Minoritas muslim seringkali menunjukkan perilaku yang ambigu. Satu sisi mereka mendambakan pengakuan dan perlakukan yang tidak diskriminatif dari kalangan mayoritas-non Muslim, namun di sisi lain ada “keengganan” untuk berbaur dengan kelompok mayoritas. Tulisan ini menguraikan dua tipe minoritas Muslim di Miami, Florida, Amerika Serikat, Muslim imigran dan Muslim kelahiran Amerika, serta menjelaskan berbagai faktor keengganan mereka dalam berbaur dengan mayoritas non Muslim. Di antara faktor keengganan tersebut adalah kesulitan mereka mencari rujukan ajaran Islam yang melegitimitasi “etika proaktif ” minoritas terhadap mayoritas, segmentasi etnis, kebangsaan dan paham keagamaan minoritas Muslim, serta beban psikis mereka yang merasa belum sepenuhnya menjadi warga negara Amerika Serikat. Dibandingkan kaum Muslim imigran yang sebagian besar berasal dari Timur Tengah dan Pakistan, kaum Muslim keturunan Afrika yang lahir di Amerika cenderung lebih terbuka dan aktif berbaur dengan kelompok mayoritas non-Muslim. Sikap ini ternyata berkorelasi positif dengan perlakukan yang mereka peroleh pasca tragedy 9/11. Kelompok pertama merasa selalu menjadi target operasi anti teror pemerintah Amerika, sedangkan kelompok kedua justru menekankan bahwa mereka adalah korban dari terorisme tersebut. |