Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58216 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartono Mohamad
Jakarta: Sinar Agape Press, 1998
612.6 KAR k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kartono Mohamad
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1998
612.6 KAR k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The growth of the birth rate in Indonesia is not comparable with the availability of labour force and it has an impact on national economic conditions. Therefore, the BKKBN (National Family Planning Coordinating Board) is very active to conduct various forms of promotion of the Family Planning (KB) in order to reduce the birth rate and to achieve a prosperous family. This study seeks to examine the relationship between the promotion of family planning programs with reproductive health behaviors among the parish of the church which is characterized by a certain ethnic group, in West Jakarta. By using simple random sampling, the questionnaire was distributed to 123 respondents of the 20-44 -year -old. This study used simple linear regression analysis and the result showed there was a very strong relationship between the promotion of family planning programs and reproductive health behavior."
JPUKIA 6-7 (1-2) 2015 (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Isa
"Skripsi ini membahas determinan atau faktor-faktor yang bisa berpengaruh terhadap status unmet need KB yang bisa dialami oleh wanita. Determinan ini berupa karakteristik atau latar belakang individu yang bisa menimbulkan cost/biaya dan motivasi tertentu dalam penggunaan kontrasepsi sehingga mengakibatkan kebutuhan dari individu terhadap KB tidak bisa terpenuhi. Dalam skripsi ini dilakukan dua analisis: deskriptif dan inferensial terhadap total unmet need berdasarkan data SDKI tahun 2007 dengan ruang lingkup nasional atau seluruh Indonesia. Analisis inferensial menggunakan model regresi logistik biner atau logit.
Hasil analisis terhadap data SDKI sejak tahun 1991 menunjukkan bahwa persentase unmet need di Indonesia telah mengalami penurunan sejak tahun 1991 walaupun angka tersebut stagnan sejak 3 survei terakhir selama 12 tahun di angka 9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa unmet need telah menjadi permasalahan laten yang belum bisa sepenuhnya diatasi dan pemerintah harus menjadikan permasalahan ini sebagai salah satu fokus penyelesaian dalam program KB pada masa yang akan datang, demi menunjang pembangunan di bidang kependudukan,walaupun angka 9 persen masih sangat rendah bila dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya di dunia.
Analisis deskriptif menemukan bahwa persentase unmet need akan menurun seiring meningkatnya umur wanita dan meningkat seiring bertambahnya jumlah anak yang dimiliki serta memiliki nilai lebih tinggi pada golongan wanita yang tidak bekerja, bertempat tinggal di desa, kurang berpendidikan, berada pada tingkat kesejahteraan yang rendah, belum pernah memakai KB, dan suaminya tidak setuju terhadap KB.
Analisis menggunakan model multivariat dengan metode logistik biner menunjukkan bahwa umur wanita, jumlah anak masih hidup, status kerja wanita, pendidikan tertinggi, kesejahteraan, wilayah tempat tinggal, status pernah tidaknya memakai KB, persetujuan suami terhadap KB dan banyaknya diskusi tentang KB di antara pasangan, berpengaruh kepada status unmet need KB wanita pada tingkat kepercayaan 95%, dengan hasil yang tidak berlawanan dengan hasil analisis deskriptif kecuali untuk variabel wilayah tempat tinggal dan pendidikan tertinggi.

This thesis discuss about the determinants or factors that could give effects to the status of unmet need for family planning experienced by women. These determinants are the individual characteristics that will cause some certain costs or motivation to the women in using contraception, and could make the demand or willingness from the women to use family planning become unaccomplished. This thesis performs two kind of analysis: Descriptive and inferential analysis of the total unmet need based on data of IDHS 2007 which has a national scope for all provinces in Indonesia.
The analysis of IDHS data since 1991 showing that the percentage of unmet need for family planning have been declining, although the amount of percentage is stagnant for the last 12 years during the last 3 IDHS. This fact shows that unmet need for family planning in Indonesia has become a latent problem which cannot be completely solved and the government should pay attention in solving this problem in the future as a part of sustaining a development in population aspect of the country, although the percentage is relatively low for Indonesia if compared to another developing countries in the world.
