Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128983 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rice Krisnawati
"Salah satu faktor utama dalam pengendalian ekonorni makro adalah tingkat inflasi, yang di Indonesia diukur menurut tingkat perubahan Indeks Harga Konsumen (IRK). Dengan semakin kompleksnya struktur ekonomi, perdagangan dan keuangan, maka semakin remit pula cara penanggulan inflasi. Kombinasi kebijakan yang beragam hams digunakan secara tepat, seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan perdagangan, dan kebijakan penentuan harga. Tinjauan teoritis dan empiris rnenunjukkan bahwa inflasi dipengaruhi oleh ketidakseimbangan di pasar uang, pasar barang,dan pasar faktor produksi.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi inflasi di Indonesia, selama periode 1983-2004 dan periode 1997-2004, dengan menggunakan eclectic model. Berdasarkan determinan pokok pembentuk inflasi, maka inflasi inersia merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap inflasi untuk kedua periode penelitian_ Output gap sangat berpengaruh terhadap inflasi dalam periode 1983-2004, sementara dis-equilibrium di pasar uang sangat berpengaruh terhadap inflasi pada periode 1997-2004. Sementara itu, dis-equilibrium di pasar faktor produksi tidal( signifikan pengaruhnya terhadap inflasi baik untuk periode 1983-2004 maupun periode 1997-2004"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17311
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rice Krisnawati
"Salah satu faktor utama dalam pengendalian ekonomi makro adalah tingkat inflasi, yang di Indonesia diukur manurut tingkat perubahan Indeks Harga Konsumen (MK). Dengan semakin kompleksnya struktur ekonomi, perdagangan dan keuangan, maka semakin rumit pula cara penanggulangan inflasi. Kombinasi kebijakan yang beragam harus digunakan secara tepat, seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan perdagangan, dan kebijakan penentuan harga. Tinjauan teoritis dan empiris menunjukkan bahwa inflasi dipengaruhi oleh ketidakseimbangan di pasar uang, pasar barang,dan pasar faktor produksi.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi inflasi di Indonesia, selama periode 1983-2004 dan periode 1997-2004, dengan menggunakan eclectic model. Berdasarkan determinan pokok pembentuk inflasi, maka inflasi inersia merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap inflasi untuk kedua periode penelitian. Output gap sangat berpengaruh terhadap inflasi dalam periode 1983-2004, sementara dis-equilibrium di pasar uang sangat berpengaruh terhadap inflasi pada periode 1997-2004. Sementara itu, dis-equilibrium di pasar faktor produksi tidak signifikan pengaruhnya terhadap inflasi balk untuk periode 1983-2004 maupun periode 1997-2004.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research is intended to analyse the effects of money supply, interest rates, real income, exchange rates, foreign price rates and the economic crisis on inflation. In addition, this research also wishes to determine appropriate model of the inflation in Indonesia. The data employed in the study are secondary time series data from quarterly data for period of 1983.I—2001.IV or constitues observation consisting of 76 series of data picked from several publications. The method of analysis used in the study are error correction model and forward looking buffer stock model...."
JEB 11:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Lestari
"Perekonomian regional merupakan satu mata rantai yang tidak terpisahkan dari perekonomian nasional. Perekonomian regional tidak luput dari penyakit ekonomi yaitu inflasi yang selalu muncul dalam perekonomian. Inflasi sebagai gejolak ekonomi tidak seharusnya dihapuskan sama sekali tetapi dikendalikan pada angka tertentu sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi inflasi pada perekonomian regional. Dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi didasarkan pada teori demand pull inflation dan supply side inflation.Menurut teori demand pull inflation inflasi disebabkan naiknya permintaan agregat sedangkan perekonomian dalam keadaan full employment sehingga terjadi excess demand dan menyebabkan harga barang naik, faktor-faktor yang menyebabkan naiknya permintaan oleh golongan monetaris disebbakan naiknya jumlah uang beredar sedangkan golongan strukturalis tidak menyangkal hal ini tetapi ditambahkan karena naiknya pengeluaran pemerintah misalnya investasi dan pendapatan. Sedangkan inflasi dari sisi penwaran agregat disebabkan naiknya biaya produksi, untuk mengatasi hal ini pengusaha menaikkan harga jualnya yang dibebankan pada masyarakat sehingga harga barang dan jasa meningkat.
