Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adidharma D. Sasanasurya
"Kelainan asam lambung yang dikenal sebagai penyakit maag merupakan suatu penyakit yang sering dialami oleh setiap orang. Dasawarsa yang lalu sebelum terkuaknya misteri penyakit tukak peptik (PTP) pada akhir milennium kedua, penyakit GERD (Gastraesophageal Reflux Disease) masih belum banyak diperbincangkan, bahkan menurut teori fenomena puncak gunung es dari Castell, hanya sedikit dari penderita GERD yang sempat dikelola oleh ahli gastroenterologi.
Deiinisi GERD yaitu kelainan yang diakibatkan refluks gastroesofageal yang terjadi berulang-ulang sehingga menyebabkan esofagus distal terkena pengaruh isi lambung yang bersifat asam untuk waktu yang lama serta menimbulkan keluhan dan/ atau kerusakan pada mukosa esofagus.
Pola epidemiologi penyakit ini menunjukan perubahan dalam dua dasawarsa terakhir ini. Seiring dengan menurunnya angka kejadian PTP di seluruh penjuru dunia terutama negara industri, khususnya Eropa dan Amerika Serikat, penyakit GERD justru cenderung meningkat dan tahun ke tahun. Sesungguhnya, saat ini GERD merupakan penyakit dari saluran makan bagian atas yang paling banyak ditemukan di negara barat dan telah menggeser PTP ke tempat ke dua.
Pada World Congress of Gastroenterology di Bangkok tahun 2002 dilaporkan suatu studi di Korea yang melibatkan 2,025 orang dengan hasil angka kejadian 3.4%. Prevalensi penderita GERD yang disertai esofagitis adalah 11.7% di Swiss, 15.7% di USA dan 22.8% di Inggris. Sedangkan di Indonesia, survey pada populasi umum untuk menentukan prevalensi dari GERD belum pemah dilakukan. Data dari Salah satu rumah sakit swasta, Rumah Sakit Darmo, di Surabaya antara tahun 1990-1999, dari 8,780 penderita ditemukan penderita dengan esofagitis sebanyak 8% yang bervariasi dari tingkat A sampai dengan tingkat D dan komplikasinya seperti ulserasi, striktura, Barrett's' esofagus dan adenokarsinoma.
Oleh karena itu pengobatan terhadap penyakit ini terus berkembang dari waktu ke waktu. Tujuan dari pada pengobatan medik adalah untuk mernpercepat pengosongan lambung, melindungi pemlukaan mukosa dan menetralisasi atau menekan pembentukan asam lambung. Obat golongan prokinetik dan golongan anti-sekretorik merupakan dua golongan yang diindikasikan untuk GERD. Sedangkan obat anti-sekretorik terdiri dari H2 antagonist (HZRA) dan proton pump inhibitor (PPI). Selain itu diperkenalkan pula pengobatan step-down untuk GERD yaitu memulai pengobatan dengan golongan PPI yang kemudian dikurangi dosis atau beralih obat golongan H2antagonist dan/ atau prokinetik.
AstraZeneca yang merupakan salah satu perusahaan farmasi Eropa yang terfokus pada bidang penelitian, pengembangan, manufacturing dan pemasaran dari obat-obat peresepan di bidang gastroenterologi, respiratori, kardio vaskular, neurologi, onkologi dan infeksi. AstraZeneca merupakan farmasi pertama yang meluncurkan golongan proton pump inhibitor (PPI) yaitu Losec dengan zat aktif omeprazole. Dengan profil produk yang baik, Losec sebagai standar terapi untuk pengobatan jangka pendek dan jangka panjang terhadap pengobatan yang berhubungan dengan asam lambung, menjadikan AstraZeneca sebagai pemimpin di kelasnya.
Pada tahun 2000, AstraZeneca meluncurkan Nexium yang merupakan isomer dari omeprazole dengan beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh golongan PPI lainnya, termasuk Losec. Oleh karena itu dengan berakhimya hak paten dari Losec yang di sebagian besar negara berakhir pada tahun 2000, dengan diluncurkannya Nexium untuk indikasi GERD, yang merupakan indikasi yang belum digarap, diharapkan dapat menjadi pengganti ba gi para dokter untuk oengobatan kelainan asam lambung dan GERD.
