Using Sonic and Ultrasonic Irrigation Techniques After Post Space Preparation
Renna Maulana Yunus;
Ratna Meidyawati E.H., supervisor; Anggraini Margono Rompas, supervisor; Endang Suprastiwi, examiner; Munyati Usman, examiner; Dini Asrianti, examiner
(Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020)
|
Latar Belakang: Penggunaan teknik irigasi sonik dan ultrasonik diduga dapat mempengaruhi kebersihan dinding saluran akar setelah preparasi pasak. Tujuan : Mengetahui perbedaan kebersihan dinding saluran akar sepertiga tengah setelah dilakukan dilakukan irigasi saluran akar menggunakan aktivasi sonik, ultrasonik dan tanpa aktivasi pasca preparasi pasak. Metode: 27 sampel gigi premolar bawah akar tunggal dilakukan pengisian saluran akar menggunakan gutta erca dan AH-Plus yang telah diberi pewarna Rhodamin B. Setelah itu seluruh sampel dilakukan pengambilan gutta percha dan preparasi pasak serta dilakukan irigasi, yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1: irigasi menggunakan aktivasi sonik, kelompok 2: irigasi menggunakan aktivasi ultrasonik dan kelompok 3: irigasi tanpa menggunakan aktivasi. Selanjutnya gigi dipotong pada area sepertiga tengah setebal 1 mm dan dilakukan pengamatan menggunakan confocal laser scanning microscope. Hasil: Terdapat perbedaan bermakna dari nilai presentase kebersihan dinding saluran akar antar kelompok teknik aktivasi irigasi setelah preparasi pasak. Kesimpulan: Kelompok dengan aktivasi sonik memberikan nilai presentase kebersihan tertinggi yang diikuti kelompok aktivasi ultrasonik dan kelompok tanpa aktivasi. Background: The use of irrigation technique with sonic and ultrasonic device is thought to effect the cleanliness of root canal walls after post space preparation. Objective: To determine the effect of sonic and ultrasonic irrigation technique on root canal cleanliness after post space preparation. Methods: 27 samples of single rooted lower premolar were given root canal treatment using gutta percha and AH-Plus were labelled with Rhodamin-B. Gutta percha was removed for post space preparation. Sample was divided into 3 groups. Group 1: irrigation using sonic activation, group 2: irrigation using ultrasonic activation and group 3: irrigation without activation. Then, the teeth were cut in the middle third of the area 1 mm thick and observed using a confocal laser scanning microscope. Result: There was a significant difference in the value of root canal cleanliness between the activation technique. Conclusion: The sonic activation group gave the greatest value of cleanliness followed by the ultrasonic activation group and withot activation. |
T-Renna Maulana Yunus.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xvi, 60 pages : illustration |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-pdf | 15-23-21156003 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920537036 |