Descriptive analysis finds that the percentage of unmet needs will decrease as the age of women become older, and will increase when the number of child possessed by the women is also increasing. The percentage of unmet need would be higher for women with some certain characteristics : Not working women, living in rural area, less educated, low welfare, never use any method of contraception, never discuss family planning with partner and whose husband is disagree to family planning.
Analysis using multivariate model with binary logistic method shows that age of women, number of living children possessed, women working status, women highest education, place of living, welfare, ever use of contraception, discussion about family planning with husband, and the husband approval to family planning are significant determinants for women unmet need status in 95% confidence interval, and the results for all variable are the same with the descriptive analysis conducted before, except for place of living and women highest education variables.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6683
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Lorensimaya
"Unmet need adalah proporsi wanita usia subur dalam status kawin yang tidak menggunakan alat kontrasepsi meskipun mereka menyatakan ingin menjarangkan kehamilan atau membatasi kelahiran. Persentase unmet need di Indonesia tahun 2012 adalah 11 persen, angka ini masih perlu untuk diturunkan sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di tahun 2014, yaitu 6,5 persen dan target Millennium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015, yaitu lima persen. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kejadian kebutuhan pelayanan KB tidak terpenuhi di Indonesia serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 yang meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan desain studi potong lintang.
Hasil menunjukkan bahwa total kejadian kebutuhan KB tidak terpenuhi di Indonesia adalah 11,4 persen. Tujuh persen untuk membatasi kelahiran dan empat persen untuk menjarangkan kehamilan. Faktor yang berhubungan dengan kejadian kebutuhan KB tidak terpenuhi di Indonesia adalah umur wanita, jumlah anak hidup, jumlah anak ideal, wilayah tempat tinggal, pendidikan suami, pengetahuan tentang kontrasepsi, dan diskusi suami istri tentang KB. Faktor yang paling berhubungan terhadap kejadian kebutuhan KB tidak terpenuhi di Indonesia adalah diskusi suami istri tentang KB.

Unmet need is the proportion of women of childbearing age in marital status were not using contraception even though they said they want to spacing or limiting births. The percentage of unmet need in Indonesia in 2012 was 11 percent, this proportion still needs to be decreased in accordance with the target of the National Medium Term Development Plan in 2014 is 6,5 percent and target of Millennium Development Goals (MDGs) in 2015 is five percent. The aim of the study is to describe unmet need for family planning in Indonesia and factors related to it. Data of Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 were used for univariate, bivariate and multivariate analysis with the design of cross-sectional study.
The results showed that the total of unmet need for family planning in Indonesia is 11,4 percent, seven percent for limiting births and four percent for spacing births. Factors associated with unmet need for family planning in Indonesia is woman's age, number of living children, ideal number of children, region of residence, husband's education, knowledge of contraception, and discussions couple about family planning. Most related factor to the case of unmet need for family planning in Indonesia is discussions couple about family planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rozana Hakim
"Dalam pelaksanaan program KB yang memasuki tahun anggaran 1987/1988 sebagai tahun ke empat dalam pelita ke empat, konsep kebijaksanaan pelaksanaan KB Mandiri merupakan salah satu upaya yang efektif dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan beberapa masukan tentang ciri-ciri peserta KB Mandiri dalam keikutsertaannya dalam Reluarga Berencana.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh masukan mengenai ciri-ciri peserta KB Mandiri dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan klinik KB swasta. Dipilihnya klinik swasta DKI karena sesuai dengan prioritas sasaran tahun 1987-1988 adalah menggalakkan penggarapan pada sasaran masyarakat kota / industri pada strata sosial ekonomi menengah keatas yang sebagian besar menggunakan pelayanan klinik KB swasta. Disamping itu peneliti ingin menyumbangkan hash penelitian ini kepada klinik klinik swasta DKI agar dapat berperan secara optimal dalam program KB Mandiri ini.
Penelitian ini merupakan penelitian diskriptip cross-sectional dengan kuesioner kepada peserta KB dari klinik Panca Warga, Gunung Sahari dan Klinik YKB Pisangan Baru. Metode statistik yang digunakan adalah analisis persentase, tabel silang dan uja. Chi - Square. Gambaran umum secara singkat adalah bahwa peserta KB sebagian besar memakai IUD, secara teratur, dengan kemauan sendiri, merasa cukup puas dan biaya tidak memberatkan.
