Sering dikatakan bahwa spiritualitas adalah api dari ajaran agama, di mana spiritualitas dianggap sebagai jalan sekaligus tujuan kehidupan keagamaan. Artikel ini mengkaji naskah tunggal berjudul Serat Darma¬sonya (yang selanjutnya disingkat SD) yaitu sebuah pustaka yang menjelaskan pengetahuan tentang ilmu syariat dan tarekat. Pustaka ini mengajukan tafsir-tafsir kritis terhadap aktivitas berbagai tradisi, khususnya di Jawa. Dalam kajian ini penulis menitikberatkan pada dua hal, yaitu: 1) logika spiritual dalam teks SD, dan 2) model resistensi keagamaan terhadap unsur tradisi. Bentuk kajian ini adalah penelitian kualitatif yang berkonsentrasi pada analisis teks. Pembacaan terhadap teks dilakukan dengan dua cara: heuristik dan hermeuneutik. Pada masa Majapahit akhir telah muncul lontar Darmasunya yang kemudian menjadi kitab panduan penganut ajaran Siwa-Buddha. Belakangan, pada sekitar awal abad 20 (muncul kitab lain yang bernuansa Islami dengan judul sama. Teks Darmasonya memaparkan petuah tentang sikap hidup seorang Muslim berdasarkan Al Quran, Hadits, dan kitab-kitab spiritual keagamaan terdahulu. Teks Darmasonya juga menyuguhkan beragam kritik mengenai sikap hidup, yakni sederetan pola abstrak, disiplin, hukum-hukum atau aturan yang berasal dari penguasa tertinggi jagad raya. Ajaran dalam teks tersebut merupakan sesuatu yang abstrak namun dipandang berharga oleh pengarang atau kelompok tertentu serta dijadikan acuan moralitas dalam menjalani arah kehidupan di Jawa. |