Perkembangan UKM semakin meningkat dengan adanya persaingan global. Ekologi industri saat ini, menuntut proses evaluasi secara terus menerus untuk dapat bertahan dan berjuang meningkatkan produk berkualitas. Weeka Wedang Uwuh terus menerus memperbaiki sistem usahanya dengan memperhatikan pemasok bahan baku. Evaluasi pemasok dilakukan untuk menjamin kualitas yang berkelanjutan dan kinerjanya. Evaluasi kinerja yang berkelanjutan dapat menghasilkan penilaian yang baik bila didukung dengan suatu instrument penilaian kinerja. Penilaian kinerja pemasok akan berguna untuk membangun hubungan yang baik dan berkelanjutan antara pengusaha dengan pemasok. Perancangan evaluasi kinerja pemasok dilakukan dengan pendekatan model QCDFR yaitu, Quality, Cost, Delivery, Flexibility dan Responsibility. Kajian sub kriteria yang membentuk model QCDFR dilakukan dengan metode wawancara. QCDFR dan Sub Kriteria selanjutnya disebut sebagai KPI (Key Performance Indicator). KPI menjadi indikator evaluasi berkelanjutan hubungan antara pemasok dengan pengusaha. Penilaian pemasok dari pengusaha dilakukan dengan pendekatan AHP yang mampu menunjukkan bobot penilaian pengusaha terhadap kemampuan pemasok. Hasil perancangan model evaluasi kinerja pemasok Weeka Wedang Uwuh dihasilkan formulasi untuk mengukur KPI dengan kriteria: kualitas bahan baku (ukuran dan kondisi bahan baku), kemudahan pelayanan (toleransi pembayaran dan informasi ketersediaan dan perubahan harga, pengalaman (Rata-rata nilai transaksi dan rata-rata jumlah transaksi), kecepatan respon (perubahan jumlah dan perubahan waktu dan harga bahan baku). Evaluasi penilaian bobot pemasok untuk bahan baku jahe, gula batu dan kayu secang menghasilkan nilai untuk Pak Sarno 0,501, Sugeng 0,709 dan Mbak Wang 0,690. Pengukuran KPI memperkuat hasil evaluasi penilaian bobot menggunakan AHP. |