ABSTRAKTesis ini membahas pemaknaan khalayak media berbasis komunitas interpretif;
sebuah konsep yang menekankan pada pemaknaan media secara kolektif serta
pengaruh konteks sosial budaya dalam strategi pemaknaan. Dengan menggunakan
konsep tersebut, penelitian ini mengangkat topik pemaknaan fiksi gay romantis di
antara pembaca perempuan lajang. Penelitian ini adalah studi kualitatif dengan
paradigma konstruktionisme sosial dan menggunakan fokus grup diskusi sebagai
metode pengambilan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fiksi gay romantis menjadi alternatif bacaan
akibat ketidakpuasan terhadap representasi perempuan pada media baca lain. Fiksi
gay romantis juga dimaknai sebagai sarana pelajaran seksualitas, meningkatkan
rasa persaudaraan perempuan, sekaligus menumbuhkan kesadaran sosial terhadap
keberadaan gay sebagai kaum minoritas. Secara akademis, penelitian ini
memberikan alternatif kajian khalayak di luar analisa resepsi. Penelitian ini juga
memperlihatkan bahwa komunitas yang terbentuk secara online tetap dapat
memiliki strategi pemaknaan yang serupa.
ABSTRACTThis thesis discusses the audience process of meaning making based on
interpretive community; a concept that emphasizes on collective interpretation
and the influence of socio-cultural context in interpretive strategy. Using this
concept, the study raises topic on the meaning of gay romance among single
female readers. This is a qualitative study with social constructionism paradigm,
as method of data collection.
Results show that gay romance fiction acts as reading alternative due to
dissatisfaction with representation of women in other reading media. They also
interpret gay romance fiction as means to learn about sexuality, to increase the
sense of sisterhood as well as to raise social awareness of the existence of gays as
a minority. Academically, this study gives an alternative to audience study aside
from reception analysis. It also shows how online community can still use similar
interpretation strategy.