Penelitian ini mengenai neighborhood dan ruang interaksi imajiner. Neighborhood sebagai hubungan psikis antar penghuni yang bermukim dan bertempat tinggal menetap pada lingkungan permukiman yang sama, idealnya selalu berinteraksi khususnya menggunakan ruang-ruang yang dirancang sebagai ruang berkumpul. Penelitian menunjukkan adanya fenomena individualisme di perumahan formal, namun di sisi lain terbentuk ruang-ruang interaksi lain pada ruang-ruang yang tidak diperuntukkan sebagai ruang berkumpul yang seringkali digunakan sebagai tempat berinteraksi oleh kelompok-kelompok kecil neighborhood, di tempat yang sama, sehingga terbentuk citra ruang interaksi, yaitu ruang interaksi imajiner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana neighborhood membentuk ruang interaksi imajiner dengan metode kualitatif menggunakan pendekatan grounded theory. Keseharian dalam melaksanakan tanggung jawab, melakukan aktivitas yang disukai dan berkumpul bersama anggota neighborhood membentuk realisasi rasa, realisasi kehendak, kecocokan, dan pemahaman bersama di dalam neighborhood, sehingga melahirkan hubungan psikis yang ‘enjoyable’, menikmati interaksi yang terjadi hingga seakan-akan berada di dalam ‘sphere’, dan tanpa disadari ‘lupa’ akan fungsi ruang yang sebenarnya. Kebebasan mengkonsumsi waktu dan ruang, kebebasan berekspresi dan beraktivitas bersama menghadirkan ‘free’ pada ruang. Maka “free-spheretopia” sebagai kontinuitas kebebasan dalam hubungan yang enjoyable, sebagai perantara antara ruang nyata dengan ruang yang dibayangkan, bersifat mental dan absolut, melatarbelakangi terbentuknya ruang interaksi imajiner. This research is about neighborhood and imaginary interaction space. Neighborhood as a psychological relationship between residents who live and reside in the same residential environment, ideally always interact, especially using spaces designed as gathering spaces. Research shows that there is a phenomenon of individualism in formal housing, but on the other hand, other interaction spaces are formed in spaces that are not designated as gathering spaces which are often used as places of interaction by small groups of neighborhoods, in the same place, so that an image of interaction space is formed, namely imaginary interaction space. This research aims to find out how neighborhoods form imaginary interaction spaces with a qualitative method using a grounded theory approach. Everyday life in carrying out responsibilities, doing preferred activities and gathering with neighborhood members forms a realization of feelings, realization of will, compatibility, and mutual understanding in the neighborhood, giving birth to an 'enjoyable' psychological relationship, enjoying the interactions that occur until it seems to be in the 'sphere', and unwittingly 'forgetting' the actual function of space. The freedom to consume time and space, the freedom of expression and joint activities bring 'free' to the space. Thus, "free-spheretopia" as a continuity of freedom in enjoyable relationships, as an intermediary between real space and imagined space, mental and absolute, underlies the formation of imaginary interaction spaces. |