Dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit, apoteker melakukan pemberian informasi obat (PIO) dengan menyediakan informasi serta rekomendasi terkait suatu obat baik kepada dokter, apoteker lain, perawat, profesi kesehatan lainnya maupun pasien. Adapun, di depo rawat inap Rumah Sakit Universitas Indonesia, pemberian informasi obat, terutama yang memerlukan rekonstitusi belum berjalan maksimal dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga. Oleh karena itu, perlu adanya suatu sistem yang dapat meningkatkan efisiensi pemberian informasi obat. Pada tugas khusus Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit Universitas Indonesia, disusun daftar obat injeksi H-N yang memuat informasi indikasi, cara pemberian, cara rekonstitusi dan stabilitas dari masing-masing obat. Hal tersebut diharapkan dapat memudahkan dalam pencarian data sehingga dapat meningkatkan efektifitas baik dalam penelusuran informasi obat maupun pemberian informasi obat. As part of pharmaceutical care in hospitals, pharmacists provide Drug Information Services (DIS) by offering information and recommendations related to a medication to doctors, other pharmacists, nurses, other healthcare professionals, patients, and others. However, at Rumah Sakit Universitas Indonesia, the delivery of drug information, especially for medications that require reconstitution, has not been fully optimized due to time and manpower constraints. Therefore, there is a need for a system aimed at improving the efficiency of drug information provision. As part of Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) at Rumah Sakit Universitas Indonesia, a list of injection drugs H-N was compiled, which includes information such as indications, administration methods, reconstitution procedures, and stability. With these actions implemented, it is anticipated that accessing data will be simplified, thereby enhancing the efficiency of both retrieving and providing drug information. |