UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Pusitioning citra partai di mata konsituen: Sebuah pendekatan brand association terhadap konsitituen PKS di kelurahan Jati Kecamatan Pulogadung Jakarta timur

Angelika Rosma; Harsono Suwardi, supervisor (Universitas Indonesia, 2006)

 Abstrak

Konstelasi perpolitikan Indonesia secara signifikan mengalami perubahan besar pads Era Reformasi 1998. Jatuhnya Era Orde Baru-yang ditandai dengan "turunnya" Soeharto, membawa perubahan-perubahan drastis dalam berbagai bidang, khususnya bidang politik, hukum, dan pers. Dalam bidang politik, kebebasan yang ada dalam era ini telah mengakibatkan eufhoria politik yang terindikasi dani banyaknya partai-partai yang mengikuti Pemilu 1999. Bak cendawan di musim hujan, tercatat ada 48 partai yang mengikuti pemilu pertama di Era Reformasi ini, setelah sebelumnya tercatat Iebih dad 150 partai berdiri di era ini, namun tidak lolos verifikasi KPU untuk mengikuti pemilu.
Dalam Era Reformasi ini, Partai Keadilan (PK) berdiri. Partai yang dimotori oleh para pemuda itu berdiri pada pada tanggal 9 Agustus 1998. Partai ini pertama kali diketuai oleh DR. Ir. Nur Mahmudi Ismail, MSc. PK di deklarasikan di Mesjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. PK adalah partai pertama yang berasaskan Islam. (Sebagai catatan, yang dimaksud dengan Partai Islam pertama adalah PK merupakan partai Islam pertarna yang berdiri di Era Reformasi 1998.)
Dalam perkembangannya, PK kemudian berubah menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). PKS dideklarasikaa 20 April 2003 di Silang Monas, Jakarta. Perubahan ini dikarenakan PK saat itu terkena tuntutan perubahan akibat terhadang ketentuanUU Pernilu tentang ET (Electoral Treshold). Dimana UU ini mensyaratkan peroleh suara sebanyak 2 % untuk dapat mengikuti Pemilu 2004. Saat itu, perolehan suara PK hanya berkisar 1,3% atau 1,4 juta pemilih.
Banyak analisis mengatakan faktor citra positif sebagai pemicu lonjakan kekuasaan tersebut. PKS yang kesohor dengan jargon "Bersih dan Peduli" ini mampu mendobrak tembok faktor ketokohan yang acapkali menjadi pertimbangan utama pilihan politik warga negeri ini. Tak cukup sampai pemilu legislatif itu, PKS juga sukses mengantarkan Presiden-nya (Hidayat Nur Wahid) menjadi Ketua MPR serta memberi kontribusi bagi keberhasilan SBY-JK tampil sebagi RI-1 dan RI-2.
Adanya perubahan PKS dart Par/at Gurem-meminjam istilah pars tahun 1999, menjadi salah satu Partai Pemenang Pemilu 2004 dengan nomor urut 6 (no 6 untuk urutan perolehan suara dan no 7 untuk urutan jumlah kursi DPR) tentulah membawa konsekuensi yang tersendiri. Kepercayaan yang dititipkan Konstituennya adalah sesuatu yang harus dibuktikan PKS dalam perjalanan kinerja politiknya. Secara konkrit, ada Citra "Bersih dan Peduli"' yang sebaiknya PKS jaga untuk tetap mendapatkan kepercayaan konstituennya. Di samping itu citra itu, penelitian ini juga mencoba melihat 2 citra PKS lainnya, yaitu Partai Dakwah dan Profesional. Pertanyaannya adalah; apakah the miror image yang ditampilkan PKS sama dengan the current image yang dirasakan oleh Konstituennya.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pertama, Citra yang ditampilkan oleh PKS (the miror image) sejalan dengan citra PKS yang dirasakan oleh konstituennya (the current image). Kedua, Positioning PKS di mata konstituennya.
Penelitian ini memakai teori Frank Jefkins tentang the miror image (citra yang di tampilkan) dark hubungannya dengan the current image (citra yang di rasakan). Selain teori tersebut, Positioning Citra PKS di Mata Konstituen-nya ini memakai pendekatan teori marketing, brand association, yaitu dengan mengukur asosiasi-asosiasi yang terdapat dalam Citra PKS itu sendiri. Asosiasi-asosiasi tersebut adalah Atribut Produk, Citra Positif Aleg PKS, Aksi-aksi Politik, Kemanusiaan, dan Sosial PKS, Profil Karakteristik Pengurus PKS, "Produk Khusus" PKS yaitu Citra Partai Dakwah, dan terakhir Produk yang Talc Serwujud ; yaitu persepsi nilai kualitas PKS; Profesionalisme. Semua pengukuran ini ada dalam tiga variabel: Citra Bersih dan Peduli, Citra Partai Dakwah dan Citra Partai yang Profesional.
Pendekatan metode pengukuran penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan kuisioner. Wilayah penelitian ini di ambit di Kelurahan Jati, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur. Jumlah keseluruhan kuisioner yang masuk dan data yang di olah berjumlah 100 konstituen. Serdasarkan dart jawaban kuisioner 100 konstitnen tersebut, maka di dapatkan basil 3 cluster berikut dengan profit demografinya, yaitu Kelompok Konstituen Loyal (26 %), Kelompok Konstituen Kritis (KK sebesar 11 %), dan Kelompok Konstituen Maderat (KM sebesar 63 %).
Kesimpulan analisa data yang di dapatkan memperlihatkan adanya penerimaan citra yang masih cukup signifikan, yaitu 89 % (persentase ini di ambil berdasarkan gabungan 2 cluster). Namun, jika di kaji lebih dalam, mayoritas terbesar berada pada KM (63 %), yaitu konstituen moderat yang berarti memiliki nilai median, atau rats-rata. Implikasi praktis atas nilai median tersebut adalah adanya tingkat kepercayaan konstituen yang menurun terhadap citra PKS.

 File Digital: 1

Shelf
 Posisioning citra Full text (T 22401).pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T22401
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 2006
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T22401 15-21-705379957 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 108866
Cover