Tahu adalah gumpalan protein kedelai yang diperoleh dari hasil penyarian kedelai yang telah digiling dengan penambahan air. Supaya tidak rugi dan mudah rusak produsen atau penjual tahu memberi formalin sebagai bahan pengawet. Formalin dapat menyebabkan nyeri abdominal, muntah, diare, hipertensl. koma, asidosis metabolik serta gangguan ginjal akut. Juga bersifat kronik seperti karsinogenik, ganggua.n menst.ruasi dan kesuburan wanita. Pada dosis rendah rnenyebabkan sakit penlt akut disertai muntah muntah, timbulnya depresi susunan syaraf. serta kegaga1an peredaran darah. Pada dosis tinggi menyebabkan kejang-kejang, keneing darah, tidak bisa kencing, dan muntab darah, sehingga dapat menyebabkan kematian.
Tujuan penelitian ini adalah diketahutnya dengan menetapkan konsentrasi. Karakteristik risiko (RQ) nonkarsinogenik konsumen dari Pasar 10 Ulu terendah 0,0533 dan tertinggi 4,6198 konswnen yang berisiko sebanyak 4 orang (12,9 %), Pasar Sako Kenten terendah 0,0120 dan tertinggi 1,6264 konsumen yang berisiko sebanyak 3 orang (S,n %), Pasar Lemabang terendah 0,0225 dan tertinggi 1,9278 konswnen yang berisiko sebanyak 13 orang (21,67 %). Sedangkan karakteristik risiko karsinogenik konsumen dari Pasar 10 Ulu terendah 0,0229 dan tertinggi I ,9799 konsumen yang berisiko sebanyak 2 orang (6,45 %), Pasar Sako Kenten terendah 0,0051 dan tertinggi 0,6970, Pasar Lemabang terendah 0,0169 dan tertinggi 0,8262.
Dengan uji I independen (uji mann whitney), diperoleh nilai p < 0,05 (p value 0,004), maka dapet disimpulkan bahwa pada taraf nyala 5 % ada perbedaan yang bermakna konsentra.si formalin antara kelompok tabu sayur dan tahu goreng. Produksi tabu hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan k.onsumen agar seriap hari selalu habis tedual, sehingga tidak perlu menggunakan bahan pengawet Produsen dan atau pedagang hendaknya tidak rnenggunakan formalin pada makanan apapun alasanya karena fonnalin dilarang digunakall pada makanan. Konsentrasi fonnalin dalarn tahu setelah disayur selama lO menit mengalarnj penurunan 25,91 %dan setelah digoreng mengalami penurunan 60,80 %. Produsen dan atau pedagang hendaknya menggunakan bahan pengawet yang tidak berisiko terhadap kesehatan konsumen.