:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Monitoring dan Evaluasi PAMSIMAS yang Berketahanan Iklim serta Berkesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial (GEDSI): Studi Kasus Kota Dumai = Monitoring and Evaluation of Climate Resilient and Gender, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) in PAMSIMAS: A Case Study of Dumai City

Kamilia Insani; Cindy Rianti Priadi, supervisor; Iftita Rahmatika, examiner; Sucipta Laksono, examiner (Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024)

 Abstrak

Indonesia, sebagai negara kepulauan, sangat bergantung pada sumber daya air permukaan dan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, perubahan iklim global yang semakin ekstrem, seperti kenaikan muka air laut dan perubahan pola curah hujan, mengakibatkan peningkatan risiko bencana iklim, mengancam kualitas dan kuantitas pasokan air, terutama di daerah perdesaan yang masih minim akses air bersih. Pemerintah, melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), menginisiasi program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) untuk meningkatkan akses penduduk perdesaan terhadap air minum dan sanitasi. Selain akibat risiko iklim, ada kekhawatiran mengenai ketidaksetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI) dalam pengelolaan PAMSIMAS. Kelompok-kelompok marjinal harusnya terlibat aktif dalam program ini agar keberlanjutan PAMSIMAS dapat tercapai. Penelitian ini dilakukan menggunakan perangkat yang dikembangkan dari kerangka ketahanan iklim milik BAPPENAS untuk program penyediaan air minum. Penelitian bertujuan untuk menganalisis tingkat ketahanan PAMSIMAS terkait ketahanan iklim dan GEDSI, serta untuk mengidentifikasi peluang peningkatan ketahanan PAMSIMAS, khususnya di Kota Dumai yang termasuk ke dalam salah satu daerah prioritas bencana iklim menurut BAPPENAS. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa PAMSIMAS di Dumai memiliki kinerja yang bervariasi dalam menghadapi tantangan iklim. Meskipun mampu menilai risiko dengan baik, masih terdapat ketidakselarasan dengan inisiatif iklim dan bencana serta keterbatasan dalam akses terhadap teknologi dan SDM yang ahli terkait iklim. Selain itu, peran perempuan dalam PAMSIMAS masih terbatas hanya dalam tugas terkait administrasi, dan tidak diikutsertakan dalam rapat pengambilan keputusan. Oleh karena itu, diperlukan langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan PAMSIMAS dan Kota Dumai terhadap perubahan iklim dan pengarusutamaan GEDSI, meliputi peningkatan koordinasi dengan lembaga terkait, pengembangan kebijakan yang inklusif, peningkatan akses terhadap dana responsif, dan pelibatan aktif kelompok marjinal dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program. Hal ini bisa dimaksimalkan dengan melakukan pemantauan dan evaluasi berbasis ketahanan iklim dan GEDSI menggunakan RWS-MAT.

Indonesia, as an archipelagic nation, heavily relies on surface water and groundwater resources to meet daily needs. However, the increasingly extreme global climate change, such as rising sea levels and shifting rainfall patterns, heightens the risk of climate disasters, threatening water quality and quantity, particularly in rural areas with limited access to clean water. The government, through the Ministry of Public Works and People's Housing (PUPR), initiated the PAMSIMAS program to enhance rural access to drinking water and sanitation. Gender inequality, disabilities, and social inclusion (GEDSI) concerns in PAMSIMAS management highlight the need for active participation of marginalized groups to ensure program sustainability. This research, utilizing tools from BAPPENAS' climate resilience framework for water supply programs, aims to analyze PAMSIMAS resilience concerning climate and GEDSI, identifying opportunities for improvement, especially in Dumai City, a priority area for climate disasters according to BAPPENAS. Findings reveal varied performance of PAMSIMAS in Dumai in facing climate challenges. While capable of risk assessment, there's inconsistency with climate initiatives and limited access to climate-related technology and expertise. Additionally, the role of women in PAMSIMAS is limited to administrative tasks and is not included in decision-making. Therefore, strategic steps are needed to enhance PAMSIMAS and Dumai City's resilience to climate change and mainstreaming of GEDSI, including improved coordination with relevant agencies, development of inclusive policies, increased access to responsive funding, and active involvement of marginalized groups in program implementation. This can be maximized by conducting climate resilience and GEDSI-based monitoring and evaluation using RWS-MAT.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Kamilia Insani.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LIbUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xix, 88 pages : illustration + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-pdf 14-24-44725951 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920545157