Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang paling berbahaya. Data WHO pada tahun 2023 melaporkan sebanyak 249 juta kasus malaria di dunia. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit malaria memerlukan tindakan penanggulangan. Namun, maraknya kasus resistensi obat antimalaria menjadi salah satu penghambat dalam upaya tersebut, salah satunya resistensi obat antimalaria atovaquone. Untuk itu, dibutuhkan suatu upaya penanggulangan penyakit malaria, salah satunya adalah dengan pengembangan obat antimalaria baru. Diketahui bahwa tumbuhan mangrove Sonneratia alba memiliki potensi antimalaria terhadap Plasmodium berghei secara ex vivo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antimalaria ekstrak metanol S.alba terhadap beberapa jenis P.berghei resisten terhadap atovaquone secara ex vivo dan in vivo, serta prediksi interaksi ikatan kimia senyawa utamanya secara in silico. Uji antimalaria secara ex vivo dengan konsentrasi ekstrak 100, 30, 10, 1 μg/mL menghasilkan nilai IC50 dari rentang 16,26 μg/mL – 39,08 μg/mL. Secara in vivo ekstrak metanol S.alba dengan dosis 100, 30, 10, 1 mg/kg BW tidak menunjukkan aktivitas antimalaria. Secara in silico, dua senyawa utama yang terkandung memiliki ikatan kimia kuat dengan model protein mitokondria sitokrom b P.berghei yaitu oleanolic acid dan fipronil. Uji keamanan ekstrak terhadap mencit sehat juga dalam kategori aman. Oleh karena itu, penelitian ekstrak metanol S.alba sebagai kandidat antimalaria perlu dikembangkan. Malaria is one of the most dangerous infectious diseases. WHO reports in 2023, 249 million malaria cases happened in the world. So that, malaria requires control measures. However, increasing number of antimalarial drug resistance cases is a burden, one of them is antimalarial drug atovaquone resistance. For this reason, development of new antimalarial drug candidate are needed. Previous study reports, Sonneratia alba mangrove plant has antimalarial potency against Plasmodium berghei in ex vivo. This study aims to determine the antimalarial activity of S.alba methanol extract against several types of P.berghei resistant to atovaquone ex vivo and in vivo, also predicted chemical bond interactions of the main compounds in silico. Ex vivo antimalarial tests with extract concentrations of 100, 30, 10, 1 μg/mL showed IC50 values in the range16.26 μg/mL – 39.08 μg/mL. In vivo, methanol extract of S. alba in 100, 30, 10, 1 mg/kg BW dose did not show antimalarial activity. In silico, the two main compounds have strong chemical bonds with mitochondrial cytochrome b protein of P.berghei model, namely oleanolic acid and fipronil. Safety test of the extract tested on healthy mice was also in the safe category. Therefore, development of methanol extract of S. alba as antimalarial candidate needs further research. |