ABSTRAKSurat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) wajib dibuat
dalam akta notaris atau akta PPAT, meskipun demikian pembuatan akta SKMHT
secara notariil dalam praktek hanya dapat dilaksanakan dengan cara menggunakan
blanko SKMHT. Seorang notaris ketika menggunakan blanko SKMHT tunduk
pada tata cara pengisian blanko SKMHT dan Undang-undang Jabatan Notaris
(UUJN). Penelitian ini dianalisis secara deskriptif analitis dengan menggunakan
pendekatan yuridis normatif. Suatu akta notaris harus memenuhi syarat-syarat
formiil dan materiil untuk dapat dinyatakan sebagai akta notaris yang mempunyai
kekuatan pembuktian sebagai akta otentik. Dari hasil analisa penelitian ini,
ternyata blanko SKMHT tidak sesuai dengan bentuk akta notaris yang ditetapkan
oleh UUJN.
AbstractSKMHT must be made by notary deed or PPAT deed, nevertheless
making SKMHT deed by notary in practice cans only be implemented by way of
using SKMHT Form. If a notary filling a SKMHT Form, he/she must comply the
procedures of filling the SKMHT Form and Notary Law (UUJN). This study
analyzed by descriptive analysis using a juridical normative approach. A deed
must meet the formal and material requirements to be declared as a notary deed
that has the strength of evidence as authentic documents. From the analysis of this
study, the form of SKMHT it is not in accordance with the form of notary deed as
specified by UUJN.