Artikel ini membahas mengenai pandangan majalah Star Weekly mengenai kebijakan Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Metode penulisan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Metode lain yang digunakan adalah analisa isi untuk menganalisis artikel berita dari Star Weekly dalam artikel ini. Dalam melakukan tahap heuristik, sumber penulisan didapat dari arsip majalah Star Weekly yang tersedia serta berbagai buku dan artikel jurnal sebagai sumber sekunder. Majalah Star Weekly merupakan salah satu majalah paling terkemuka di kalangan Tionghoa Peranakan. Diterbitkan secara mingguan oleh Keng Po, Star Weekly diedarkan secara luas di Jakarta dengan P. K. Ojong sebagai pemimpin redaksi terakhir. Majalah Star Weekly membahas topik yang luas termasuk analisis politik, berita internasional, isu sosial, sampai tips terkait aktivitas sehari-hari. Memasuki tahun 1961, seiring dengan dijalankannya kebijakan pembangunan nasional secara besar-besaran oleh pemerintah era Demokrasi Terpimpin, Star Weekly melakukan peliputan rutin terhadap kebijakan tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Star Weekly membawakan pemberitaan mengenai pembangunan nasional ini dengan sikap yang mendukung, khususnya mengenai pembangunan kota Jakarta dan usaha sensus penduduk. Pandangan Star Weekly yang penuh mendukung program pembangunan nasional ini merupakan bagian dari perubahan Star Weekly untuk bertahan. Usaha bertahan ini membuat Star Weekly lebih mengedepankan tulisan-tulisan yang bersifat informatif dan mendidik, termasuk dalam cara mereka menyajikan liputan perkembangan pembangunan nasional. Walau sudah mengganti strategi penyajian isi, Star Weekly tetap dibredel tahun 1961. This article discusses about Star Weekly’s perspective regarding Indonesia’s Eight-year National Development Plan. This research applies the historical method which consists of heuristics, verification, interpretation and historiography. The content analysis method to analyse various news article from Star Weekly in this article. For the heuristics phase, primary sources were obtained from Star Weekly’s archive along with various books, articles as secondary sources. Star Weekly magazine was one of the leading magazine among the Chinese-Indonesian community. Published weekly by Keng Po, Star Weekly was distributed widely in Jakarta with P.K. Ojong as the last editor in chief. Star Weekly covered various topics including political analysis, international news coverage, and daily lifestyle tips. Entering 1961, the year of guided democracy era of Indonesia, the government enacted a full-scale national development plan. Star Weekly covered the topic regularly in a span of one year. Star Weekly presented reports about the national development in a supporting manner, particularly concerned on Jakarta’s development and population census efforts. Star Weekly’s support on the national development was one of the shift initiated by P.K. Ojong to survive the press oppression of the guided democracy era. This survival method caused Star Weekly to feature more informative and educational articles, also apparent in their writings about the national development plan. Star Weekly’s effort by changing their presentation strategy and obeying the press policy ended in vain as they got banned in 1961. |