Sebanyak 4,8% penduduk Indonesia telah melebihi batas konsumsi gula yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 tahun 2013. Selain itu, proporsi konsumsi minuman berpemanis ≥ 1 kali/hari di Indonesia meningkat sebesar 8,17% pada tahun 2018. Banten merupakan salah satu provinsi dengan proporsi konsumsi minuman berpemanis yang tinggi (61,46%), lebih besar dari proporsi konsumsi minuman berpemanis di Indonesia. Salah satu penyumbang proporsi terbesar merupakan Tangerang. Konsumsi minuman berpemanis merupakan salah satu faktor utama yang mendorong obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, uang saku, teman, dan akses dengan perilaku konsumsi MBDK pada siswa-siswi SMAN 28 Kabupaten Tangerang pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data penelitian dikumpulkan melalui pengisian self-administered questionnaire oleh 172 siswa aktif SMAN 28 Kabupaten Tangerang. Data dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian telah menunjukkan sebanyak 88 (50,6%) responden mengonsumsi MBDK yang tinggi. Penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan signifikan secara statistik antara jenis kelamin (p= 0,046; OR= 2,16; 95% CI 1,07 - 4,36) dan uang saku (P= 0,004; OR=2,62; 95% CI 1,40-4,89) dengan Konsumsi MBDK, sehingga saran yang dapat diberikan peneliti yaitu membatasi penjualan dan iklan MBDK dan menyediakan air siap minum di sekolah. Approximately 4.8% of the Indonesian population has exceeded the sugar consumption limit set by the Minister of Health Regulation No. 30 of 2013. Furthermore, the proportion of daily sweetened beverage consumption in Indonesia increased by 8.17% in 2018. The province of Banten is notable for having a high proportion of sweetened beverage consumption (61.46%), exceeding the national average, with Tangerang being a significant contributor. The consumption of sweetened beverages is a primary factor contributing to obesity. This study aims to investigate the knowledge, attitudes, pocket money, peer influence, and access related to the behavior of sweetened beverage consumption (MBDK) among students of SMAN 28 in Tangerang Regency in 2024. A cross-sectional study design was employed, with data collected via a self-administered questionnaire completed by 172 active students of SMAN 28 Tangerang Regency. Data analysis was conducted using the chi-square test to examine the relationships between the independent variables and the dependent variable. The findings revealed that 88 respondents (50.6%) exhibited high consumption of MBDK. Additionally, the study identified statistically significant relationships between gender (p= 0.046; OR= 2.16; 95% CI 1.07 - 4.36) and pocket money (p= 0.004; OR= 2.62; 95% CI 1.40 - 4.89) with MBDK consumption. Based on these findings, it is recommended to implement restrictions on the sale and advertisement of MBDK and to provide readily available drinking water in schools. |