Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154238 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Loamena, Khairilman Z.
"Dalam penelitian ini diteliti dan dianalisis faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi nilai Price Earnings Ratio (PER) perusahaan-perusahaan pada industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh beberapa faktor fundamental perusahaan seperti Debt to Equigz Ratio (DER), Return On Equity (ROE), Tingkat Penjualan dan Perturnbuhan Earnings Per-Share (EPS) terhadap PER, untuk itu dipakai suatu model regresi multi variat.
Pengambilan sampel berjumlah 54 perusahaan yang selalu listing di BEJ sejak tahun 2000 sampai dengan 2002. Data yang digunakan untuk setiap variabel adalah data-data tahun 2001 dan 2002, kecuali untuk menghitung variabel pertumbuhan EPS digunakan data dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2002.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor fundamental perusahaan yang meliputi DER, ROE, Tingkat Penjualan dan Pertumbuhan EPS secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai PER. Dan dari hasil pengujian secara parsial variabel DER, ROE dan Tingkat Penjualan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai PER, sehingga variable-variabel tersebut cukup layak digunakan sebagai alat analisa terhadap nilai PER perusahaan-perusahaan pada industri manufaktur yang terdaftar di BEJ, sedangkan variabel pertumbuhan EPS secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai PER sehingga sebaiknya faktor pertumbuhan EPS tidak digunakan sebagai alat analisa terhadap nilai PER perusahaan-perusahaan pada industri manufaktur yang terdaftar di BEJ.

In this research observed and analyzed some factors which are estimated to be able to influence Price Earnings Ratio (PER) value of the companies? at manufacturing industry registered in Jakarta Stock Exchange.
Goal of this research is to see the effect from companies' fundamental factors such as Debt to Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), The Rate of Sales and The Growth of Earnings Per-Share (EPS) to PER value. Therefore it used multi variate regression model.
Sample amount 54 companies that always listing at Jakarta Stock Exchange since 2000 to 2002. Used data for each variable are data for year 2001 and 2002, except to count The Growth of EPS that used data from 2000 to 2002.
From the result of this analysis it can be concluded that companies? fundamental factors which include DER, ROE, The Rate of Sales and The Growth of EPS altogether has a significant effect on PER value. And for result inspection variabel partial DER, ROE, and The Rate of Sales individually has been a significant effect on PER value, so these variable can be used to estimate PER value, and then Growth of EPS individually has not a significant effect on PER value, so this variable can not be used to estimate PER value of companies? at manufacturing industry registered in Jakarta Stock Exchange."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaenal Abidin
