Deskripsi Lengkap

Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text (rdacontent)
Tipe Media : computer (rdamedia)
Tipe Carrier : online resource (rdacarrier)
Deskripsi Fisik : xii, 38 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
 
  •  Ketersediaan
  •  File Digital: 1
  •  Ulasan
  •  Sampul
  •  Abstrak
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-pdf 14-25-71616377 TERSEDIA
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 9999920560171
 Abstrak
Dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia, maka kebutuhan akan energi juga akan meningkat. Energi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari biasanya berkaitan dengan bahan bakar fosil. Jika keadaan ini dibiarkan terus, akan berdampak pada keberadaan BBM. Diperlukan bahan bakar alternatif untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1. 12/2015 Mendorong penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif. Kebijakan ini dapat mengatur penggunaan bahan bakar nabati (bioethanol dan biodiesel) di Indonesia. Pada tahun 2020, telah ditetapkan bahwa penggunaan biodiesel 30% (B30) menjadi tugas konsumsi energi di semua sektor tanah air. Namun penggunaan biodiesel masih memiliki kendala dalam ketahanannya terhadap degradasi oksidatif selama penyimpanan. Ikatan rangkap dalam molekul biodiesel sangat bereaksi dengan oksigen, terutama bila kontak dengan udara. Karena penyimpanan jangka panjang ini akan menyebabkan penurunan performa bahan bakar, sehingga mempengaruhi kualitas biodiesel itu sendiri. Penelitian dilakukan selama 12 minggu dalam kondisi penyimpanan di tangki stainless steel dan tangki penyimpanan bahan bakar umum. Perubahan kondisi penyimpanan adalah: (1) penyimpanan dalam ruangan pada RH sedang dan suhu sedang dengan tangki dimasukan kedalam showcase yang tidak dihidupkan dan diberi absorbent secara berkala, (2) penyimpanan dalam ruangan pada RH rendah dan suhu tinggi dengan tangki dimasukan kedalam lemari kayu yang tertutup dan diberi heater dan absorbent secara berkala, (3) penyimpanan dalam ruangan pada RH tinggi dan suhu rendah dengan tangki dimasukan kedalam showcase yang dihidupkan dengan menggunakan termostat dan diberi humidifier. Parameter kunci yang diamati adalah bilangan asam (TAN), viskositas kinematik, stabilitas oksidasi metode Rancimat, densitas, FTIR, kadar air dan kelembaban. Kemudian dilakukan pengujian dengan metode FTIR pada sampel bahan bakar di penyimpanan dengan RH tinggi dan temperatur rendah dan dibandingkan dengan hasil FTIR RH tinggi dan temperatur tinggi di tahun lalu untuk mengidentifikasi senyawa-senyawa asam yang menyebabkan pertumbuhan deposit lebih tinggi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah senyawa pendukung pertumbuhan sedimen mengalami peningkatan selama kurun waktu 3 bulan. Pada kondisi RH Tinggi dan temperatur tingi di awal bulan dan pada bulan ketiga terdapat delta peak di daerah gugus fungsi senyawa asam karboksilat dan asam aldehid sebesar berturut-turut 0,32% dan 0,09%. Sedangkan untuk kondisi RH Tinggi dan temperatur tingi di awal bulan dan di bulan ketiga terdapat delta peak di daerah gugus fungsi senyawa asam karboksilat dan asam aldehid sebesar berturut-turut 17,24% dan 6,27%. Dari data tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa bahwa pada temperatur yang lebih tinggi, senyawa asam karboksilat dan asam aldehid yang merupakan senyawa pembentuk deposit ditemukan lebih sedikit dan proses pembentukan mikroorganisme sebagai pembentuk produk polimer yang dapat mendorong pertumbuhan senyawa asam karboksilat dan asam aldehid menjadi terhambat. ......With the increase in the world's population, the need for energy will also increase. The energy used in everyday life is usually related to fossil fuels. If this situation is allowed to continue, it will have an impact on the existence of BBM. Alternative fuels are needed to overcome this problem. The government issued the Minister of Energy and Mineral Resources Regulation No. 1. 12/2015 Encouraging the use of biodiesel as an alternative fuel. This policy can regulate the use of biofuels (bioethanol and biodiesel) in Indonesia. In 2020, it has been determined that the use of 30% biodiesel (B30) is the task of energy consumption in all sectors of the country. However, the use of biodiesel still has problems in its resistance to oxidative degradation during storage. The double bonds in the biodiesel molecule react strongly with oxygen, especially when in contact with air. Because this long-term storage will cause a decrease in fuel performance, thus affecting the quality of the biodiesel itself. The study was conducted for 12 weeks under storage conditions in stainless steel tanks and general fuel storage tanks. Changes in storage conditions are: (1) indoor storage at medium RH and medium temperature with the tank inserted into the showcase that is not turned on and periodically given absorbent, (2) indoor storage at low RH and high temperature with the tank inserted into a wooden cabinet that closed and given heater and absorbent periodically, (3) indoor storage at high RH and low temperature with the tank inserted into the showcase which is turned on by using a thermostat and given a humidifier. The key parameters observed were acid number (TAN), kinematic viscosity, oxidation stability of the Rancimat method, density, FTIR, moisture content and humidity. Then, a test using the FTIR method was carried out on samples of fuel stored at high RH and low temperatures and compared with the results of FTIR at high RH and high temperatures last year to identify acidic compounds that cause higher deposit growth. The results obtained indicate that the number of compounds supporting sediment growth has increased over a period of 3 months. In conditions of High RH and high temperature at the beginning of the month and in the third month there is a delta peak in the functional group area of carboxylic acid and aldehyde compounds of 0.32% and 0.09%, respectively. Meanwhile, for conditions of High RH and high temperature at the beginning of the month and in the third month, there is a delta peak in the functional group area of carboxylic acid and aldehyde compounds of 17.24% and 6.27%, respectively. From these data it can be concluded that at higher temperatures, fewer carboxylic acids and aldehydes, which are deposit-forming compounds, were found and the process of forming microorganisms as forming polymer products that could encourage the growth of carboxylic acids and aldehydes was inhibited.