::  Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

 
Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Aliyah Pradono, author
ABSTRAK


Stomatitis aftosa rekuren (SAR), disebabkan oleh multifaktor. Salah satu faktor yang berperan dalam timbulnya SAR adalah defisiensi zat besi. Keadaan defisiensi zat besi dapat diketahui dengan melihat kadar serum iron (SI) penderita. Hasil dari berbagai penelitian dari berbagai negara tentang hal tersebut masih terdapat banyak perbedaan. Sehubungan dengan...
1993
T-Pdf
UI - Tesis (Membership)  Universitas Indonesia Library
cover
Niniarti Z. Djamal, author
Pendahuluan
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) adalah suatu penyakit mulut yang paling sering ditemukan kini amat mengganggu penderitanya karena hilang tirnbul (rekurest) sehingga dapat mengganggu fungsi pengunyahan (1;2). SAR biasanva mengenai jaringan lunak yang tidak berkeratin, bentuknya bulat, dikelilingi "halo" berbatas jelas dan terasa sakit (2,3,4)

Etiologi...
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tabita Febriyanti Tahir, author
Latar Belakang : Youtube menjadi platform Media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia saat ini. Namun, kualitas informasi mengenai kesehatan di Youtube masih diragukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kualitas video berbahasa Indonesia mengenai Stomatitis Aftosa Rekuren yang tersedia di Youtube dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Metode: Melakukan...
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi (Membership)  Universitas Indonesia Library
cover
Catherine Salsabila Azhara, author
Latar belakang: Sariawan atau Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan keluhan ulserasi pada rongga mulut yang paling sering terjadi. SAR dapat terjadi karena beberapa faktor (multifactorial factor). Tujuan: Mengetahui faktor-faktor determinan yang mempengarahui kejadian Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) di Indonesia tahun 2014. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional menggunakan...
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi (Membership)  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Winiati Bachtiar, author
Stomatitis Aftosa Rekuren (S AR) belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun ada dugaan gangguan kekebalan melalui mekanisme infeksi dan mekanisme autoiniun dapat berperan dalam patogenesisnya. Ketidak-seimbangan jumlah dan proporsi pada subpopulasi limfosit, dapat menyebabkan kelainan kekebalan. Beberapa penelitian terhadap SAR dan hubungannya dengan subpopulasi limfosit tersebut telah dilaporkan, namun hasil...
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Winiati Bachtiar, author
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Namun ada dugaan gangguan kekebalan melalui mekanisme infeksi dan mekanisme autoimun dapat berperan dalam patogenesisnya. Ketidak-seimbangan jumlah dan proporsi pada subpopulasi limfosit, dapat menyebabkan kelainan kekebalan. Beberapa penelitian terhadap SAR dan hubungannya dengan subpopulasi limfosit...
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis (Membership)  Universitas Indonesia Library
cover
Ariiq Azmi Rofiqi Sulkhan, author
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan penyakit mulut ditandai dengan ulkus berwarna putih-kekuningan yang umumnya sembuh selama 14 hari. Berbagai bentuk sediaan memiliki waktu kontak terbatas dengan lesi sehingga dapat mengurangi efek terapinya. Aktivitas anti-inflamasi, antiulkus, antioksidan, antibakteri glycyrrhizin (GL) dan ekstrak kayu secang sudah banyak dilaporkan tetapi belum ada yang...
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis (Membership)  Universitas Indonesia Library
cover
Ariiq Azmi Rofiqi Sulkhan, author
Stomatitis Aftosa Rekuren (SAR) merupakan penyakit mulut ditandai dengan ulkus berwarna putih-kekuningan yang umumnya sembuh selama 14 hari. Berbagai bentuk sediaan memiliki waktu kontak terbatas dengan lesi sehingga dapat mengurangi efek terapinya. Aktivitas anti-inflamasi, antiulkus, antioksidan, antibakteri glycyrrhizin (GL) dan ekstrak kayu secang sudah banyak dilaporkan tetapi belum ada yang...
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis (Membership)  Universitas Indonesia Library