Penelitian ini mengulas cinta, benci, dan patah hati dalam tinjauan filsafat psikoanalisis Slavoj Žižek. Terutama berkaitan dengan kritik Žižek terhadap seruan cinta universal kepada sesama manusia yang justru menghindari pertemuan dengan sesama. Seruan cinta universal dianggap mengingkari hal-hal yang tak dapat dicintai, mungkin dibenci, dalam diri manusia. Maka penelitian ini menelaah, pertama, soal apa dan bagaimana “yang kurang” dalam seruan cinta kepada sesama manusia sehingga gagal mengatasi kebencian? Kedua, apa dan bagaimana “yang kurang” dalam kritik Žižek tentang cinta itu sendiri? Metode analisis konseptual dan struktural diterapkan sehubungan dengan acuan Žižek pada tiga tataran psikis Lacanian yang membentuk realitas dan identitas: The Imaginary, The Symbolic, dan The Real. Adapun “yang kurang” merujuk pada konsep Lacanian tentang lack sebagai kondisi dasar atau ontologis dari keberadaan manusia. Dengan pendekatan pemikiran dialektis dan interpretasi kritikal dalam bingkai psikoanalisis, didapati bahwa hal “yang kurang” dalam seruan cinta universal kepada sesama manusia adalah kesediaan untuk jatuh, terlibat dan bertemu dengan sesama—dengan kemungkinan mengorbankan segala, hingga menumbuhkan benci. Lalu, “yang kurang” dalam cinta yang jatuh dan terlibat adalah patah hati, kesediaan untuk menghadapi sakit dari hati yang tercabik. This research analyze love, hatred, and heartbreak from the perspective of Slavoj Žižek's psychoanalytic philosophy. Especially related to Žižek's criticism of universal love towards neighbor, which paradoxically avoids encounters with others. The call for universal love is considered to deny the aspects within humans that are unlovable, and even hated. Therefore, this research examines, first, the issue of what is “lack” and how does “lack" in universal love fail to overcome hatred? Second, what and how is “lack” in Žižek's criticism of universal love itself? Conceptual and structural analysis methods are applied in connection with Žižek's reference to the three Lacanian psychic realms that shape reality and identity: The Imaginary, The Symbolic, and The Real. The “lack” refers to the Lacanian concept as a basic or ontological condition of human existence. Through a dialectical thinking approach and critical interpretation within the framework of psychoanalysis, it is found that the “lack” in the universal love is the willingness to fall, engage, and encounter others—with the possibility of sacrificing everything, even nurturing hatred. Then, the “lack” in love that falls and engages is heartbreak, the willingness to face the pain of a torn heart. |