PT. AstraZeneca Indonesia yang merupakan perwakilan AstraZeneca di Indonesia, tidak mengalami masalah mengenai hak paten dari omeprazole. Pada saat Losec (omeprazole) diluncurkan pada tahun 1990, masalah tersebut belumlah diterapkan sebagaimana mestinya. Pada tahun 2003, terdapat 2 produk omeprazole dari farmasi asing dan 22 produk me too omeprazole dari farmasi nasional yang beredar di Indonesia. Losec sebagai perintis di golongan PPI berhasil menjadi pemimpin di pasar tersebut yang juga bersaing dengan lansoprazole dan rabeprazole dari golongan PPI lainnya. Dengan diluncurkannya Nexium pada pertengahan tahun 2002, maka diharapkan posisi PT. AstraZeneca Indonesia sebagai pemimpin di pasar Acid Pump Inhibitor di Indonesia tetap dapat terus dipertahankan.
Hal ini terbutkti dari data penjualan IPMG (International Pharmaceutical Manufacturers Group) di golongan Acid Pump Inhibitor (AOZB2) pada tahun 2003, penjualan Losec dan Nexium tetap merupakan penjualan terbesar dengan market share 57% dengan angka pertumbuhan sebesar 32% yang berada di atas angka pertumbuhan pasar. Strategi yang digunakan dalam memasarkan Nexium di Indonesia merupakan strategi dari global. Oleh karena itu marketing mix yang diterapkan untuk memasarkan Nexium juga telah ditetapkan dalam global marketing strategy dari Nexium tersebut.
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui key success factors dan competitive advantage dari perusahaan AstraZeneca dalam memasarkan Nexium dengan menggunakan global marketing strategy.
Dalam usaha untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, maka penulis melakukan beberapa cara dalam mengumpulkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk menganalisa permasalahan yang dihadapi. Penelitian yang dilakukan dalam tiga tahap, yaitu penelitian kepustakaan, penelitian lapangan dan observasi.
Beberapa key success factors dari AstraZeneca yang mendukung keberhasilan pemasaran dari produk-produknya di industri farmasi adalah:
1. Inovasi produk rnelalui proses penemuan yang semakin baik dan terus menerus.
2. Meningkatkan kehadirannya di pasar yang sedang bertumbuh melaiui pertumbuhan serta investasi regional yang strategis.
3. Melanjutkan perbaikan produktivitas untuk menciptakan operasional yang baik di dalam segala aktivitasnya.
Adapun competitive advantage dari Nexium yang mendukung keberhasilan pemasarannya adalah sebagai berikut:
1. Nexium sebagai bentuk isomer PPI merupakan first in the marker di golongan tersebut dengan banyak keunggulan dibandingkan dengan golongan PPI lainnya.
2. Ekspansi Nexium dengan menggunakan global branding dengan brand element dan brand image yang sama di setiap negara sehingga terdapat suatu konsistensi.
3. Tim sales marketing yang merupakan pilihan dari tim sales marketing yang terbaik dan dengan memberikan training terus menerus.
4. Untuk mempercepat switching dari Nexium ke Losec maka dilakukan fokus terhadap Nexium sebagai produk baru di golongannya. Selain itu diberlakukan pula pricing strategy yaitu memasarkan Nexium tablet 20 dan 40 mg dengan harga yang sama dengan harga Losec tablet 10 dan 20 mg untuk memudahkan dan mempercepat terjadinya switching serta aktivitas marketing yang terpadu dalam mempromosikan Nexium dan menghentikan promosi terhadap Losec.
Setelah dilakukan analisa SWOT berdasarkan hasil wawancara dengan pada dokter yang menggunakan produk Nexium dan pesaing utama yaitu produk C (lanzoprazole), ditetapkanlah bahwa posisi Nexium pada kuadran I. Dari sisi kekuatan Nexium mendapat nilai 2.7 dari nilai total 5 dan bila dilihat dari sisi peluang mendapat nilai 2.6 dari nilai total 5. Hal ini menunjukan lebih banyaknya kekuatan dan peluang yang dapat dikembangkan oleh Nexium.
Saran dari penulis adalah:
1. Product: Nexium disarankan untuk memasuki pasar ulkus peptikum, NSAID dan IV.
2. Promotion: mempertahankan promosi Nexium sebagai global brand dengan pesan-pesan yang telah ditetapkan agar konsistensinya tetap dapat dipertahankan.
3. Price: Mempertahankan harga premium dan memberikan discount bagi mereka yang benar-benar mernbutuhkan sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban sosial yang dilakukan melalui suam sistem yang ditetapkan bersama antara pihak institusi tertentu dengan pihak PT. Astra Zeneca Indonesia.