Penelitian ini menggunakan teknik pooling yaitu merupakan gabungan dari data runtun waktu (Time Series) data kerat lintang (Cross Section) yang dimulai dari tahun 1991-2001 (11) tahun dan 26 propinsi di Indonesia. Sedangkan sampel yang digunakan adalah Inflasi, Pendapatan, Jumlah Uang Beredar, Investasi , Impor dan Upah.
Berdasarkan hasil regresi didapatkan bahwa jumlah uang beredar berpengaruh secara signifikan terhadap Inflasi pada perekonomian regional dan hubungan ini adalah negatif. Pendapatan berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap inflasi, investasi saat ini dan investasi tahun lalu tidak signifikan terhadap inflasi, upah berpengaruh secara signifikan dan negatif terhadap inflasi. Apabila diperhatikan koefisien yang dihasilkan, maka faktor yang paling dominan mempengaruhi inflasi adalah faktor dari sisi penawaran yaitu impor. Sedangkan dilihat pada masing-masing wilayah adanya variasi dari tiap-tiap variabel yang memepengaruhi inflasi namun yang paling kelihatan behwa upah nominal dan impor secara signifikan berpengaruh di setiap wilayah serta impor sebagai penyebab inflasi dari sisi penawaran menghasilkan koefisien terbesar di tiap-tiap wilayah dibandingkan varibel yang lainnya yaitu jumlah uang beredar, pendapatan, investasi saat ini, investasi tahun lalu dan upah.
Kebijakan untuk mengatasi tidak terlepas dari faktor-faktor yang menyebabkan inflasi. Sesuai dengan hasil penelitian dimana faktor yang mempengaruhi inflasi dari sisi penawaran yaitu impor yang berari_i bahwa inflasi terjadi karena naiknya biaya bahan baku berasal dari luar balk dari antar daerah maupun luar negeri, ini menandakan bahwa masih kurang sarana dan prasarana penyediaan bahan baku untuk proses produksi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Nuning Trihadmini
"Inflasi merupakan suatu indikator yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Pencapaian inflasi rendah merupakan prasyarat bagi tercapainya sasaran makroekonomi lainnya, seperti pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja yang seluas-luasnya. Pemilihan kestabilan harga sebagai sasaran akhir kebijakan moneter dilatarbelakangi oleh realita bahwa inflasi yang tinggi menimbulkan dampak negatif dan ketidakstabilan bagi perekonomian. Tinjauan teoritis dan empiris menunjukkan bahwa inflasi dipengaruhi oleh variabel-variabel dalam permintaan aggregat, penawaran aggregat, faktor luar negeri, faktor ekspektasi serta jumlah uang beredar.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor apa raja yang mempengaruhi inflasi di Indonesia, selama periode tahun 1988 - 2002, dengan menggunakan model ekonomi makro struktural skala kecil. Berdasarkan determinan pokok pembentuk inflasi, maka faktor ekspektasi inflasi dan inflasi impor mempunyai pengaruh besar terhadap inflasi di Indonesia, sementara pengaruh faktor output gap relatif kecil. Faktor ekspektasi inflasi lebih ditentukan oleh inflasi inersia daripada target inflasi, serta inflasi impor lebih dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar yang menunjukkan besarnya pengaruh langsung (direct pass-through effect) dan nilai tukar ke inflasi. Secara keseluruhan signifikansi variabel-variabel moneter, seperti suku bunga SBI, nilai tukar rupiah, dan uang beredar, dalam persamaan simultan ekonomi makro menunjukkan cukup berpengaruhnya fenomena moneter dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Indonesia.
Sehubungan dengan dominannya faktor ekspektasi inflasi dan faktor inflasi impor, maka kebijakan moneter perlu diarahkan pula pada upaya stabilisasi nilai tukar rupiah untuk meminimalkan dampak fluktuasinya, serta perluasan komunikasi target inflasi dan pencapaian target inflasi yang telah ditetapkan. Dari sisi kebijakan fiskal, perlu peningkatan alokasi pengeluaran Pemerintah untuk sektor produktif, agar dampaknya pada permintaan agregat dan pertumbuhan ekonomi, nyata.