"Penelitian ini yang bertujuan untuk melihat hubungan antara return saham dan PER, seberapa jauh PER yang ditentukan oleh tiga faktor fundamental : dividend payout ratio (DPO), EPS growth (GR) dan leverage (risiko) yang mencerminkan nilai intrinsiknya. Di samping itu, penelitian ini mengetahui apakah rata-rata return dari portofolio saham yang high PER lebih kecil dibandingkan dengan portofolio saham low PER. Pengambilan sampel berjumlah 45 perusahaan yang selalu listing di BET sejak tahun 1993 sampai dengan 1999, kecuali pada periode selama krisis untuk menguji hipotesa kedua, ketiga dan keempat diambil 29 perusahaan. Penelitian ini menghasilkan suatu hubungan negatif yang tidak signifikan antara PER dengan return saham pada periode krisis dan positif signifikan pada periode selama krisis. Arah korelasi yang diperoleh antara PER dengan ketiga faktor fundamental (DPO, leverage, dan growth) baik pada model II maupun III berturut-turut positif, positif, dan negatif, kecuali pada model II yang memiliki hubungan tidak signifikan pada periode sebelum krisis. Disamping itu model II pada periode selama krisis, variabel growth berkorelasi positif dan pada periode gabungan variabel DPO berkorelasi negatif. Pada model II, variabel leverage mempunyai hubungan yang signifikan pada periode selama krisis dan gabungan sebelum dan selama krisis. Pada model III, variabel leverage mempunyai hubungan yang signifikan pada periode selama krisis dan gabungan sebelum dan selama krisis. Sedangkan DPO signifikan pada periode selama krisis dan growth signifikan pada periode gabungan sebelum dan selama krisis. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa rata-rata return saham dari portofolio saham high PER lebih kecil dibandingkan dengan portofolio saham low PER pada periode sebelurn krisis maupun selama krisis adalah tidak signifikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feber Suhendra
"Penelitian ini akan melakukan analisis pengaruh perbedaan kebijakan. makro yang terdiri atas kebijakan moneter, inflasi dan pertumbuhan ekonomi dengan aspek-aspek fundamental antara lain Deviden Payout (DPO), Debt to Equity Ratio (DER) dan Deviden Per Share (DPS) pada Price Earning Ratio (PER). Periode Penelitian yang digunakan adalah 1993 - 1996 sebagai periode sebelum krisis sedangkan 1998 - 200i sebagai periode selama krisis. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur sebesar 88 emiten, Pada tahap awal pengujian dilakukan secara regresi dengan metode cross section untuk setiap tahun pengamatan, selanjutnya untuk melihat konsistensi nilai variabel tersebut dilakukan pengujian secara pooled section dengan metode data panel untuk periode sebelum dan selama krisis. Sebelum melakukan pengujian diatas terlebih dahulu melakukan pengujian casewisediagnostic, multikolinearitas, while heteroskedastis dan autokorelasi.
Untuk menguji pengaruh perbedaan efek kebijakan makro menggunakan uji Mann-Whitney U dan regresi linear secara dummy variabel. Adapun asumsi dummy yang diajukan Kebijakan Moneter (KM) sama dengan 1 jika Bank Indonesia menurunkan tingkat diskon mulai sebelum awal tahun hingga sesudah akhir tahun pendapatan. KM sama dengan 0 jika BI menaikkan tingkat diskon mulai sebelum awal tahun hingga sesudah akhir tahun pendapatan; Inflasi tinggi sama dengan 1 jika tingkat inflasi dalam satu tahun lebih dari 10 %, dan rendah jika kurang dari 10 %; Pertuinbuhan ekonomi yang meningkat diberi kode 1 dan menurun sama dengan 0.
Pada pengujian regresi yang konsisten signifikan mempengaruhi PER adalah DPO, sedangkan DER tidak signifikan pada tahun 1995, 1999, 2000 dan 2001 karena adanya pengaruh stock split. Pengujian secara pooled section baik sebelum maupun selama krisis menghasilkan DPO, DER, dan LnDPS secara bersama-sama signifikan berpengaruh terhadap PER. Hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh DPO dan DER terhadap PER adalah positif, sebaliknya pengaruh DPS terhadap PER adalah negatif.