4. Place: Meningkatkan kerja sama dengan PT.Parit Padang sebagai sole distributor yang dapat memberikan jasa yang Iebih baik lagi kepada para pelanggan untuk menunjang penjualan Nexium."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S5049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenny Prasetyawati
"Memasuki kuartal pertama tahun 2014 sejak diimplementasikannya JKN, nilai (value) penjualan farmasi mengalami penurunan. Bahkan setelah implementasi JKN tahun 2014, pertumbuhan yang dicapai pada tri wulan pertama tahun 2014 hanya sebesar satu digit. Temuan fenomena tersebut mengindikasikan bahwa implementasi JKN berimplikasi pada terjadinya permasalahan pada corporate performance sustainability . Penelitian ini berusaha untuk menjawab permasalahan ?Bagaimana perusahaan farmasi meraih corporate performance sustainability di era JKN?.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel perubahan lingkungan bisnis, strategi politik, relasional, harga, corporate strategy sustainability dan corporate performance sustainability dengan pendekatan mixed method. Sampel yang digunakan penelitian adalah perusahaan farmasi baik PMDN maupun PMA. Expected outcome yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan sebuah model penelitian yang dapat diterima secara general.
Hasil pengujian pengaruh pada variabel-variabel penelitian menunjukkan bahwa perubahan lingkungan bisnis terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap strategi politik, relasional, dan harga; strategi politik, relasional, dan harga secara statistik juga terbukti berpengaruh secara positif signifikan terhadap corporate strategy sustainability dan corporate performance sustainability. Sinergi strategi politik, relasional, dan harga memiliki kontribusi yang lebih besar dalam membangun corporate strategy sustainability dan corporate performance sustainability dibanding apabila dilakukan secara terpisah.

Entering the first quarter of 2014 since the implementation of NHI , the value pharmaceutical sales decreased. Even after the implementation of NHI 2014, the growth achieved in the first quarterly of 2014 only by one digit. The findings of these phenomena indicate that implementation of NHI implicated in the occurrence of problems incorporate performance sustainability. This study seeks to answer the problem"How pharmaceutical companies achieve corporate performance sustainability in NHI era?".
This study aimed to examine the effect of variables changing business environment, political strategies, relational, price, corporate strategy and performance sustainability with the mixed method approach. The sample used is a research pharmaceutical both domestic and FDI companies. Expected outcomes from this research is to produce a research model that can be accepted in general.
The test results on the influence of the variables of research shows that the business environment changing proved to give significant positive effect on political strategy, relational, and price; political strategy, relational, and prices statistically also proved to be significantly give positive effect on the corporate strategy and performance sustainability. The synergies of political strategy, relational, and prices have a greater contribution in building corporate strategy and performance sustainability than if it is done separately.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
D2513
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S9093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratisto Sumantri
"ABSTRAK
PT. Bayer Indonesia Tbk. (BYSB) merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri farmasi. Didirikan tahun 1967 dengan nama PT. Bayer Farma Indonesia, merupakan bagian dari kelompok usaha Bayer AG, Germany, sebuah perusahaan internasional yang didirikan untuk memenuhi dan memproduksi kebutuhan konsumen terhadap rangkaian produk dan jasa mulai dari kesehatan dan pertanian sampai dengan kimia dan teknologi penginderaan. Produk-produk yang dihasilkan dapat digolongkan atas 3 kelompok, yakni Farmasi, Proteksi Tanaman serta Alat-alat Rumah Tangga & Obat-obatan Tanpa Resep (OTC).
Dalam usahanya meningkatkan nilai penjualan PT. Bayer Indonesia, Tbk. terutama mengandalkan pendapatan dari produk-produk Farmasi berupa obat-obat ethical ( obat dengan resep ), produk Kesehatan Rumah Tangga serta produk Perlindungan Tanaman. Untuk kelompok usaha Alat Kesehatan Rumah Tangga, PT. Bayer Indonesia, Tbk. merupakan pemimpin pasar. Dengan kemampuannya yang ada PT. Bayer Indonesia, Tbk. sedang berusaha meningkatkan penjualannya baik dari penjualan lokal maupun ekspor. Untuk tujuan tersebut PT. Bayer Indonesia, Tbk. terus berusaha meluncurkan produk-produk baru, terutama mengandalkan lisensi yang diperoleh dari Bayer AG, Germany.
