Kritik atas Fast Fashion melalui Perspektif Feminis Sosialis Alison Jaggar = Criticism of Fast Fashion through the Socialist Feminism Perspective Alison Jaggar
Btari Cinta Humaira Cholil;
Meutia Irina Mukhlis, supervisor; Siti Rohmah, examiner; Ikhaputri Widiantini, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024)
|
Dalam ruang sosial dan kultural patriarki, perempuan mengalami situasi teralienasi dari dirinya sendiri. Sistem kapitalisme-patriarki dalam bisnis fast fashion semakin membuat perempuan (sebagai buruh) terbelenggu dalam situasi teralienasi sebab adanya ketidakadilan dalam sistem tersebut. Dengan menggunakan kritik feminis sebagai metodenya, artikel akan berupaya membedah ketidakadilan yang dialami oleh buruh perempuan sekaligus menggunakan teori alienasi dan etika feminis yang digagas oleh seorang feminis sosialis, Alison Jaggar. Mengacu pada hal itu, penulis meyakini bahwa pengaplikasian etika setara gender pada industri mode merupakan cara yang realistis untuk perlahan melepaskan belenggu dan memakmurkan para buruh perempuan dari situasi tersebut. Langkah tersebut ditujukan kepada pihak ketiga—para perempuan—yang memiliki kapasitas yang cukup untuk membantu buruh perempuan dan tanggung jawab juga ditujukan kepada industri mode secara keseluruhan. Ketika ethical fashion sudah terealisasi sebagai wadah baru bagi buruh perempuan dalam melanjutkan pekerjaannya, pemboikotan terhadap bisnis fast fashion dapat dilakukan tepat setelahnya. Berdasarkan itu, pada akhirnya selalu ada cara yang etis untuk menjalankan sebuah bisnis dalam industri mode meskipun keuntungan tidak bisa didapat secara instan. In the social and cultural spaces of patriarchy, women experience a situation of alienation from themselves. The capitalism-patriarchy system in the fast fashion business is increasingly trapping women (as workers) into alienated situations due to the injustices in the system. Using feminist criticism as its method, the article will attempt to expose the injustice experienced by female workers while using the theory of alienation and feminist ethics advocated by a socialist feminist, Alison Jaggar. Referring to that, the author believes that the application of gender-equal ethics to the fashion industry is a realistic way to slowly unleash the bonds and emancipate women workers from the situation. The move is aimed at third parties—women—who have sufficient capacity to help women workers and responsibility is also directed to the fashion industry as a whole. When ethical fashion is realized as a new container for female workers to continue their work, a boycott of the fast fashion business can take place right afterwards. Based on that, in the end, there's always an ethical way to run a business in the fashion industry even though profits can't be obtained instantly. |
MK-Btari Cinta Humaira Cholil.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | MK-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | 32 pages |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
MK-pdf | 11-24-98567610 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920549233 |