Peran sejarah lisan dalam melestarikan pengetahuan tentang Sukarno sangat penting. Perannya sangat besar dalam memenuhi kekosongan dalam sumber tertulis. Makalah ini adalah makalah konseptual danpenerapan perekaman pengetahuan tentang Sukarno yang berfokus pada sosok Marhaen dengan menggunakan metode Sejarah Lisan berdasarkan “Fundamental of Oral History Texas Preservations Guidelines”. Temuan menunjukkan bahwa sejarah lisan juga berguna untuk menyelamatkan dan melestarikan pengetahuan tentang Sukarno, baik yang dimiliki oleh individu atau masyarakat. Perpustakaan Proklamator Bung Karno baru memulai untuk merekam pengetahuan tentang Sukarno dengen metode sejarah lisan ini. Perekaman pengetahuan kali ini berfokus kepada sosok Marhaen. Sedemikian hebatnya nama Marhaen sehingga digunakan untuk menamakan ideologi cetusan Sukarno, yaitu Marhaenisme. Program sejarah lisan ini tidak mudah, terutama bagi pustakawan. Seorang pustakawan harus memiliki pengetahuan tentang metode sejarah lisan yang memerlukan biaya yang besar. Oleh karena itu, salah satu upaya yang akan dilakukan oleh pustakawan adalah bekerja sama dengan profesi terkait lainnya, seperti oleh sejarawan, sosiolog atau antropolog. Diharapkan kerja sama dengan profesi lain bisa mengatasi masalah itu semua. Jika usaha ini tidak dilakukan maka sumber pengetahuan tentang Sukarno akan hilang. Dengan menyimpan koleksi dalam bentuk sejarah lisan, maka ini menjadi kontribusi pustakawan dalam pelestarian sumber daya intelektual |