Pada pengujian Mann Whitney U, variabel PER secara konsisten selalu signifikan. Untuk pengujian regresi secara dummy variabel diperoleh apabila bank sentral menurunkan tingkat suku bunga pada periode sebelum dan selama krisis maka diperkirakan PER akan bertambah; dan apabila terjadi efek inflasi yang tinggi periode sebelum dan selama krisis maka diperkirakan PER akan turun; serta apabila terjadi efek pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada periode sebelum dan selama krisis maka diperkirakan PER akan meningkat."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T18812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmad Dewanto Haris Junaedi
"Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh suatu proses akuntansi merupakan salah satu sumber informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan dalam analisa fundamental suatu saham adalah price/book value (PBV) ratio. Damodaran (1996) menggunakan return on equity, beta, earnings growth, dan payout ratio untuk memperkirakan PBV dalam penilaian saham di NYSE dan AMEX. Dengan variabel bebas yang sama, India Wijaya (1997), Siddharta Utama dan Anto Yulianto (1998) menemukan bahwa hanya return on equity yang berpengaruh signifikan terhadap PBV ratio pada Bursa Efek Jakarta. Studi ini menggunakan determinan masing-masing variabel bebas ke dalam model yang digunakan oleh Damodaran (1996). PBV ratio diperkirakan oleh dua multiple regression. Multiple regression pertama menggunakan profit margin, asset turnover, tax burden, compound leverage, payout ratio, dummy start up, dummy consolidation, dummy product type, dan degree operating leverage sebagai variabel bebas. Multiple regression kedua menggunakan profit margin, asset turnover, tax burden, dan compound leverage sebagai variabel bebas. Multiple regression yang dihasilkan digunakan untuk memperkirakan PBV ratio. Selisih PBV aktual dan PBV perkiraan terendah masuk dalam portfolio undervalued, dan selisih tertinggi masuk dalam portfolio overvalued. Sampel yang digunakan adalah saham perusahaan manufaktur dengan periode pengujian 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, dan periode gabungan 1992-1998. Studi ini menemukan bahwa rasio profitabilitas (profit margin dan asset turnover) memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap PBV ratio dibandingkan rasio leverage (tax burden dan compound leverage). Pada periode 1992-1994, asset turnover, profit margin dan tax burden merupakan variabel yang signifikan dalam mempengaruhi PBV ratio. Pada periode 1996-1998, dummy product type dan profit margin merupakan variabel yang lebih berpengaruh terhadap PBV. Studi menunjukkan dalam kondisi normal, PBV ratio pendekatan fundamental dapat digunakan untuk membentuk portfolio undervalued, yang memberikan return signifikan dengan menggunakan faktor fundamental yang tercermin pada laporan keuangan. Portfolio undervalued yang dibentuk oleh dua multiple regression memberikan beda return yang signifikan relatif terhadap portfolio overvalued pada tahun 1992, 1993, 1994, 1995, dan 1998 (signifikansi 90%)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
S19306
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Basuki
"Tesis ini disusun untuk meneliti pengaruh beberapa faktor fundamental terhadap Price Earning Ratio pada industri properti di Bursa Efek Jakarta. Terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. Pertama, untuk meneliti pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), dan pertumbuhan earning Per-Share (g.EPS) terhadap nilai Price Earning Ratio (PER) dalam industri properti. Kedua, untuk meneliti pengaruh faktor fundamental yang paling dominan terhadap Price Earning Ratio (PER) dalarn industri properti.
Metode yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis-hipotesis yang terdapat di dalam tesis ini adalah Metode regresi berganda dengan SPSS 12.0. Hipotesis yang akan diuji adalah apakah DER, ROE, dan pertumbuhan EPS mempunyai pengaruh terhadap PER.
Penelitian ini menghasilkan beberapa hal. Pertama, Debt to Equity Ratio merupakan faktor fundamental yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap nilai PER. Kedua, Return on Equity (ROE) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PER. Ketiga, Pertumbuhan EPS tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PER.

This thesis is made arrangements for to check influence some fundamental factor to Price Earning Ratio at industry of property in Jakarta Stock Exchange (JSX). There are some target of which will reach in this research. First, to check influence of Debt Equity Ratio (DER), Return on Equity (ROE), and growth of Earning Per-Share (g.EPS) to value of Price Earning Ratio ( PER) in industry of property. Second, to check influence of basal factor which most dominant to Price Earning Ratio ( PER) in industry of property.
Method used to examination of hypothesiss which there are in this thesis is Method of regression doubled with SPSS 12.0. Hypothesis to test what is DER, ROE, and growth of EPS have influence to PER.
This research yield several things. First, Debt To Equity Ratio represent fundamental factor which have influence most dominant to value PER. Second, Return on Equity ( ROE) do not have influence which signifikan to PER . Third, Growth of EPS do not have influence which signifikan to PER.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T20365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Hendrik
"Tesis ini meneliti untuk melihat secara statistik sejauh mana keputusan investasi, kebijakan dividers dan keputusan pembelanjaan yang dicerminkan dari rasio - rasio Return on assets (ROA), dividend payout rasio (DPR), debt to equity ratio (DE) dan economic value added (EVA) mempunyai pengaruh terhadap value of stock yang diukur dengan price to book value (PBV).
