Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60212 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lili Kristanti
"Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang kolektif. Meskipun banyak bangsa lain, terutama di Asia, juga memiliki sifat kolektif tetapi ciri ini menjadi identik dengan Jepang karena pada jaman Meiji mereka pernah mengkonstitusikan kolektifitas sebagai karakter bangsa.
Kolektifitas yang kuat ini mendominasi sampai ke jiga pribadi individu Jepang. Nilai-nilai yang ada dalam kelompok atau masyarakat terinternalisasi atau diinternalisasikan menjadi nilai-nilai individu. Keseragaman ini juga membuat Jepang dijuluki sebagai bangsa yang homogen. Pada kenyataannya, masyarakat Jepang kurang memberi ruang pada perbedaan karena berpendapat bahwa harmoni tercapai berkat keseragaman.
Dalam novel Kojinteki na Taiken karya Oe Kenzaburo ini, Bird si tokoh utama, mencoba mendobrak tatanan ini dengan membiarkan jiga pribadinya mendominasi jiga kelompok. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori dialogis Bakhtin, yang menyoroti pertentangan-pertentangan batin Bird dan argumentasi-argumentasinya dengan suara-suara lain. Kemudian untuk melihat proses pembentukan jiga Bird, digunakan teori `I and Me' G.H. Mead, yang melihat jiga sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain dan teori Jiga Dorinne Kondo yang mengungkapkan bahwa jiga orang Jepang bersifat cair sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi individu dalam interaksi dengan orang lain dan masyarakat.
Dari analisis yang dilakukan, diketahui bahwa usaha Bird tadi tidak berhasil. Bird tidak dapat mengelak dari kenyataan bahwa dia tidak dapat melepaskan diri dari nilai-nilai kelompok. Meskipun demikian, Bird juga tidak sepenuhnya menyerah pada keadaan. Dia melakukan beberapa kompromi yang dapat menyeimbangkan jiga pribadinya dengan jiga kelompok."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[;

Kanker payudara masih banyak ditemui, tetapi pengobatannya dengan terapi hormon berpotensi untuk mengalami resistensi. Dunia medis saat ini sudah berkembang untuk menganalisis senyawa potensial secara in silico tetapi masih belum banyak penelitian yang dilakukan. Dengan data perolehan GEO2R diperoleh gen yang berbeda bermakna pada sel kanker payudara dan sel normal. Model yang mempengaruhi gen dibuat dengan OSIRIS DataWarrior untuk menemukan senyawa ekstrak. Pada akhirnya ditemukan senyawa golongan quinone, yaitu Lapachol, 2-Methylantraquinone, dan Tectoinol yang berpotensi dijadikan senyawa antikanker.


Breast cancer remains prevalent, but treatments using hormone therapy have the potential to develop resistance. The medical field has advanced to analyze potential compounds in silico, although research in this area is still limited. Using GEO2R data, significant differential genes were identified between breast cancer cells and normal cells. A model affecting these genes was created using OSIRIS DataWarrior to find extract compounds. Ultimately, quinone compounds such as Lapachol, 2-Methylantraquinone, and Tectoinol were identified as potential anticancer agents.

,

Kanker payudara masih banyak ditemui, tetapi pengobatannya dengan terapi hormon berpotensi untuk mengalami resistensi. Dunia medis saat ini sudah berkembang untuk menganalisis senyawa potensial secara in silico tetapi masih belum banyak penelitian yang dilakukan. Dengan data perolehan GEO2R diperoleh gen yang berbeda bermakna pada sel kanker payudara dan sel normal. Model yang mempengaruhi gen dibuat dengan OSIRIS DataWarrior untuk menemukan senyawa ekstrak. Pada akhirnya ditemukan senyawa golongan quinone, yaitu Lapachol, 2-Methylantraquinone, dan Tectoinol yang berpotensi dijadikan senyawa antikanker.


Breast cancer remains prevalent, but treatments using hormone therapy have the potential to develop resistance. The medical field has advanced to analyze potential compounds in silico, although research in this area is still limited. Using GEO2R data, significant differential genes were identified between breast cancer cells and normal cells. A model affecting these genes was created using OSIRIS DataWarrior to find extract compounds. Ultimately, quinone compounds such as Lapachol, 2-Methylantraquinone, and Tectoinol were identified as potential anticancer agents.

