Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69882 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laksmi
Jakarta: Sagung Seto, 2007
025 LAK t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Misyel
"Sejak runtuhnya kabinet Rutte IV, partai politik kembali menjadi sorotan oleh media di antaranya NOS dan NOS Stories. Kedua media tersebut berasal dari satu organisasi media yang sama, tetapi keduanya memiliki perbedaan cara penyajian berita. Oleh karena itu, penelitian ini menganalisis wacana media NOS dan NOS Stories terkait berita Tweede Kamerverkiezingen. Tujuan penelitian ini untuk memaparkan alur dan membandingkan struktur mikro wacana, yaitu sintaksis dan stilistik berdasarkan teori analisis wacana oleh Teun A. van Dijk dengan metode analisis deskriptif sehingga dapat diketahui gaya penulisan wacana kedua media. Data penelitian ini menggunakan 10 berita terkait Tweede Kamerverkiezingen oleh NOS dan NOS Stories yang memiliki kesamaan topik sejak 7 Juli hingga 21 November 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alur berita NOS disajikan melalui potongan video dari narasumber, sedangkan NOS Stories lebih banyak menambahkan pernyataan. NOS tidak banyak menggunakan ragam bahasa lisan dan cenderung melakukan komunikasi satu arah. Sebaliknya, NOS Stories lebih banyak menggunakan ragam bahasa lisan dan membangun kedekatan dengan penontonnya. Pemilihan leksikon oleh NOS Stories banyak menggunakan bentuk kata yang disederhanakan, bersifat umum dan adanya penekanan informasi dibandingkan NOS.
Since the collapse of the Fourth Rutte cabinet, political parties have again been in the spotlight by media including NOS and NOS Stories. Both media come from the same media organization, but they have different ways of presenting the news. This research discusses the discourse analysis of the NOS and NOS Stories regarding the Dutch House of Representatives elections news. The purpose of this study is to describe the scheme and compare the microstucture, syntax and stylistics based on discourse analysis theory by Teun A. van Dijk with a descriptive analysis method so that the writing style of news for adults and teenagers can be known. The data for this study used 10 news articles related to House of Representatives elections by NOS and NOS Stories that had similar topics from 7 July to 21 November 2023. The results show that NOS news is presented through video clips from sources, while NOS Stories adds more statements. NOS does not use many varieties of colloquial language and tends to have one-way communication. In contrast, NOS Stories uses more colloquial varieties and builds closeness with the audience, NOS used more common words and emphasis information compared to NOS."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kierkegaard, soren
Amsterdam: Amsterdam Uitgeversmaatschappij Holland, [Date of publication not identified]
BLD 231 KIE o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Abby Gina Boang, supervisor
"Tesis ini membahas mengenai pemikiran dari Kristeva dan Butler mengenai subjek. Kedua pemikir tersebut menggunakan pendekatan feminis postmodernisme untuk menentang gagasan esensialisme atas identitas. Analisa terhadap pengalaman konkrit ketubuhan diyakini sebagai sebuah sarana emansipatoris yang dapat digunakan untuk mendekonstruksi representasi sosial budaya patriarki. Kristeva dan Butler memiliki titik pijak yang berbeda dalam melihat posisi tubuh dalam pembentukan subjek dan identitas, namun demikian keduanya menawarkan sebuah logika penerimaan terhadap perbedaan. Keduanya mengajukan kritik terhadap subjek modernisme yang meyakini subjek sebagai sebuah pemaknaan yang utuh, tetap dan pasti. Kristeva dan Butler melihat bahwa subjek adalah sebuah pemaknaan yang cair dan berada di dalam proses. Implikasi filosofis dari dua model subjek yang ditawarkan pemikir tersebut adalah membawa tubuh dan hasrat ke dalam diskurusus subjek dan juga menunjukkan bahwa pluralitas subjek adalah kandungan subversif yang mampu membawa peradaban menuju sebuah perubahan ke arah yang toleran.

