Artikel ini membahas upaya World Wide Fund for Nature (WWF Riau-Indonesia) dalam menghadapi perusakan lingkungan dengan alasan ekonomi yang mempengaruhi hutan, satwa, dan manusia yang ada di wilayah Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Riau pada 2004-2009. Mayoritas peralihan lahan dilakukan melalui penebangan kayu untuk produksi pulp, serta pembukaan/pembakaran hutan untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit. Perusakan lahan hutan ini membawa dampak buruk bagi lingkungan, khususnya pada wilayah taman nasional yang diperuntukkan untuk kepentingan konservasi kekayaan flora dan fauna negara. Sesuai visinya, WWF melibatkan diri pada Tesso Nilo untuk menginisiasi upaya konservasi lingkungan. Artikel ini ditulis menggunakan metode sejarah. Data yang dikumpulkan berbentuk survei/pendataan hutan, peta, buku teks, dokumen periodik, data statistik, surat kabar, majalah/buletin, serta jurnal yang diperoleh dari berbagai sumber seperti lembaga penelitian, badan pemerintahan, organisasi lingkungan, universitas, maupun penelusuran daring. Kajian ini menunjukkan bahwa upaya WWF di Tesso Nilo dapat menjawab sejumlah masalah yang genting di lapangan meski tidak mampu menyerang akar permasalahan. This article is about the World Wide Fund for Nature's (WWF Indonesia-Riau) effort to face the environmental destruction caused by economic reasons that affected forest, species, and humans in the Tesso Nilo National Park in 2004-2009. Most of the land conversion is done by illegal logging for pulp and forest burning/clearing to create palm oil plantations. The conversion of forested land negatively impacts the environment, especially in the national park area destined for the nation’s floral and faunal conservation. Following its vision, WWF engaged itself in Tesso Nilo to initiate efforts on environmental conservation. This article is written using the historical methods. The data was gathered through forestry surveys/data collection, maps, textbooks, periodical documents, statistics, newsletters, magazines/bulletins, and journals, all acquired from various sources such as research institutions, governmental bodies, environmental organizations, universities, and online searches. This study shows that WWF’s effort managed to answer several urgent problems in Tesso Nilo, although it failed to resolve the rooted complications. |