]"
Honolulu: University of Hawaii Press, 1986
301.209 52 JAP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dharmasena Akmal Aji
"Pada zaman Edo di Jepang, terdapat sistem kasta yang menjadikan kaum bushi (武士) atau pejuang sebagai kelas yang paling tinggi. Bushi terbagi menjadi Daimyo (大名) dan Samurai (侍). Daimyo memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada samurai, sebagai pemilik tanah dan pemberi upah kepada para samurai yang berjuang di bawah mereka. Namun, ada samurai yang menjadi ronin (浪人), yakni samurai tanpa tuan. Di Jepang terdapat salah satu kisah terkenal yang berkaitan dengan ronin , yaitu adalah kisah keempat puluh tujuh ronin yang membalas dendam atas kematian tuan mereka. Kisah ini kemudian diadaptasi menjadi film yang disutradarai oleh Kenji Mizoguchi. Meskipun berstatus sebagai ronin , keempat puluh tujuh pejuang tersebut tetap memegang nilai-nilai Bushido. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai Bushido berdasarkan deskripsi nilai-nilai bushido dari Nitobe Inazo yang terdapat dalam film "The 47 Ronin " karya Kenji Mizoguchi dengan menggunakan metode mise en scene yang dirujuk dari buku John Gibbs. Peneliti menemukan bahwa di dalam film ini Oishi menunjukkan nilai-nilai kebajikan, keadilan, kejujuran, kebenaran, kesetiaan , kehormatan, pengendalian diri.

During the Edo period in Japan, there was a caste system that placed the bushi (武士) or warriors as the highest class. The bushi were divided into Daimyo (大名) and Samurai (侍). Daimyo held a higher position than samurai, as they were landowners and provided salaries to the samurai who fought under them. However, there were samurai who became ronin (浪人), meaning samurai without a master. In Japan, there is a famous story related to the ronin, known as "The 47 Ronin," who sought revenge for the death of their lord. This story was later adapted into a film directed by Kenji Mizoguchi. Despite being ronin, the forty-seven warriors still adhered to the values of Bushido. This research aims to analyze the values of Bushido based on Nitobe Inazo's descriptions found in the film "The 47 Ronin" by Kenji Mizoguchi, using the mise en scene method referred to in John Gibbs' book. The researchers found that in this film, Oishi exemplified the values of virtue, justice, honesty, truth, loyalty, honor, and self-control.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Surajaya
"ABSTRAK
Penelitian mengenai perkembangan demokrasi di Jepang menarik perhatian banyak peneliti, baik dari kalangan profesional maupun amatir, sejak Jepang tumbuh sebagai negara modern, setelah Restorasi Meiji pada tahun 1868. Kecenderungan ini muncul terutama sejak tahun 1950-an, dimana hal ini mungkin disebabkan sebagai usaha untuk menilai serta menggali kembali. "tradisi demokrasi" Jepang sejak Jiya Yinken Undo, di dalam rangka menegakkan nilai-nilai 'demokrasi. Baru" setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia IX. Juga mungkin tidak mustahil dimana adanya anggapan umum bahwa, Jepang yang bangkit kembali dari kehancurannya sebagai negara modern, makmur dan "super-power" dalam bidang ekonomi, adalah berkat masyarakat Jepang hidup di bawah "sistem demokrasi". Bertitik tolak dari. argumentasi ini kemudian ada pendapat umum yang didukung oleh banyak kalangan bahwa, demokrasi Jepang pada dewasa ini adalah demokrasi yang "dipaksakan" dan merupakan "hadiah" Amerika Serikat.
Tetapi, kalau diadakan penelitian dan pengusutan yang lebih mendalam, ' ternyata argumentasi ini mempunyai keabsahan lemah. Sebab, nampaknya argumentasi ini cenderung bersifat poitik dan didasarkan atas pengamatan sepihak bertolok Ukur hanya memandang momentum sejarah, dibandingkan proses sejarah, Memang dari segi pranata dan sistem, adalah Deklarasi Postdam pasal 10, yang diterima Jepang dalam bulan Agustus 1945, yang menyatakan bahwa, uUntuk melaksanakan demokrasi di Jepang, pemerintah Jepang hendaknya menghormati hak-hak dasar manusia seperti kebebasan berbicara, memeluk agama dan berfikir", yang pelaksanaannya berada di bawah pengawasan Markas Besar Tentara Sekutu dianggap merupakan sendi-sendi demokrasi Jepang setelah perang. Kemudian sebagai kelanjutan Deklarasi Postdam, disusul dengan revolusi lima besar" (godai kakumei)dalam bulan Oktober 1945, yang meliputi : persamaan hak laki-laki dan wanita, perlindungan terhadap hak berserikat daripada kaum buruh, pendemokrasian pendidikan sekolah, sistem administrai hukum dan pendemokrasian struktur ekonomi. Selanjutnya sebagai puncak daripada sistem pendemokrasian ini adalah ditetapkannya Undang-Undang Dasar Negara Jepang dalam bulan November 1945.1) Inilah antara lain momentum sejarah, atau pergantian sistem yang mengantarkan Jepang ke dalam kehidupan demokrasi seperti sekarang ini, di bawah sistem Undang-Undang Dasar Negaranya."
1982
D350
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gibney, Frank
Japan: Frank Gibney, 1980
915.2 GIB f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dyah Agustina
"Nasionalisme banal merupakan konsep di mana media melakukan ritual mengingatkan kedudukan negara dalam masyarakat untuk mengukuhkan nasionalisme melalui hal banal atau dangkal. Film olahraga merupakan salah satu sarana mengukuhkan nasionalisme. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan bagaimana pandangan kritikus film mengenai nasionalisme banal yang tampak di dalam film olahraga Indonesia setelah reformasi. Dalam melihat penggambaran nasionalisme banal dalam film olahraga, hal yang perlu diperhatikan adalah penokohan, alur cerita, dan penggunaan identitas negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif deskriptif dengan paradigma konstruktivis. Data dikumpulkan melalui wawancara kritikus dan data sekunder mengenai film olahraga setelah reformasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bagaimana film olahraga pasca reformasi ditampilkan untuk mengukuhkan nasionalisme pada tataran banal. Pengukuhan nasionalisme ini dilihat semakin banal hingga mengarah pada komodifikasi.

