Ikan Lemuru (Sardinella sp) adalah salah satu kelompok ikan yang memiliki kandungan
protein tinggi dan kandungan minyak ikan yang banyak, tersebar luas di perairan Jawa
Timur, terutama di Banyuwangi. Penelitian ini bertujuan untuk pengayaan omega-3
minyak ikan Lemuru melalui reaksi enzimatik, sehingga akan meningkatkan nilai
ekonomi dari minyak ikan lemuru yang selama ini di Muncar (sentra produksi minyak
ikan) dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak dan ikan. Minyak ikan Lemuru
dilakukan pemurnian dengan menggunakan bentonit dan karbon aktif. Minyak ikan
sebelum pemurnian dan sesudah pemurnian ditentukan kualitasnya dengan cara analisa
angka asam lemak bebas, angka asam, angka peroksida dan angka iodnya
menggunakan metode titrimetri, sedangkan pemucatan warna (bleaching) ditentukan
menggunakan nilai absorbansinya menggunakan spektofotometer. Pengayaan omega 3
minyak ikan cara hidrolisis dengan bantuan enzim lipase komersial dilakukan sebanyak
1 gram minyak ikan menggunakan tabung reaksi dan 160 gram menggunakan reaktor 1
L. Reaksi enzimatis dilakukan dengan variasi suhu (45-55), waktu (6-24 jam),
konsentrasi enzim (500, 1000, 1500 dan 2000 unit) dan agitasi (50-150 rpm).
Kandungan asam lemak omega 3 dari minyak ikan yang telah dihidrolisis dengan enzim
lipase ditentukan menggunakan Gas Chromatography (GC). Hasil pemurnian
menggunakan karbon 3% dapat menurunkan angka peroksida sampai nol dan
menurunkan nilai absorbansi yang sebelumnya 0,883 menjadi 0,559 pada λ 440 nm.
Hasil GC menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk reaksi enzimatis adalah waktu
reaksi 24 jam, konsentrasi enzim 1000 unit dan temperatur optimum 50oC. Reaksi
enzimatik menggunakan lipase komersial dapat meningkatkan kadar omega-3 minyak
ikan Lemuru yang sebelum reaksi enzimatis ALA 0,110, EPA 0.089 dan DHA 0.01 %
setelah reaksi enzimatis berturut turut menjadi menjadi 1,059 (12 kali), 1,61 (18 kali
lebih) dan 0.352 % (35 kali lebih). Reaksi enzimtais minyak ikan Lemuru dengan cara
rancangan RSM-Box Behnken mendekati sebenarnya sampai lebih dari 95%, dengan
kondisi optimum rancangan temperature, waktu dan agitasi berturut-turut 45oC, 24 jam
dan 150 rpm.
Lemuru fish (Sardinella sp.) is a group of fish that has a high protein and oil content. Itis widespread in East Java waters, especially in Banyuwangi. The present study wasaimed to enrich the omega-3 lemuru fish oil through enzymatic reactions so that itwould increase the economic value of lemuru fish oil, which has been used as themixture of animal and fish feed in Muncar (fish oil production center). Lemuru fish oilwas refined using bentonite and activated carbon. The quality of fish oil before and afterpurification was determined by analyzing the free fatty acid number, acid value,peroxide value and iodine value using the titrimetric method, while bleaching analysiswas determined by absorbance value using a spectrophotometer. The enrichment ofomega-3 from fish oil by enzymatic hydrolysis using commercial lipase enzymes wascarried out in the amount of 1 gram of fish oil using a test tube and 160 grams using a 1L reactor. Enzymatic reactions were carried out with variations in temperature (45-55°C), time (6-24 hours), concentration enzymes (500, 1000, 1500, and 2000 units),and agitation (50-150 rpm). The omega-3 fatty acid content of fish oil that has beenhydrolyzed with lipase was determined using gas chromatography (GC). The result ofpurification using 3% carbon could reduce the peroxide value to zero and theabsorbance value from 0.883 to 0.559 at λ 440 nm. The GC result showed that theoptimum conditions for the enzymatic reaction were 24 hours, 1000 units of enzymeconcentration, and 50°C. The enzymatic reaction using commercial lipases couldincrease the omega-3 levels of lemuru fish oil. It was found that before enzymatichydrolysis, the concentration of ALA, EPA, and DHA were 0.110%, 0.089%, and0.01%, respectively. After the enzymatic reaction, the level of ALA, EPA, and DHAbecame 1.059% (12 fold), 1.61% (18 fold), and 0.352% (35 fold), respectively. Theenzymatic hydrolysis of lemuru fish oil by using Behnken RSM-Box design approachwas true to more than 95%, with the optimum design conditions of temperature, time,and agitation were 45°C, 24 hours and 150 rpm, respectively.