UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Dinamika kelompok pedagang bunga potong : konflik dan kepentingan: studi tentang bentuk-bentuk pertukaran sosial pada pedagang bunga potong di Cipanas

Dewi Meiyani Zakir; Bhenyamin Hoessein, supervisor; Iwan Gardono Sudjatmiko, supervisor; Gumilar Rusliwa Somantri, examiner; Rochman Achwan, examiner (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998)

 Abstrak

Sisi lain industrialisasi adalah meningkatnya ekonomisasi masyarakat dan tidak terhindarnya proses komoditisasi (apapun jadi komoditi); yang contohnya tampak pada dunia budaya, dengan banyaknya paket bisnis 'wisata budaya''. Secara sosiologis pun terjadi transformasi makna serupa; dari benda yang tadinya sekedar bermakna "kultural," jadi lain setelah diberi pemaknaan ekonomis. Semula dimaknai "mistik" estetis, menjadi nyata karena bernilai atau 'ada harganya.' Bunga juga mengalami proses transformasi serupa. Dalam studi ini, pertautan dan transformasi komoditi bunga didekati dengan cara memahami dinamika kelompok para pelaku atau yang paling berkepentingan di bisnis bunga potong : konsumen, petani, dan pedagang.
Studi ini sebenarnya berasal dari penelitian terhadap berbagai dinamika dan pertautan kepentingan antar kelompok pedagang bunga potong; yang berkembang seiring dengan berkembangnya pariwisata dan -pada gilirannya- membawa bunga masuk ke dalam wilayah ekonomi yang makin sarat kepentingan dan persaingan. Karenanya, konflik maupun akomodasi di tingkat pedagang, bukan hanya tak terhindarkan; bahkan melekat di dalam dinamika kepentingan para pelaku terkait tersebut.
Studi dilakukan secara berseri (tidak teratur) 3 kali antara 1993 - 1998, di daerah Cipanas, Jawa Barat. Data yang didapat dan diolah, berasal dari wawancara mendalam para pedagang, petani, floris, hotel, perusahaan swasta, dan tokoh masyarakat sekitar daerah produksi. Mulanya, ada empat profit pedagang bunga; semua berasal dari daerah Cipanas. Model dan intensitas interaksi keempat kelompok pedagang tadi mengalami masyarakat sekitar daerah produksi. Mulanya, ada empat profit pedagang bunga; semua berasal dari daerah Cipanas. Model dan intensitas interaksi keempat kelompok pedagang tadi mengalami perubahan yang berarti setelah intervensi YBN ke desa. Yakni, interaksi berbagai pelaku usaha bunga potong, melahirkan tiga kelompok utama pedagang (Kelompok Tua, Bebas-Jual, dan YBN). Masalah yang dirasa pedagang serta -dan terutama- petani makin sama, bahwa ketidaksukaan mereka, lebih karena perilaku YBN (dilihat sebagai kepanjangan kekuasaan) yang tak menganggap masyarakat setempat sebagai unsur penting dalam membuat rencana program, padahal semua langkah YBN berpengaruh langsung ke masyarakat setempat. Dalam kasus ini, masuknya YBN merupakan kasus signifikan tentang sulitnya organisasi modem beradaptasi pada sistem sosial desa yang spesifik.
Tiga kelompok utama pedagang tadi punya posisi unik mengingat 'modal' dan kekuatan mereka masing-masing dalam berhubungan dengan pihak lain. Dari dinamika interaksi para pelaku usaha bunga, penelitian ini menghasilkan temuan, bahwa masing-masing kelompok -terutama dalam upaya membangun dan mempertahankan interest dan kekuatan dominasi yang mereka miliki- punya mekanisme khas saat berinteraksi. Dalam upaya memperkokoh dasar interest masing-masing, tiga kelompok pedagang tadi secara variatif, menekankan pentingnya menguasai kaum tani. Malah penguasaan dan dominasi terhadap petani mereka lakukan sistematis, karena kesadaran demi kelangsungan supply maupun kontinuitas produksi.
Kelompok pedagang Tua misalnya, lebih melakukan penguasaan pada upaya menyerang kognitif petani, dengan mereproduksi model hubungan tradisional-feodalistik; dimana petani menjadi tetap melihat dirinya sebagai sub ordinasi mereka. Pedagang baru menguasai petani justru secara langsung dan mendasar, dengan mendominasi tanah dan waktu kerja petani. YBN juga melakukan hal serupa dengan kekuatan uang, dengan cara memberi kredit bagi aneka kepentingan produksi masyarakat.
Dalam hubungan dinamika dan konflik yang terjadi antar pedagang, konsumen jelas menjadi pihak paling diuntungkan; karena supremasi mereka tak pernah disoal atau digugat. Di lain pihak, petani adalah yang paling dirugikan; karena selalu jadi kelompok yang didominasi dan dikuasai demi kelangsungan berbagai kepentingan pedagang.

 File Digital: 1

Shelf
 T10456- Dewi Meiyani Zakir.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

Jenis Koleksi : UI - Tesis Membership
No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Program Studi :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resources
Deskripsi Fisik : ix, 122 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
  • Sampul
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-18-666463193 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 77742
Cover