ABSTRAKIndonesia memiliki penduduk yang didominasi umat Islam dan persoalan agama
dalam media menjadi sensitif. Penulisan di media harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak
menyinggung. Sehingga media melakukan agenda setting untuk memilah isu yang
dimunculkan dan tidak dimunculkan dalam medianya. Dari hasil analisis isi yang dilakukan
pada surat kabar di Indonesia pada tahun 1996 ? 2011, diperoleh bahwa isu keagamaan hanya
menjadi wacana alternatif, dan lebih banyak menggunakan perspektif teknologi dibanding
syariah dengan menggeser wilayah spiritual ke wilayah yang lebih rasional. Sehingga aspek
ekonomi dan tema tentang kebijakan hukum dipilih. Isu halal pun belum masuk kedalam
agenda isu global dan terdapat kecenderungan untuk membahasnya secara sambil lalu dengan
mengarahkannya pada tema lain yang sekiranya lebih menarik. Ditambah dengan tenggat
waktu yang mengikat, reporter takut melakukan elaborasi isu keagamaan. Birokrat atau
pemerintah dianggap paling legitimate sebagai narasumber karena berperan sebagai pembuat
kebijakan yang akan berpengaruh kepada kepentingan publik.
AbstractIndonesia is dominated by moslem people. Religious issue could became
sensitive to publicate in media. Media writing have to do carefully and not
offense. That‟s why media have to do setting agenda for choose the issue that is
publicate in his media. From content analysis to Indonesia‟s media since 1996-
2011, concluded that religious issue only be an anlternative and presented by
technologycal perspective than sharia which is take spiritual area to rational area.
Economic aspect and law enforcement is choosen. Halal issue not become global
isuue yet. And there is tendency to ignore it with more interesting theme. With the
tight schedule, reporters are affraid to do ellaboration. Birochracy and
Government have rule as make regulation that mek them more initeresting to
presented to public.