Hasil empiris dari penelitian yang diperoleh dengan menggunakan program Statistical Package for the Social Science (SPSS) ini menunjukkan bahwa :
1. Return on Assets (ROA) seluruh perusahaan, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PBV-nya, dimana dengan anggapan faktor-faktor lain konstan, meningkatnya ROA akan cenderung meningkatkan PBV.
2. Dividend Payout Ratio (DPR) seluruh perusahaan, tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PBV-nya, dimana dengan anggapan faktor-faktor lain konstan, meningkatnya DPR akan cenderung meningkatkan PBV.
3. Debt Equity ratio (DE) seluruh perusahaan, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PBV-nya, dimana dengan anggapan faktor-faktor lain konstan, meningkatnya DE akan cenderung meningkatkan PBV.
4. Economic Value Added (EVA) seluruh perusahaan, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PBV-nya, dimana dengan anggapan faktor-faktor lain konstan, meningkatnya EVA akan cenderung meningkatkan PBV.
Melihat kecilnya nilai R2 dari hasil penelitian ini, disadari bahwa banyak faktor-faktor lain yang kemungkinan besar mempengaruhi PBV, yang termasuk di dalam residual variable. Faktor-faktor ini, antara lain fluktuasi nilai tukar mata uang rupiah terhadap mata uang asing, terutama US dollar, kebijakan moneter ketat, issue-issue politik, dan kebijakan keuangan perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Tigor
"Pasar sekuritas merupakan pasar dari beberapa instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualkan. Disamping pasar modal merupakan salah satu perantara untuk menyalurkan pihak-pihak yang kelebihan dana (unit surplus) kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana (unit defisit). Bagi unit surplus (investor), kegiatan tersebut merupakan investasi yang bertujuan untuk meningkatkan kekayaan dirinya. Salah satu kegiatan investasi tersebut adalah membeli sekuritas dari perusahaan go public, sebagai tanda penyertaan modal yang disetor.
Tujuan penelitian ini untuk menjawab pertanyaan berikut: pertama, apakah terdapat pengaruh EVA terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Kedua apakah terdapat pengaruh debt equity ratio terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Ketiga apakah terdapat pengaruh price earning ratio terhadap imbal hasil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004. Keempat apakah terdapat pengaruh economic value added, debt equity ratio dan price earning ratio terhadap imbal basil saham perusahaan industri sektor real estate dan properti di Bursa Efek Jakarta periode 1995-2004.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari laporan keuangan tahunan 4 (empat) perusahaan real estate dan properti yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1995 - 2004, dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai kriteria berikut: Pertama perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri yang sama. Kedua dalam hal ini dipilih industri real estate dan properti dengan pertimbangan utama bahwa sampel yang dipilih mempunyai homogenitas dalam aktivitas penghasilan pendapatan utama (revenue-producing activities). Ketiga perusahaan sudah go public paling lambat tahun 1995 dan emiten yang saham biasanya aktif diperdagangkan di BEJ dengan didasarkan pada surat edaran PT BEJ No. SE-031BE7 11-I1111994 yang menetapkan bahwa saham dikatakan aktif apabila frekuensi perdagangan selama tiga bulan sebanyak 75 kali atau lebih.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu metode yang dalam menilai suatu objek penelitian yang berkenaan dengan suatu kondisi ataupun suatu fase tertentu, dengan Cara menganalisis dan menginterpretasikan data-data dan informasi yang diperoleh dalam upaya membuat tesis atau gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau sifat-sifat serta hubungan antar variabel yang diteliti. Data yang telah terkumpul kemudian diolah dan disajikan ke dalam bentuk tabel dalam upaya mempermudah proses analisis dan pengolahannya yang dibuat secara kuantitatif.
