Gambaran Homosistein, Enzim CBS dan Vitamin B6 pada Penyakit Jantung Koroner
Agus Riawan;
Ganesja Mulia Harimurti, supervisor; AdnilBasha, supervisor
(Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005)
|
Latar belakang: Hiperhomosisteinemia merupakan faktor risiko independen penyakit jantung koroner (PJK), stroke dan penyakit pembuluh darah. Kadar homosistein di dalam darah dikendalikan oleh beberapa enzim salah satunya adalah enzim cystathionine synthase (CBS). Enzim ini mengubah homosistein menjadi sistein. Vitamin B6 (pyridoxal phosphate) berfungsi sebagai kofaktor enzim CBS. Defisiensi enzim CBS dan vitamin B6 dapat meningkatkan kadar homosistein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu gambaran kadar homosistein, enzim CBS dan vitamin B6 serta menganalisa hubungan antara kadar homosistein dengan kadar enzim CBS serta hubungan kadar homosistein dengan kadar vitamin B6 pada populasi PJK di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta (PJNHK). Metode dan Hasil: Tiga puluh pasien (usia rata-rata 47 tahun = 4,93) yang dilakukan kateterisasi dengan hasil angiografi positif PJK berdasarkan kriteria American College of CardiologylAmerican Heart Association (AHA). Sampel darah vang diambil diperiksa kadar homosistein dengan menggunakan metode High Pressure Liquid Chromatografy (HPLC) sedangkan enzim CBS dan vitamin B6 masing masing mengounakan metode spectrophotometer dan microparticle enzyme immunoassay. Kadar homosistein sebagian besar 83% (24 orang) dalam batas normal 5-15 mmoll, 3% (2 orang) <5 mmoll dan 14% (4 orang) kadarnya> 15mmol. Kadar enzim CBS dalam standar normal 1.27-1,34 IU terdapat pada 50% (15 orang), <1,27 IU pada 20% (6 orang) dan 30 % (9 orang) kadarnya> 1,34 IU. Enam puluh persen subyek (18 orang) kadar vitamin B6 dibawah nilai standar normal < 20 nmol/l, 20% (6 orang) dalam standar normal (20-30 nmol/1,) dan 20% (6 orang) kadanya> 30 nmol. Dari hasil analisa statistik terdapat hubungan negatif yang lemah (r = -0,36; p <0,05) antara kadar homosistein dan kadar enzim CBS dan tidak ada hubungan antara kadar homosistein dan vitamin B6 (r = 0,13; p>0,05). Kesimpulan: Pada populasi PJK yang diteliti sebagian besar kadar homosistein, kadar enzim CBS dalam batas normal tetapi lebih dari 50 % subyek mengalami defisiensi vitamin B6. Terdapat hubungan terbalik antara homosistein dan enzim CBS dan tidak ada hubungan antara homosistein dan vitamin B6. |
T58451-Agus Riawan.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T58451 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005 |
Program Studi : |
Bahasa : | Ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xiv, 38 pages |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T58451 | 15-24-51910366 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920544703 |