Selama tiga tahun terakhir pangsa pasar PT. Bayer Indonesia, Tbk. Terus mengalami penurunan. Pada tahun 2000, pangsa pasar PT. Bayer Indonesia mencapai angka terendah sejak tahun 1996 yaitu 6,87%. Penurunan yang terjadi pada tahun 2000 terutama disebabkan oleh nilai penjualan perusahaan yang negatif Penurunan nilai penjualan tersebut terjadi karena pada tahun 2000 perusahaan sedang melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja pabrik, sehingga kapasitas produksinya mengalami penurunan. Semua perbaikan tersebut diharapkan dapat selesai pada akhir tahun 2001. Meskipun nilai penjualan terus menurun tetapi kinerja keuangan PT. Bayer Indonesia, Tbk. justru meningkat pada tahun 1999 dan tahun 2000. Dari kondisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Bayer Indonesia, Tbk. Berhasil melakukan efisiensi dan efisiensi yang dilakukan cukup besar untuk dapat menutup penurunan nilai penjualan yang terjadi.
Masalah yang paling besar yang dihadapi oleh PT. Bayer Indonesia, Tbk. adalah tidak stabilnya kondisi ekonomi makro, terutama tidak stabilnya nilai tukar Rupiah serta laju inflasi yang masih tinggi. Keadaan ini terutama terkait dengan ketergantungan perusahaan yang amat tinggi pada bahan baku impor.
Nilai perusahaan PT. Bayer Indonesia, Tbk. berdasarkan analisa skenario dan perhitungan dengan probabilitas nilai tertimbang adalah Rp. 278.841 juta. Nilai tersebut didapat dari hasil perkalian probabilitas dan nilai perusahaan untuk masing-masing skenario. Probabilitas setiap skenario didapat dari hasil analisa industri dan asumsi makro ekonomi. Berdasarkan perhitungan tersebut, nilai perusahaan PT. Bayer Indonesia, Tbk. ternyata berada sedikit di atas nilai market capitalization saat ini, sehingga dapat dikatakan telah teijadi under-expected terhadap nilai perusahaan PT. Bayer Indonesia, Tbk.
Nilai perusahaan yang mendekati nilai market capitalization pemsahaan saat ini adalah pada kondisi skenario Base-Case, yaitu sebesar Rp. 236.692 juta. Dilihat dari hasil tersebut maka dapat dikatakan bahwa perkiraan investor untuk 4 tahun ke depan adalah mendekati skenario Base Case. Pada skenario ini diperkirakan bahwa peluncuran produk baru yang dilakukan oleh PT. Bayer Indonesia, Tbk. Akan berhasil. Dan dari sisi finansial perusahaan akan mampu mempertahankan efisiensi.
Bagi investor, dilihat dari hasil perhitungan nilai perusahaan berdasarkan skenario Base Case maka ekspektasi yang dilakukan oleh investor untuk saat ini adalah over-expected, sehingga untuk jangka pendek bila melakukan investasi tidak akan menguntungkan. Sedangkan untuk jangka panjang kondisi fundamental perusahaan saat ini yang cukup baik akan dapat menjadi landasan cukup kuat untuk meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang."
Lengkap +
2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jupri Bandang
"BACKGROUND
Construction service, as translation of construction industry, is part of the effort of development that aim to achieve realization of welfare?s nation. Construction service shall produce a contribution of effort to produce other product, however construction service as well shall receive influence the same feed back.
In the developing countries, the role of construction service of gross domestic product is average reach 3%-8% and value above 50 % of establishment for permanent capital in every years, and according to the world Bank report more than 40 %, since 1980, loan invested for construction work?s.
Growth for construction service in Indonesia, of any study ever been carried out by LPEM-UI, for the first Pelita I and II (Five year development Plan I and II) only, have achieved average 20 % per year and on Pelita III average of 15 % per year.
Value added/output of Indonesia from the list of construction service is the highest second number after Thailand, when compared to Malaysia, Philipine, India, and Republic of Korea.
And also the role of this construction service for the future, still shall very dominant in Indonesian development, however management for construction service still very relevant to get the most larger attention, so that it need to be seek a strategy points which may cause its successful in handling any projects and may become a very useful guidance for activators of project management.
METHODOLOGY OF THE STUDY
The research method of this thesis shall use a combination of three methods, namely first shall use a library research, and next shall use a field study by 2 (two) stages.