This thesis discusses the idea of Kristeva and Butler on the subject. Both of these thinkers use feminist postmodernism approach that can be used to challenge the essentialism notions of identity. The analysis on concrete body experiences as a tool of emancipatory is believed could be used to deconstruct patriarchal socio- cultural representation. Kristeva and Butler had a different starting point to see the position of the body in the formation of the subject and identity, yet both offer a logic of acceptance on difference. They propose a critique towards subject of modernism that assumed as unified and fixed significance. Kristeva and Butler convinced that the subject is a signification that is fluid and always processing. The philosophical implication from Kristeva and Butler?s thoughts is to bring the body and desires into discourses of subject and shows that plurality of subjects are subversive content which able to direct civilization to be more tolerant.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T42965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gadis Arivia Effendi
"Di permukaan novel, The Name of The Rose menceritakan suatu cerita detektif yang menegangkan, karena menyajikan liku-liku pengungkapan pembunuhan di biara Melk, sebelah utara Itali, dan sekaligus menyuguhkan latar belakang abad Pertengahan lengkap dengan polemik agama dan politiknya. Namum ketika kita te rus mengikuti diskusi yang terjadi di antara tokoh-tokoh utama di dalam novel seperti William of Baskerville (seorang biarawati) dan Adso (muridnya), kita segera mengerti bahwa terdapat diskusi yang lebih fundamental dari sekadar ingin menyuguhkan suatu cerita, akan tetapi terdapat suatu diskusi semiotik yang intens. Jadi, bukan suatu kebetulan Eco membangun ceritanya lewat cerita detektif-kriminal yang penuh dengan tanda- karena dengan cerita yang demikian nalar abduktif dalam model abduktif-detektif, yang seluruh pembahasannya berada di wilayah filsafat. Penalaran abduktif diperkenalkan oleh filsuf Amerika, abad XX, Charles Sanders Peirce dalam teori tandanya. Pada dasarnya teori semiotik yang disuguhkan Eco dalam novelnya adalah upayanya untuk memperlihatkan penerapan semiotik dalam memecahkan pembunuhan yang terjadi dan upaya untuk mengerti pemikiran kaotis abad pertengahan yang otoriter dan statis. _ Kita berpikir dalam tanda_, demikian Peirce mengatakan, dan hanya melalui proses pertandaan, manusia masuk dalam ritme semiosis _ yang menjawab pertanyaan _bagaimana manusia berpikir?_ dan implikasi epistemologisnya dari _ Bagaimana kita mengetahui realitas?_. Upaya untu menjawab pertanyaan _ Bagaimana kita mengetahui realitas?_ adalah pada dasarnya untuk memperlihatkan akar dari tanda. Eco di sini memulai diskusinya dari para filsuf Yunani dan para filsuf abad Pertengahan yang pada dasarnya memulai pertanyaan dengan _ Apakah sebenarnya realitas itu?_ Diskusi ini membawa kita pada persoalan substansi universalisme, nominalisme, dan realisme. Diskusi ini juga memperkenalkan kita pada pemikiran-pemikiran Aristoteles, Ockham, Abelard, dan Bacon. Namun pada diskusi selanjutnya kita mengerti kemudian bahwa Eco bukan saja ingin mempertanyakan _Bagaimana kita mengetahui realitas?_ (lewat perdebatab semiotik) dan _apakah realitas itu?_ (lewat perdebatan filsafat). Eco meneruskan pertanyaannya pada _Apakah realitas itu sendiri ada?_ Bagi Eco sendiri realitas merupakan suatu sistem pertandaan yang mempunyai keterkaitan teks antar teks, di sini Eco sibuk dengan perdebatan-perdebatan Postmodern."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S16186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Laksmi
"The Name of the Rose, a detective novel, is set by some issues on librarianship during the Middle Age in Europe. By using discourse analysis approach, I try to know how far the concept of the librarianship was understood at that time?in the novel?based on the understanding of some concepts, starting from ?library?, ?development system?, ?collection handling?, which includes ?classification?, ?censorship system? and ?librarians? professionalism?, until some matters on borrowing and using collection. Besides, this analysis is aimed at identifying cultural values related to the librarianship. The conclusion shows that the librarianship has an important role in providing suspense elements in a detective novel."
University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2005
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rahman
"Umberto Eco adalah semiotikawan yang berusaha meletakkan teori semiotika, sebagai teori membaca tanda, melalui unit-unit kultural. Secara garis besar teorinya mengacu pada sebuah proses yang disebut semiosis, yang mana itu adalah sesuatu yang dapat berpengaruh, beraksi, dan digambarkan, dan itu semua adalah hasil dari kerjasama antara tanda, objeknya, dan interpretannya. Teori itu sangat dipengaruhi oleh pemikiran Charles Sanders Peirce, yang mana jika ditarik lebih jauh akan jatuh pada teori Kantian Legacy.
Unit-unit kultural itu dapat kita andaikan sebagai kategori-kategori Kant yang ada dalam pikiran sebagai alat untuk melakukan interpretan. Namun, ada hal yang paling penting dari penemuan Umbertio Eco dalam bidang semiotika adalah dia berhasil memisahkan semiotika signifikasi, sebagai semiotika umum, dengan semiotika komunikasi melalui unit-unit kultural, walaupun landasan acuan utamanya masih bersifat signifikasional yang bekerja pada medan semantik.

Umberto Eco is semiotician who tries to put the theory of semiotics, as theory of reading sign, through the cultural units. Broadly speaking, semiotics refers to a prosess called semiosis, in which it is an influence, an action, and that all involve in a cooperation of three subjects, such as sign, its object, and its interpretant. His theory is strongly influenced by Charles Sanders Peirce’s thought, which if his theory is pulled further will fall in the Kantian Legacy theory.
The cultural units can be assumed as Kant’s categories on our mind as a tool for interpret. However, there is the most important thing of discovery Umberto Eco in semiotics is he successfully to differentiate the signification semiotics, as general semiotics, with the communication semiotics through the cultural units, although its main reference is still significational working on semantic field.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"There are three aspects which cannot be separated in the discussion of freedom. They are the human rights, democracy, and the religion plurality. The universal human rights posses a normative power because it causes the regularity of law and politic based on the freedom and equal participation. The universality of the human rights principles is a fact has been permanently constructed. At least there are three parameters to judge the human rights . They are geographical parameters, humanity parameters , and religion parameters."
297 AHKAM 14:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Santoso
Surabaya: Pustaka Promethea, 2001
195 ECO bt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bondanella, Peter
Cambridge, UK: Cambridge university press, 2005
853 BON u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>