Southeast Asia has benefited greatly from exports, which have become a vital engine of economic growth in both developed and developing countries. Significant reforms in infrastructure development and especially digital technology have greatly reduced transaction costs and enhanced economic efficiency, thereby boosting exports. However, ASEAN's adoption of basic digitization is still unevenly adopted, which also poses particular difficulties for MSMEs in underdeveloped nations hoping to grow internationally compared to the large enterprises. Therefore, understanding the interplay between technical measures and export outcomes in ASEAN is essential for fostering economic growth and enhancing global competitiveness. In ASEAN's dynamic economic landscape, this study examines how key technological metrics—like website ownership, foreign technology adoption, international certification, and R&D investment—impact firm performance in exports and innovation. These metrics are essential inputs that enhance firms' global competitiveness and adaptability to market demands. By analyzing these factors, the study sheds light on how technological advancements drive export success and innovation in the region. The analysis employs Ordinary Least Squares (OLS) and pooled OLS methods over the period from 2009 to 2023, integrating year and country to assess their distinct impacts on the export dynamics. The findings emphasize how technology is used differently in each of the ASEAN countries and how this usage affects business outcomes in different ways, highlighting the need for equitable digital frameworks and customized policy approaches for every country. Asia Tenggara telah mendapatkan banyak manfaat dari ekspor, yang telah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang penting baik di negara maju maupun negara berkembang. Reformasi yang signifikan dalam pembangunan infrastruktur dan terutama teknologi digital telah sangat mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi ekonomi, sehingga meningkatkan ekspor. Namun, adopsi digitalisasi dasar di ASEAN masih belum merata, yang juga menimbulkan kesulitan khusus bagi UMKM di negara-negara terbelakang yang berharap untuk tumbuh secara internasional dibandingkan dengan perusahaan besar. Dalam lanskap ekonomi ASEAN yang dinamis, studi ini mengkaji bagaimana metrik teknologi utama—seperti kepemilikan situs web, adopsi teknologi asing, sertifikasi internasional, dan investasi penelitian dan pengembangan—berdampak pada kinerja perusahaan dalam ekspor dan inovasi. Metrik ini merupakan masukan penting yang meningkatkan daya saing global perusahaan dan kemampuan beradaptasi terhadap permintaan pasar. Analisis ini menggunakan metode Ordinary Least Squares (OLS) dan metode pooled OLS selama periode 2009 hingga 2023, dengan mengintegrasikan tahun dan negara untuk menilai dampaknya yang berbeda terhadap dinamika ekspor. Temuan ini menekankan bagaimana teknologi digunakan secara berbeda di setiap negara ASEAN dan bagaimana penggunaan ini memengaruhi hasil bisnis dengan cara yang berbeda, menyoroti perlunya kerangka kerja digital yang adil dan pendekatan kebijakan yang disesuaikan untuk setiap negara. |