Dari hasil penelitian dengan uji normalitas terlihat bahwa terdapat normalitas antara EVA, DER dan PER terhadap Imbal Hasil Saham. Uji regresi secara parsial diperoleh bahwa EVA menunjukan adanya hubungan yang positif dan signifikan dengan imbal hasil saham. Uji DER terhadap Imbal Hasil Saham secara parsial diperoleh basil ada hubungan yang negatif dan signifikan, dan hasil uji PER terhadap Imbal Hasil Saham secara parsial diperoleh hasil terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Hasil Uji secara simultan diperoleh kesimpulan tidak terdapat pengaruh signifikan EVA, DER dan PER terhadap Imbal Hasil Saham.
Saran yang diusulkan dalam penelitian ini agar penentuan variabel diperluas karena satu perusahaan yang EVA-nya positif belum tentu stock return tinggi. Variabel lain yang dimaksud adalah variabel subspr dan variable spread. Variabel subspr yaitu variable yang membagi harga pasar saham yang beredar dengan harga pemesanan saham barn yang dikeluarkan. Variable spread adalah merupakan rentang antara harga yang ditawarkan oleh penjual dengan harga yang diinginkan atau diminta oleh pembeli.

Securities market represents of some financial instruments in long term market that can be sold. Besides, capital market constitutes one of the instruments that can be used as a channel of excessive fund from any party as surplus unit (investor) to the parties that require fund (deficit unit). For surplus unit (investor), such activity constitutes investment has purpose to enrich its property. One of activities of such investment is to purchase securities from company that has become a public listed company in the stock exchange company, as sign of accompaniment of the deposited capital.
The purpose of this investigation is to answer the following questions: first, whether there is influence of EVA against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Second, whether there is influence of debt equity ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Third, whether there is influence of price earning ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period. Fourth, whether there is influence of economic value added, debt equity ratio and price earning ratio against compensation of result of industrial company's share in real estate sector and property in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period.
Data used in this investigation is secondary data consisting of annual financial statements from 4 (four) real estate companies and property which continuous in Jakarta Stock Exchange during 1995-2004 period, with purpose to obtain representative sample pursuant to the following criteria: First, companies having activity in same industry. Second, in this case it is selected real estate industry and property with main consideration that the selected sample has homogeneity in (revenue producing activities). Third, company shall be declared as go public not later than 1995 and issuer having ordinary share that is actively traded in BEJ (Jakarta Stock Exchange) based on circular from PT BEJ No. SE-03IBEJ II-11111994 stipulating that share shall be declared as active if trading frequency during three months is 75 times or more.
The technique used in this investigation is a method that in assessing an object of investigation relating to a specified condition or phase, by method of analyzing and interpreting data and information obtained in the effort to prepare thesis or illustration through systematic, factual and accurate manner concerning facts or characteristics and relation among the investigated variable. The collected data shall be processed and presented in the form of table in the effort to make easy process of its analysis and processing that is prepared quantitatively.
From the result of investigation by normality test, it can be seen that there is normality among EVA, DER and PER against Compensation of Result of Share. From regressive test conducted partially, it is obtained that EVA shows the existence of positive and significant relation with compensation of result of share. From the test of DER against Compensation of Result of Share conducted partially, it is obtained result that there is negative and significant relation, and from test result of PER against Compensation of Result of Share conducted partially, it is obtained result that there is positive and significant relation. From the result of test conducted simultaneously it is obtained result that there is no significant relation among EVA, DER and PER against Compensation of Result of Share.
