Hubungan Eosinofil dengan Arus Puncak Ekspirasi Pada Asma Bronkial
Iris Rengganis;
Karnen Garna Baratawidjaja, supervisor; Samsuridjal Djauzi, supervisor
(Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994)
|
Pada pengobatan asma bronkial diperlukan penilaian derajat berat asma. Hal tersebutbiasanya dilakukan dengan mengukur hiperreakfrfitas bronkus. Tetapi oleh karena sarana tersebut di rumah sakit tipe C belum tersedia, maka salah satu cara yang digunakan adalah menghitung jumlah eosinofil total darah tepi. Hal ini dilakukan atas dasar adanya hubungan antara eosinofil dan hiperreaktifitas bronkus. Arus Puncak Ekspirasi berhubungan dengan derajat berat asma. Oleh karena itu diteliti apakah eosinofil total darah tepi berhubungan dengan Arus Puncak Ekspirasi. Sebagai langkah pendahuluandilakukan penelitian pada 60 penderita asma bronkial untuk melihat apakah eosinofil total darah tepi dapat menjadi tolok ukur derajat berat asma. Penelitian ini bersifat cross-sectional, dilakukan pada 30 penderita asma daiam seranganyang datang ke Instalasi Gawat Darurat Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit dr.Cipto Mangunkusumo dan 30 penderita asma yang tidak dalam serangan yang berobatjalan ke Poliklinik Alergi-lmunologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, untuk melihat hubungan antara eosinofil total darah tepi dan ArusPuncak Ekspirasi. Pada kelompok penderita asma tidak dalam serangan dilakukanpengamatan selama empat minggu dan pada kelompok penderita asma dalam seranganhanya dilakukan satu kali pemeriksaan mengingat tingginya angka drop-out. Setiappenderita diperiksa eosinofil total darah tepi dan Arus Puncak Ekspirasi. Jumlah eosinofil pada penderita asma dalam serangan berkisar antara 290-382/pl(335,67+127,31) dan pada penderita asma tidak dalam serangan antara 162-182/pl(172,65+27,79). Nilai Arus Puncak Ekspirasi pada penderita asma dalam seranganberkisar antara 22-32% (27,35±13,18) dan pada penderita asma tidak dalam seranganantara 68-71% (69,73±4,52). Terdapat hubungan terbalik antara eosinofil total darah tepi dengan Arus Puncak Ekspirasi, tetapi korelasinya lemah (r=-0,53 , R2=0,28 dan p<0,001). Oleh karena itu diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meyakinkan hubungan eosinofil total darah tepi dengan Arus Puncak Ekspirasi pada asma bronkial dengan sampel yang lebih besar dan diikuti secara longitudinal. |
![]()
|
No. Panggil : | T-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994 |
Program Studi : |
Bahasa : | Ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | vii, 28 pages |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-pdf | 15-24-07259570 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920549807 |