A conclusion founded from library research deptly shall be assumtion as a temporer conclusion and may function asa hipothesis which reality of its application shall be proved and perfected by conforming of experts and practioners who take part in the field in practising of the strategic concepts.
Field study for the first stage shall be executed by interview/questionary appointed to experts and practioners of contruction management consist of foreign and domestic consultants which viewed sufficient experienced and have business scale measurement and reputable name in their field, and also natioanal contractors,for construction service (state owned company and private company) and foreign contractor , that have qualification calculated similar, meant to confirm and improve of the key success factors appllication in the field. In addition, after it is got any conclusion of library research which matched by field study for first stage all at once confirm and improve strategic concepts/hypothesis for key success factors, shall be followed to the second field study by case studyof any apartment project in Central Jakarta handled by a foreign company.
CONCLUSION AND SUGESTION
From this final thesis expected shall be founded any conclusion on key success factors that have operational value/the highest application on the project management handling in Indone sia which is very beneficial for whoever handling a construction service. It also can be given suggestion for apartment project handling that being exist in work in processin order that its handling become more effective and efficient without too many deviation experience in the time problem of its implementation."
Lengkap +
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Kania Puspakusumah
"Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan beracun telah mendorong persaingan industri kimia pertanian semakin kompetitif. Persaingan ini menyebabkan banyak perusahaan yang mendaftarkan formulasi produknya kepada Departemen Pertanian, sehingga banyak bermunculan perusahaan-perusahaan baru. Hal ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran serta penerapan sumber daya dan kemampuan agar tetap memiliki sumber keunggulan bersaing. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui rantai pasokan. Rantai pasokan merupakan penghubung antara pemasok, distributor, manufaktur dan pelanggan, sehingga perusahaan harus bisa memaksimalkan apa yang mereka sudah miliki. Hasil penelitian menyarankan kepada PT. NIP agar mengerti dan menyadari bahwa penerapan sistem rantai pasokan merupakan salah satu sumber keunggulan bersaing perusahaan untuk memenangkan kompetisi yang sudah sangat ketat.

Government regulation No.74, 2001 regarding the management of hazardous and poisonous chemical substances has created stiffer competition in the agrochemical industry in Indonesia. The regulation has changed the industry's competitive environment since many existing companies have been encouraged to register new brands to the ministry of agriculture. At the same time, many firms such as the new entrants have also entered the industry and pushed the creation of higher competition. This situation causes the firms in the industry to manage the awareness and understanding to create Sustainable Competitive Advantage (SCA) through the utilization of resources and capabilities. One of the efforts to create SCA is through Supply Chain Management (SCM). The result of this research suggests that PT. NIP must be aware and understand that SCM can be the source of SCA to win the competition.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Kania Puspakusumah
"Peraturan Pemerintah No.74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan beracun telah mendorong persaingan industri kimia pertanian semakin kompetitif. Persaingan ini menyebabkan banyak perusahaan yang mendaftarkan formulasi produknya kepada Departemen Pertanian, sehingga banyak bermunculan perusahaan-perusahaan baru. Hal ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan pemahaman, kesadaran serta penerapan sumber daya dan kemampuan agar tetap memiliki sumber keunggulan bersaing. Salah satu cara yang ditempuh adalah melalui rantai pasokan. Rantai pasokan merupakan penghubung antara pemasok, distributor, manufaktur dan pelanggan, sehingga perusahaan harus bisa memaksimalkan apa yang mereka sudah miliki. Hasil penelitian menyarankan kepada PT. NIP agar mengerti dan menyadari bahwa penerapan sistem rantai pasokan merupakan salah satu sumber keunggulan bersaing perusahaan untuk memenangkan kompetisi yang sudah sangat ketat.

Government regulation No.74, 2001 regarding the management of hazardous and poisonous chemical substances has created stiffer competition in the agrochemical industry in Indonesia. The regulation has changed the industry's competitive environment since many existing companies have been encouraged to register new brands to the ministry of agriculture. At the same time, many firms such as the new entrants have also entered the industry and pushed the creation of higher competition. This situation causes the firms in the industry to manage the awareness and understanding to create Sustainable Competitive Advantage (SCA) through the utilization of resources and capabilities. One of the efforts to create SCA is through Supply Chain Management (SCM). The result of this research suggests that PT. NIP must be aware and understand that SCM can be the source of SCA to win the competition."
Lengkap +
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25282
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mela Hayuni
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>