Suggestion proposed in this investigation is that in determining variable, it should be conducted extensively because a company having positive EVA is not sure to have high stock return. Other purposed variables are subspr variable and spread variable. Subspr variable i.e., variable that divides market price of circulating share by price of reservation of new shares issued. Spread variable constitutes difference between the prices offered by the seller and price desired or requested by purchaser.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haula Feruza
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alat ukur kinerja price-earnings ratio (PER) dan cash value added (CVA) terhadap return saham. Dalam penelitian ini, CVA mewakili metode pengukuran kinerja berdasarkan nilai (value based) yang merupakan pengembangan dari metode kinerja accounting based dan PER mewakili kinerja akuntansi (accounting based). Sampel yang digunakan adalah 25 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2007-2011 dengan jumlah observasi 125. Pengujian dilakukan dengan metode ordinary least square. Untuk membandingkan PER dan CVA, pendekatan menggunakan pendekatan relative information content. Hasil pengujian menunjukkan bahwa PER lebih baik dalam menjelaskan return saham dibandingkan CVA.

Purpose of this study is to examine the effect of price-earnings ratio (PER) and cash value added (CVA) on stock returns. In this study, CVA represents value based, which is the improvement of accounting based method and PER represents accounting based performance measure. Therefore, this study also aims to determine whether CVA is better in explaining stock returns than PER. Sampel used in this research are 25 manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange from 2007-2011 with 125 number of observations. This study uses Ordinary Least Square method. Relative information content approach are used to compare PER and CVA in explaining stock returns. The test result shows that PER is better than CVA in explaining stock returns."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46279
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Susanti
"Karya akhir ini membahas mengenai pengaruh caming per share (EPS), price camning ratio (PER), price to book value (PBV) dan debt to total equity ratio (DER) terhadap harga saham pada industri farmasi periode 2003 - 2007. EPS, PER, dan PBV dipilih sebagai variabel bebas (independen) karena ketiga rasio keuangan tersebut memang selalu digunakan untuk memproyeksikan harga saham perusahaan dan sekaligus mewakili capital market ratio sedangkan DER dipilih sebagai bagian dari variable bebas lainnya karena mewakili kinerja leverage rario. Model analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda merupakan bentuk persamasn regresi yang memiliki variabel bebas lebih dari satu (independen; variables) yang akan digunakan membentuk variabel terikat (dependent variables) dengan tingkat signifikansi lima persen (a-5%). Dari hasil pengujian didapat babwa rasio EPS signifikan terhadap harga saham scbanyak 100% membuktikan bahwa bisa digunakan sebagai prediksi. Kemudian DER, PER, dan PBY tidak signifikan. Ini berarti, tidak bisa digunakan sebagai prediksi terutama untuk pengambilan keputusan dan strategi investasi.

This final paper discusses the effect of earnings per share (EPS), price earnings ratio (PER), price to book value (PBV) and debt to total equity ratio (DER) on stock prices in the pharmaceutical industry for the period 2003 - 2007. EPS, PER , and PBV was chosen as the independent variable because the three financial ratios are always used to project the company's stock price and at the same time represent the capital market ratio, while DER was chosen as part of the other independent variables because it represents the performance of the leverage ratio. The analytical model used is multiple linear regression which is a form of regression equation that has more than one independent variable (independent; variables) which will be used to form the dependent variable with a significance level of five percent (a-5%). From the test results, it is found that the EPS ratio is significant to the stock price of 100%, proving that it can be used as a prediction. Then DER, PER, and PBY are not significant. This means, it cannot be used as a prediction, especially for decision making and investment strategies."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meta Vyatry Anggraini
"Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah variabel bebas (DOL, DFL, aciivity dan liquidity) berpengaruh terhadap risiko sistimatis (BETA) pada periode krisis (tahun 1997-1999) dan pasca krisis (tahun 2000-2002). Penelitian dilakukan dengan menggunakan seluruh sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama periode 1995-2002.
Sebagai proksi risiko sistimatis digunakan variabel beta., yang diukur dengan menggunakan model pasar dan regresi time series. Beta diukur sebagai koefisien regresi, dimana variabel terikatnya adalah return saham sedangkan variabel bebasnya adalah return pasar (IHSG). Untuk menguji pengaruh variabel bebas (DOL, DFL, activity dan liquidity) terhadap risiko sistimatis (beta) digunakan data panel dengan metode pooled cross-section. Regresi dilakukan dua kali, yaitu pada periode krisis (tahun 1997-1999) dan pasca krisis (tahun 2000-2002).
