Aplikasi kencan daring semakin marak digunakan oleh kalangan dewasa muda sebagai media pemenuhan kebutuhan yang beragam. Penelitian mengenai aplikasi kencan terdahulu sudah melihat adanya alasan menggunakan aplikasi kencan untuk memenuhi kebutuhan seksual. Seks berkaitan dengan perasaan, pengalaman, dan hasrat erotis yang berangkat dari diri seseorang (self), dan secara bersamaan juga dipengaruhi serta dibatasi oleh faktor lainnya (Rathus dkk, 2014; Gagnon & Parker, 2013). Dengan studi antropologi seksualitas, saya merangkai penelitian autoetnografi untuk melihat peran aplikasi kencan Bumble dalam proses pembentukan subjektivitas seksual. Hasil penelitian ini mendeskripsikan pembentukan subjektivitas seksual yang terjadi ketika para informan belum mengenal aplikasi kencan dan setelah mereka menggunakan aplikasi kencan Bumble. Melalui penelitian ini, kita dapat melihat posisi Bumble sebagai media sosial dalam mewadahi pengalaman seksual dan pengaruhnya pada masing-masing informan.
The using of online dating app is increasing as the young adults are using it to fulfill their various needs. Previous research on dating apps has seen reasons for using dating apps to fulfill sexual needs. Sex is related to feelings, experiences and erotic desires that originate from one's self, and are simultaneously influenced and limited by other factors (Rathus et al, 2014; Gagnon & Parker, 2013). With anthropological studies of sexuality, I combine autoethnographic research to see the role of the dating application Bumble in the process of forming sexual subjectivities. The results of this research describe the formation of sexy subjectivity that occurred when the informants were not familiar with dating applications and after they used the Bumble dating application. Through this research, we can see Bumble's position as social media in accommodating sexual experiences and its influence on each informant.