Inflation is a very important indicator in economic development. Attainment of low inflation is a prerequisite to reaching other macroeconomic targets, i.e. economic growth and employment. The choice of price stability as final target of monetary policy is based on by the reality that high inflation may generate negative impact and instability toward the economy. Empirical and theoretical evidences indicate that inflation is influenced by variable of aggregate demand, aggregate supply, foreign factor, expectation and money supply.
This research aims are to identity any factors that influencing inflation in Indonesia, during the period 1988 - 2002, by using small scale structural macro model. Based on fundamental determinant of inflation, we obtain that expected inflation factor and import inflation factor contribute the most to the inflation in Indonesia, whereas output gap has a small impact. Expected inflation is more determined by the inertia inflation rather than inflation target, and imported inflation is more influenced by the exchange rate depreciation, that showing direct influence or direct pass-through effect from exchange rate to inflation. In whole, monetary variables i.e. SBI, exchange rate, and money supply are significant in macro economic stimulant equation, this shows that monetary phenomenon has enough effect in influencing economic growth and inflation in Indonesia.
Since the expected inflation and imported inflation are the dominant factors, monetary policy is important to be directed to maintain the exchange rate stabilization, for the minimize of fluctuation effect, and because the inflation target is not significant to influence inflation, extensive communications of inflation target is indeed mandatory. From fiscal policy point of view, needs to it increase the government expenditure.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julius
"Masalah yang terus mengancam kondisi perekonomian di seluruh negara adalah kecenderungan meningkatnya laju inflasi. Tak terkecuali, di Indonesiapun, masalah ini dideteksi dengan adanya sebab, yang hersumber dari sisi permintaan (demand side) dan penawaran (supply side). Penelitian ini berusaha menemukan faktor-faktor (ekonomi) yang menjadi sebab berfluktuasinya laju inflasi di Indonesia pada periode 1969-1991, dan mengkategorikannya ke dalam sisi supply atau demand. Penelitian ini menggunakan model Sadiq Ahmad dan Ajay Chhibber, dengan memodifikasi variabel-variabel yang signifikan untuk periode penelitian tersebut. Ini dilakukan agar mendapatkan hasil regresi yang efisien secara ekonometri. Melalui penggunaan perangkat ekonometri ini juga, maka model yang menerangkan pengaruh heherapa variabel terhadap laju inflasi dapat dilihat relevansinya di Indonesia. Setelah dilakukan regresi terhadap beberapa persamaan ekonometri, dihasilkan bahwa perubahan laju inflasi di Indonesia periode 1969 - 1991, dipengaruhi oleh variabel-variabel perubahan uang beredar M2, perubahan harga beras tahun sebelumnya, gejolak inflasi internasional dan penggunaan kapasitas perekonomian terpasang. Lebih jauh lagi, dari penelitian ini, digambarkan bahwa faktor-faktor yang bersuinher pada sisi demmand mempengaruhi gejolak tingkat inflasi dalam kurun waktu ,jangka panjang. Sebaliknya, variabel-variabel dari sisi supply, herdampak secara jangka pendek. Akhirnya, walaupun sisi demand cenderung inendominàsi dalam tnenerangkan variabel laju inflasi, khususnya variabel perubahan jumlah uang heredar M2, namun dengan masuknya variabel dari sisi supply, terutama perubahan harga beras, maka besarnya dominasi itu dapat diredam. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mi ialah; hahwa dalam menekan gejolak laju inflasi, maka sehaiknya dibuat suatu kebijaksanaan yang dapat meredam kenaikan perubahan uang beredar, menekan peningkatan harga kebutuhan pokok (khususnya beras dan BBM), menjaga stahilitas kurs, dan inenyeimbangkan iklim investasi dengan kondisi perekonomian (agar tidak overheated). Untuk mencapal hal tersebut, maka sebaiknya pihak pemerintah terus mengadakan deregulasi perbaikan iklim investasi, baik sebagai insentif, maupun perizinan. Disamping itu, disektor, perdagangan, usaha-usaha peningkatan ekspor dan menekan impor terus dilakukan. Disektor anggaran, penekanan pengeluaran yang dibarengi dengan peraturan untuk meningkatkan penerimaan pajak, harus terus digalakkan. Begitu juga dengan peinantauan variabel tingkat hunga kredit dan deposito, diusahakan tidak terlalu tinggi (juga spreadnya). Dari sisi supply, nampaknya pemerataan pembangunan infrastruktur, intensifikasi pertanian, pènyederhanaan hirokrasi dan sistim pendistribusian, serta pemakaian mekanisme pasar, demi efisiensi dan penurunan high cost of production, perlu dilakukan penyesuaian oleh pemerintah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Henny Septiana Amalia
