Gambaran Gangguan Kognitif pada Penyandang Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Tebet dan Pasar Minggu
Vivien Puspitasari;
Teguh Asaad Suhatno Ranakusuma, supervisor; Silvia Francina Lumempouw, supervisor; Adre Mayza, supervisor; Joedo Prihartono, supervisor
(Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006)
|
Latar belakang. Kognitif merupakan proses sejumlah fungsi kompleks dari berbagai sirkuit di otak. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan salah satu faldor risiko gangguan kognitif melalui mekanisme vaskuler dan non-vaskuler. Berbagai studi menunjukkan hubungan antara diabetes dengan risiko terjadinya demensia. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran fungsi kognitif pada penyandang OM tipe 2 . Metode. Penelitian ini adalah penelitian potong lintang dengan populasi penyandang OM tipe 2 berusia 2: 50 tahun yang berobat di Puskesmas Tebet dan Pasar Minggu Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi. Semua subyek dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan neurologis serta pencatatan kadar gula darah puasa dalam 2 tahun terakhir. Kemudian dilakukan pemeriksaan fungsi kognitif untuk menilai atensi, bahasa, memori, praxis, fungsi eksekutif dan kecepatan psikomotor. Kriteria gangguan kognitif ringan tanpa demensia (CIND) adalah bila ditemukan satu atau lebih skor kognitif di bawah < 1.5 standard deviasi nilai normatif. Data dianalisis menggunakan tes chi- square, Fisher's exact dan Mann Whitney memakai program SPSS versi 11 .5 Hasil. Pada penelitian ini didapatkan 96 pasien OM tipe 2, rentang usia antara 50-75 tahun (rerata 59.5 ± 5.53 tahun), terdiri dari 55 (57.3%) wan ita. Sebanyak 84 (87.5%) subyek memenuhi kriteria CIND. Rana kognitif yang paling terganggu adalah fungsi eksekutif (77.1%). Sebagai hasil tambahan, didapatkan hubungan bermakna antara gangguan fungsi kognitif dengan tingkat pendidikan (p=O.007; OR:6.69; IK.95% 1.48;34.34). Subyek berusia ~ 60 tahun memiliki kecenderungan terjadi gangguan atensi(p=O.023) dan immediate memory (p=0.039). Subyek dengan durasi OM ~ 5 tahun cenderung memiliki gangguan pada immediate memory (p=O.OO2). Subyek dengan kriteria pengendalian GOP buruk berhubungan bermakna dengan gangguan fungsi eksekutif (p=O.006). Subyek dengan riwayat hipertensi memiliki kecenderungan terjadi gangguan atensi (p=0.OO35). Kesimpulan. Gangguan kognitif umum ditemukan pada penyandang OM tipe 2 terutama gangguan fungsi eksekutif. Pasien OM tipe 2 dengan tingkat pendidikan rendah mempunyai kecenderungan memiliki gangguan fungsi kognitif (CINO). Faktor usia lanjut, lama OM, pengendalian GOP dan hipertensi berhubungan dengan gangguan pada rana kognitif spesifik. |
T58483-Vivien Puspitasari.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T58483 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006 |
Program Studi : |
Bahasa : | Ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | x, 54 pages : illustration + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T58483 | 15-24-00633257 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920546540 |