Marketing politik adalah ilmu yang mengaplikasikan teori marketing ke dalarn politik. Aplikasi marketing politik makin dibutuhkan oleh partai politik sejak kembalinya sistem multipartai yang meningkatkan iklim kompetisi pemiiu di Indonesia Salah satu aplikasi marketing politik dapat kita lihat dari pengalaman di pemilu tahun 2004. Pendekatan ini sukses dipakai untuk membangun citra presiden dan memenangkan suara mayoritas penduduk Indonesia. Didorong oleh kesuksesan ini, maka sekarang peneiitian mengenai aplikasi marketing politik dibutuhkan untuk mcnambah wawasan dan pengetahuan kita dalam memahami perilaku pemilih Indonesia.
Marketing politik memandang pemilih sebagai subjek politik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mcnguji perilaku pemilih dan mencari tahu berbagai jalur yang dapat dipcngaruhi untuk mencapai voting pemilih. Pexilaku pemilih sendiri dipengaruhi oleh emosionalitas dan rasionalitasnya. Kedua hal ini tidak bisa dibeda-bedakan, hal ini merupakan proses kompleks otak manusia yang melibatkan koduanya Sesuai dengan pengamatan kita terhadap konsumen dalam pembelian barang kchutuhan sehari-hari, kita dapat melihat bahwa setiap knnsumen mempunyai kecenderungau untuk berpikir rasional ketika membuat keputusan atau cenderung untuk berperilaku kamna merasakan emosionalilasnya. Didalam penclitian ini, kjta akan fokus kepada faktor emosional yang mempengaruhi pemilih 'dan bagaimana emosionalitas dapat mempengaruhi keterlibatan, keterikatan dan keyakinan keputusan pemilih menuju voting partai politik.
Ernosionalitas adalah anteseden, keterlibatan, keterikatan, dan keyakinan keputusan akan menjadi mediasi voting pemilih yang merupakan konsekuensinya. Hasil dari scmua hipotesa yang ditetapkan dalam penelitian ini terbukti signifikan. Emosionalitas yang tcrdiri dari emosionalitas pribadi dan psngaruh preferensi sosial meningkatkan keterlibatan pemilih dalam pengelolaan infonnasi dan aktifitas partai politik. Emosionalitas pemilih meningkatkan keterikatan kognisi pemilih dan keterikatan emosionalnya. Emosional, keterikatan dan keterlibatan pemilih meningkamkan keyakinan keputusan pemilih. Dan akhirnya keterlibatan, keterikatan dan keyakinan keputusan pemilih meningkamkan voting pemilih.
Political marketing is a science applying marketing theory in political activity. Since Indonesian multhaarty election in 1999 and increasing competitiveness of political party toward the election, the application of political marketing considerd to be important. Ajierward, history told us that political marketing successfully applied in 2004 election. This approach succeed in increasing president image and won the majority of voter. In terms of this success, research about marketing politic is essential to improve our understanding and knowledge about Indonesia voter behavior.Political marketing view voter as the subject of the politic. Regards to this perspective, our research aimed to know the voter behavior. Voter behavior itself influenced by voter rationality or emotionality. Both of the voter emotionality and rationality can not be distincted but it is a complex process contain both of them. Inline with our observation in the fast moving consumer goods industry, we could conclude that every consumer have a tendency when they are making a decision. Whether they think rationally or to _/eel emotionalbz. Ajterward we will focus the topic of this thesis in voter emotionality, how emotionality increasing involvement, attachment and decision confidence andjinallv increasing voter voting.Emotionality is the antecedent, involvemene attachment and decision confidence will be the mediator for voting as the consequence. All the hypothesis stated for this thesis positively signyicant. Emotionality increasing voter information involvement and program involvement. Emotionality increasing voter cognitive attachment and emotional attachment. Emotionality, attachment and involvement increasing voter decision confidence. Andfinalbv involvement, attachment and decision confidence increasing voting.