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengamh tingkat bunga dan int1asi terhadap perubahan nilai tukar valuta asing di Indonesia. Dalam analisis Covered Interesf Arbitrage para ahli berpendapat bahwa nilai tukar valuta asing sangat dipengaruhi oleh suku bunga (IRP) dan inilasi (PPP). Untuk itu, maka penulis mencoba untuk melihat pengaruh suku bunga (IRP) dan inflasi (PPP) terhadap nilai tukar hard currency, seperti : USA, Poundsterling, CHF, dan Yen, khususnya pasca krisis moneter di Indonesia. Populasi dalam pcnclitian ini adalah nilai tukar valuta asing mata uang hard currency terhadap Rupiah, disini yang diambil adalah nilai mkar valuta asing masing- masing ncgara pcrbulannya selama tiga tahun periode tahun 2001-2003. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tingkat suku bunga (IRP) dan tingkat inflasi (PPP). Data yang digunakan adalah nilai tukar valuta asing, tingkat suku bunga bebas risiko dan tingkat inf1asi negara Indonesia, Amerika, Inggris, Swiss dan Jcpang. Faktor IRP dan PPP hanya bisa menjelaskan faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar sebesar 42%, dan 58% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar IRP dan PPP. Sedang faktor IRP dan PPP yang bisa menjelaskan faktor nilai tukar mpiah terhadap yen sebesar 28%, dan 72% dijelaskan oieh faktor-faktor Iain diluar IRP dan PPP. Namun faktor IRP dan PPP hanya bisa menjelaskan faktor nilai tukar rupiah terhadap swissiianc sebesar 37%, dan 63% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar IRP dan PPP. Faktor IRP dan PPP berpengaruh cukup kuat terhadap nilai tukar rupiah terhadap yan. Disini menggambarkan bahwa tingkat inflasi dalam negeri tcrhadap tingkat inflasi luar negeri dan tingkat suku bunga dalam negeri terhadap tingkat suku bunga luar negeri mempunyai peran besar dalam penentuan nilai tukar rupiah terhadap yen. Secara. umum, penentuan investasi nilai lukar rupiah terhadap yen lebih baik dibandingkan penentuan investasi terhadap dolar, poundsterling, dan swissB?anc. Hal ini dikarcnakan kcdua faktor IRP dan PPP benar-benar berperan dalam menentukan bentuk investasi yang akan dilakukan.

This research aim to analyze related/relevant influence rate of interest and inflation at change of exchange rate in Indonesia. In analysis of Covered Interest of Arbitrage all expert have a notion that exchange rate very influenced by rate of interest( IRP) and inflation ( PPP). For that, hence writer try to see influence of rate of interest ( IRP) and inflation ( PPP) to exchange rate of hard currency, like : USA, Poundsterling, CI-IF, and Yen, specially monetary after crisis in Indonesia. Population in this research is currency exchange rate of hard currency to Rupiah, here the taken is exchange rate of is each its month state during three year period of year 2001-2003. Free variable in this research is rate of interest level ( IRP) and inflation rate(PPP). Data the used is exchange rate, free rate of interest level of Indonesia state inflation rate and risk, American, English, Swiss and Japan. Factor of IRP and of PPP only can explain rupiah exchange rate factor to dollar equal to 42%, and 58% explained by other factors outside IRP and of PPP. Factor medium IRP and of PPP which can explain rupiah exchange rate factor to yen equal to 28%, and 72% explained by other factors outside IRP and of PPP. But factor of IRP and of PPP only can explain rupiah exchange rate factor to swissfranc equal to 37%, and 63% explained by other factors outside IRP and of PPP. Factor of IRP and of PPP has an effect on strong enough to rupiah exchange rate to yen. Here depict that dom tic inflation rate to overseas inflation rate and domestic rate of interest level to overseas rate of interest level have big role in detemiination of rupiah exchange rate to yen. In general, determination of rupiah exchange rate investment to compared to better yen of' determination of investment to dollar, poundsterling, and swissfranc. These matters because of both factors of IRP and of PPP really play a part in to determine investment form to be done/conducted."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T32103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>