ABSTRAKPenelitian tentang alienasi (keterasingan) belum begitu banyak dilakukan di Indonesia. Beberapa usaha yang dilakukan oleh para ahli/peneliti masih sebatas memebuat suatu paparan teoritis. Konsep-konsep yang dipaparkan itu pun bermuara pada beberapa pandangan filosofis yang masih bersifat umum dan berkiblat pada literature yang berasal dari negara di belahan Barat. Memang banyak sekali kita temukan literatur-literatur yang membabas mengenai alienasi yang hamir sebagian besar berasal dari negara-negara Asia (di luar Indonesia) dan Amerika. Menurut catatan tidak kurang dari 1800 karya mangenai alienasi telah diterbitkan.
Pada Penelitian ini, penulis bukan bermaksud membuat bagan teoritis, tetapi Iebih sekedar memaparkan kondisi- kondisi empiris tentang alienasi yang dialami oleh para karyawan. Dari hasil analisis terhadap 2 kelompok karyawan, yaitu karyawan yang mempunyai jabatan manajerial dan non manajerial, diperoleh informasi bahwa hanya sebagian kecil saja para karyawan merasakan kondisi teralienasi, balk merasa tidak berdaya (powerlessness), tidak berarti (meaninglessness), merasakan ketiadaan norma (normlessness), terisolasi (isolation) serta memencilkan diri (self-estrangement).
Disamping itu ditemukan pula bahwa antara karyawan yang mempunyai jabatan manajerial dan non manajerial terdapat perbedaan derajad alienasi yang signifikan. Adapun bentuk powerlessness (rasa tidak berdaya) merasakan bentuk alienasi yang paling banyak muncul dan dialami oleh para karyawan dari kedua kelompok tersebut Sedangkan yang sedikit dialami oleh para karyawan adalah perasaan terisolasi.