Strobilanthes crispus merupStrobilanthes crispusakan tanaman asli Indonesia yang sering disebut sebagai tanaman kejibeling. Kejibeling merupakan perdu yang memiliki berbagai sifat farmakologi menguntungkan, seperti antikanker, antidiabetik, antimikroba, penyembuhan luka, dan aktivitas antiulserogenik. Sifat-sifat ini ada karena kandungan zat aktifnya, salah satunya senyawa asam fenolat. CUAEE dapat dideskripsikan menggunakan model matematis untuk mendapatkan parameter proses. Pada penelitian ini, dilakukan estimasi parameter proses berupa konstanta laju desorpsi ( ), koefisien difusi biner ( ), dan konsentrasi solut awal di dalam partikel (q0). Untuk CUAEE asam fenolat dari Strobilanthes Crispus Model matematis yang digunakan adalah model difusi bola panas yang mempertimbangkan geometri ekstraktor. Namun, mekanisme pelepasan asam fenolat ke dalam pelarut menggunakan pendekatan model desorpsi. Pemodelan dilakukan menggunakan perangkat lunak COMSOL Multiphysics. Kondisi operasi untuk estimasi parameter proses dilakukan pada suhu 30oC, 40oC, 50oC, dan 60oC. Nilai dan yang didapatkan menurun seiring meningkatnya suhu yaitu 2,15x10-4 s-1, 2,05x10-4 s-1, 1,75x10-4 s-1, 4,25x10-4 s-1 untuk masing-masing kondisi operasi 303K, 313K, 323K dan 333K. Sementara itu, nilai yang didapatkan 8,05x10-6 m2/s untuk 303K, 8,15x10-6 m2/s untuk 313K, 8,20x10-6 m2/s untuk 323K, dan 4,15x10-6 m2/s untuk 333K. Dengan nilai AARD (average absolute relative deviation) sebesar masing-masing 9,242%, 5,311%, 7,807%, dan 5,669%, untuk kondisi operasi 303K, 313K, 313K, dan 333K parameter proses yang didapatkan bisa dikatakan akurat.
Strobilanthes crispus is a plant native to Indonesia which is often referred to as the kejibeling plant. Kejibeling is a shrub that has various beneficial pharmacological properties, such as anticancer, antidiabetic, antimicrobial, wound healing, and antiulserogenic activity. These properties exist because of the content of active substances, one of which is phenolic acid compounds. CUAEE can be described using a mathematical model to obtain process parameters. In this study, the estimation of process parameters in the form of desorption rate constant (kd), binary diffusion coefficient (DAB), and initial solute concentration in the particle (q0) were carried out. For CUAEE phenolic acid from Strobilanthes Crispus The mathematical model used is a hot ball diffusion model which considers the geometry of the extractor. However, the mechanism of phenolic acid release into the solvent uses a desorption model approach. The modeling was carried out using COMSOL Multiphysics software. The operating conditions for the estimation of process parameters were carried out at temperatures of 30oC, 40oC, 50oC, and 60oC. The value of k_d and obtained increases with increasing temperature, namely 2,155x10-4 s-1, 2.05x10-4 s-1, 1.75x10-4 s-1, 4,25x10-4 s-1 for each condition. 303K, 313K, 323K and 333K operations. Meanwhile, the DAB values obtained were 8,05x10-6 m2/s for 303K, 8,15x10-6 m2/s for 313K, 8.20x10-6 m2/s for 323K, and 4.15x10-6 m2/s for 333K. With AARD (average absolute relative deviation) values of 9,242%, 5,311%, 7,807%, and 5,669%,respectively for 303K, 313K, 313K, and 333K operating conditions, the process parameters obtained can be said to be accurate.