Dari hasil regresi metode pooled cross-section diperoleh variabel DOL terbukti berpengaruh positif terhadap beta pada periode pasca krisis. Tapi, pada periode krisis diperoleh adanya pengaruh yang negatif antara DOL terhadap beta. Adanya perbedaan hasil antara kedua periode tersebut, disebabkan umumnya perusahaan manufaktur memiliki capital intensive yang tinggi, dimana perusahaan melakukan investasi yang besar terhadap pabrik atau mesin-mesin berat yang memerlukan biaya operasi yang besar. Sedangkan, penjualan pada lcrisis ekonomi umumnya mengalami penurunan yang relatif cukup besar akibat menurunnya daya beli masyarakat. Akibatnya, EBIT perusahaan banyak yang negatif. DFL terbukti memiliki pengaruh negatif terhadap beta pada periode pasca krisis, tapi pada periode krisis diperoleh adanya pengaruh yang tidak signifikan. Karena umumnya penxsahaan manufaktur memiliki hutang yang besar untuk membiayai operasinya (baik dalam mata uang rupiah maupun asing). Sehingga, pada saat lcrisis ekonomi banyak perusahaan yang mengalami kesulitan untuk membayar kembali hutangnya karena nilai nominal hutang menjadi tinggi akibat kenaikan kurs. Sedangkan, liquidity untuk kedua periode pengamatan terbukti tidak signifikan berpengaruh terhadap beta. Terbukti adanya pengaruh signifikan yang negatif antara activity terhadap beta hanya pada periode krisis, sedangkan pada periode pasca krisis tidak ditemukan pengaruh yang signiiikan. Ketidakefektifan perusahaan dalam mengelola aset untuk menghasilkan sales dikarenakan tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan akibat adanya kenaikan kurs, sedangkan daya beli masyarakat menurun. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengurangi sales-nya agar mereka masih dapat bertahan dalam kondisi kisis ekonomi.

This research is aimed at identifying whether free variables (DOL, DFL, activity and liquidity) are influential on the systematic risk (beta) during the period of crisis (1997-1999) and post-crisis period (2000-2002). The research was conducted by using all samples of manufacturing companies registered in Jakarta Stock Exchange (JSX) from 1995 until 2002.
Beta variable is used as the proxy of systematic risk, meastued by employing market and time series regression models. Beta is measured as the coefficient of regression where the attached variable is the return shares while the free variable is the return of market. To test the free variable (DOL, DFL, activity and liquidity) on systematic risk (beta), data panel is used by applying pooled cross-section method. Regression is multiplied twice, in the crisis period (1997-1999) and post-crisis period (2000-2002).
From the result of regression of pooled cross-section method was obtained DOL variable which proved to have positive impact on beta during post crisis period. However, during the crisis, there was negative impact of DOL on beta. The cause of the difference in the results of both periods was that in general manufacturing companies had high intensity capital, in which they invested large amounts in factories or machinery - heavy machinery requires large operational costs. While sales dining economic crisis in general decreased in a relatively gig manner because of decreased purchase power of the people. Consequently, many EBIT of companies were negative. DFL proved to have a negative impact on beta during post crisis, but during the crisis the impact was not significant. As in general manufacturing companies have large debts for hnancing their operations (in rupiahs as well as foreign denominations), dining the economic crisis many companies met with difficulties to repay their debts. The nominal value of debts became high because of increase in rate of exchange. While liquidity during both periods of observation proved to have insignificant impact on beta. Activity proved to have a negative impact on beta only during the crisis period, and no signiticant impact was found during post crisis. Ineffectiveness of companies in managing their assets in order to produce sales was the results of high cost of production which in turn was caused by increased rate of exchange, while the purchase power of the people decreased. This caused companies to reduce their sales so that they may still survive under the economic crisis condition."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T15805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>