Pengaruh Penghangatan dengan Menggunakan Salin Hangat terhadap Viabilitas Usus Pascastrangulasi
Riki Kartadinata;
Aryono D. Pusponegoro, supervisor
(Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007)
|
Pendahuluan: Obstruksi strangulasi merupakan kedaruratan di bidang bedah digestif yang ditangani dengan pembebasan obstruksi, diharapkan setelah desobstruksi akan terjaat reperfusi yang akan mengembalikan viabilitas usus. Penilaian viabilitas usus dilakukan dengan mempertimbangkan tampilan Idinis serosa, peristalsis dan pulsasi arteri, dan sama sekali tidak mempertimbangkan lapisan lainnya yang sangat rentan terhadap iskemi-nekrosis. Penelitian terdahulu pada kambing oleh Silaban VUR, Pusponegoro AD, Diah R telah membuktikan bahwa iskemi nekrosis teljadi pada semua lapisan, setelah masa iskemik terlampaui. I Penanganan nekrosis iskemik pascastrangulasi adalah reseksi. Masalah muncul bila viabilitas u~s diragukan, resiko melakukan reseksi usus yang tidak perlu dan ditambah resiko melakukan anastomosis atau pembuatan stoma yang potensial meningkatkan morbiditas. Pada kondisi ini dilakukan penghangatan dengan menggunakan salin bersuhu 39°C dan 45°C, yang bertujuan membantu proses reperfusi agar dapat beJjalan lebih cepat, hal ini diikuti dengan penilaian bila usus menjadi merah muda, peristalsis teljadi dan teraba pulsasi dianggap vital dan tidak perlu dilakukan reseksi. Penelitian ini ingin membuktikan pengaruh penghangatan dengan salin hangat terhadap viabilitas usus pascastrangulasi menurut fungsi waktu, lapisan usus mikroskopik dan perlakuan suhu yang berbeda. Hasil penelitian diharapkan akan menjadi data dasar untuk penelitian berikutnya dan alat untuk melakukan evaluasi tindakan terhadap usus pascastrangulasi. Metoda : Penelitian bersifat eksperimental untuk menilai viabilitas usus halus kambing pascastrangulasi dan dilakukan penghangatan dengan saline. Dilakukan penjepitan selama 30 menit dan 60 menit, penjepitan dilepaskan dan dilakukan penyiraman dengan salin hangat bersuhu 39°C dan 45 0c. Dilakukan reseksi usus yang strangulasi dan disiapkan sebagai sampel untuk pemeriksaan mikroskopik, dengan fiksasi formalin. Kontrol diambil dari usus yang sehat sebelum dilakukan perlakuan. Penilaian histopatologi mukosa, submukosa, muskularis dan serosa pascastrangulasi diperiksa oleh konsultan patologi. Analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS for windows versi 13 dengan Spearman's rho. Dinyatakan bermakna bilap <0,05. Hasil : Penghangatan dengan menggunakan saline hangat tidak memberikan basil bermakna bagi viabilitas usus pascastrangulasi. |
T59024-Riki Kartadinata.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T59024 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007 |
Program Studi : |
Bahasa : | Ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | 28 pages : illustration ; 28 cm |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T59024 | 15-24-20314276 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920551499 |