Banal nationalism is a concept in which the media perform a ritual reminder of the state in society to strengthen nationalism. Sports film is one of many ways to strengthen nationalism. The purpose of this study was to describe how the views of film critics about banal nationalism which appeared in Indonesia post-reform sports films. In looking at the depiction of banal nationalism in sports film, the thing to note is the characterization, plot, and the use of state identity. This study used a descriptive approach qualitative constructivist paradigm. Data were collected through interviews and secondary data critics about the films. The results of this study show how the post-reform sports films shown to strengthen banal nationalism. Banal nationalism is seen to lead to commodification.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S62937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In line with the actual issue of globalization and other foreign cultural elements entering our country, an effort is required to strengthen our self identity and national defence. A solid national identity and a national with a high sustenance candynamically overcome threts, barriers, and challenges which endanger the existence and unity of this country. Foreign culture have been intruding our country and obsessing people in all aspects of life; consequently, our local culture is belittled and marginalized. The local culture values are related to ethics, esthetics, morality, religion, society and personal viewpoint which actually have to be maintained. Considering the above mentioned problems, the writer finds it necessary to make a research on the conservation of local culture values in order to strengthen our self-identity and national existence. Literature is considered a relevant means to conserve the local culture values. Literature can be used to develop, utilize, and disseminate local culture values; to express and record local culture values, to enhance, maintain, and socialize local culture values; and to grow the sense of appreciation and pride in this nation. As a result, the sustenance and existence of this nation can be strengthened. With this research, it is expected that men of literature will be encouraged to produce literature conceived with messages and loads of local culture values. Who else can do this, except us?"
MAILMAR
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dale, Peter N.
London: St. Martin`s Press, 1986
952 DAL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Honolulu: University of Hawaii Press, 1983
301.209 52 JAP
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ozaki, Robert S.
Tokyo: Charles E. Tuttle, 1978
952 OZA j
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>