Tradisi membatik di Kabupaten Kendal pernah mengalami keterpurukan, namun dewasa kini tradisi tersebut dimunculkan kembali dan mengalami perubahan. Sebagai wujud budaya yang mengandung nilai dan gagasan tertentu, batik telah mengalami perkembangan, baik dari segi teknik, proses pembuatan, corak atau motif, serta fungsi sebagai dampak dari perjalanan zaman dan sentuhan budaya lain. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perubahan dari motif batik yang ada di Kabupaten Kendal berdasarkan karakteristik wilayah pembatikannya, serta keterkaitan dari teknologi dan pelaku yang dalam penelitian ini dipandang sebagai mode produksi terhadap perubahan dari motif batik tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan ideografis, yang dieksplorasi dengan melalui dua kasus, yakni Batik Linggo yang mewakili wilayah batik dataran tinggi dan Batik Widji yang mewakili wilayah batik dataran rendah. Metode pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan motif batik di Kabupaten Kendal meliputi unsur-unsur yang baru dimunculkan yang merepresentasikan wilayah pembatikan, perluasan pemaknaan, dan perluasan perspektif wilayah pembatikan yang kini didasarkan pada letak geografis. Pada awal kemunculan, motif hanya berupa unsur alam seperti flora dan fauna yang seragam, namun dewasa kini dimunculkannya unsur seperti motif cerita sejarah, pola aktivitas penduduk, hingga motif peninggalan sejarah, dan flora fauna khas. Munculnya unsur-unsur baru tersebut juga didasarkan dari pengrajin batik yang ingin menonjolkan karakteristik wilayah serta keunikan lain yang ditemukan di sekitar wilayah pembatikan mereka, yakni dataran rendah dan dataran tinggi. Perubahan dari motif batik di Kabupaten Kendal tersebut diiringi oleh perubahan dari mode produksi batiknya, di mana keduanya menunjukkan hubungan yang timbal balik. Antara perubahan motif batik dengan perubahan mode produksi tersebut diikat oleh aspek yang sama, yakni aspek pelaku pembatikan. The batik tradition in Kendal Regency was on the verge of losing its identity. However, it has now been revived and is undergoing incredible changes. As a form of culture that embodies certain values and ideas, batik has evolved in terms of technique, manufacturing process, patterns or motifs,, as well as function as a result of the passage of time and the touch of other cultures. This research was conducted to analyze changes in batik motifs in Kendal Regency based on the characteristics of the batik making area, as well as the relationship between technology and actors which in this research are seen as modes of production on changes in batik motifs This research is qualitative research with a ideographic approach, the research explored two cases, namely Batik Linggo, which represents the highland batik area, and Batik Widji, which represents the lowland batik area. The research findings reveal that changes in batik motifs in Kendal Regency include newly emerged elements that represent batik-making areas, expanding meanings, and perspectives on batik-making areas based on geographical location. In the beginning, motifs only consisted of natural elements such as uniform flora and fauna. But now, elements such as historical story motifs, population activity patterns, historical heritage motifs, and typical flora and fauna have emerged. These elements highlight regional characteristics and the uniqueness found around their batik-making areas, namely the lowlands and highlands. The changes in batik motifs in Kendal Regency are accompanied by changes in the batik production mode. Changes in batik motifs and mode of productions are both tied to the batik maker. |