Faktor yang mempunyai hubungan dengan penggunaan pelayanan adalah biaya perjalanan dan kunjungan, jarak dan lama perjalanan. Dengan type klinik yang dikunjungi adalah pendidikan suami, pendapatan, biaya perkunjungan dan biaya keseluruhan, waktu tunggu, jarak dan lama perjalanan.
Dapat disimpulkan bahwa masyarakat DKI Jakarta telah siap menerima konsep KB Mandiri dengan kemampuan untuk mememenuhi kebutuhan kontrasepsi dan bersedia mencari tempat pelayanan sesuai dengan keinginan mereka.
Saran untuk peneliti lain untuk dapat meneliti lebih lanjut mengenai kebutuhan peserta KB Mandiri, sedangkan bagi pemerintah dan BKKBN kiranya dapat memberi kemudahan kemudahan bagi sektor swasta untuk berperan serta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Martua Hidayana
"ABSTRAK
Studi ini memperlihatkan bahwa para suami, baik dari, golongan bawah maupun menengah, sesungguhnya mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap masalah KB keluarganya. Asumsi bahwa peranan suami dalam keluarga lebih mengutamakan mencari nafkah dan sebagai pengambil keputusan akhir agaknya tidak sepenuhnya benar. Demikian juga halnya dengan anggapan bahwa pria kurang peduli atau kurang berminat terhadap masalah KB.
Secara umum, masih sangat sedikit para suami yang mengetahui istilah kesehatan reproduksi. Bagi mereka istilah tersebut terlalu teknis dan sukar dibayangkan berhubungan dengan masalah apa. Ketidaktahuan ini tentu berkaitan dengan minimnya informasi yang mereka peroleh mengenai hal itu. Sebagian berpendapat bahwa media massa, koran atau TV misalnya, adalah sarana yang baik untuk menyebarluaskan informasi mengenai KR atau pun program pemerintah lainnya.
Indikasi akan pola hubungan suami-istri yang seimbang terwujud Pula melalui perilaku seksual suami. Para suami menyadari bahwa hubungan seks yang sehat adalah dengan pasangannya sendiri. Sekali pun inisiatif hubungan seks lebih banyak dilakukan oleh suami, namun ada kesadaran untuk tidak melakukan pemaksaan jika istri sedang tidak menginginkannya karena lelah, sakit atau sebab lainnya. Demikian juga dengan pantangan seks pada waktu--waktu tertentu karena alasan agama. Dalam masa-masa kehamilan, kelahiran dan menyusui, para suami lebih banyak memberikan dukungan sosial-psikologis kepada istrinya. Mereka juga berupaya untuk mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhafikan dalam menjaga kesehatan kehamilan dan menyusui bayi.
Bagaimana dengan keterlibatan para suami dalam KB? Dalam hal pengambilan keputusan mengenai jumlah anak, jarak kelahiran dan metode KB, sebagian besar merundingkannya dengan istri masing-masing. Kebanyakan istrilah yang menjadi pengguna kontrasepsi moderen, sementara ada kecenderungan suami menggunakan metode tradisional seperti sistem kalendar dan senggama terputus. Sebenarnya para suami cukup peduli dengan masalah KB namun minimnya pengetahuan mengenai program, metode dan efek samping kontrasepsi membuat mereka nampak enggan menjadi akseptor. Mereka berpendapat bahwa petugas kesehatan hendaknya juga memberikan penjelasan kepada suami meskipun istrinyalah yang menggunakan kontrasepsi. Selain itu promosi kontrasepsi pria dirasakan masih sangat kurang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Silvany Theresia
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh struktur kelembagaan keluarga berencana terhadap prevalensi kontrasepsi dalam menurunkan fertilitas di Indonesia , angka prevalensi kontrasepsi (APK) merupakan variabel antara yang secara langsung mempengaruhi fertilitas. Struktur kelembagaan KB, tingkat pendidikan wanita, dan tingkat partisipasi angkatan kerja wanita merupakan variabel bebas yang mempengaruhi fertilitas secara tidak langsung melalui APK. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan unit analisis 477 kabupaten/kota di Indonesia sebagai data observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur kelembagaan KB berpengaruh terhadap peningkatan prevalensi kontrasepsi dalam menurunkan tingkat fertilitas di Indonesia.

The focus of this study is to investigate the effect of family planning institutional structure on contraceptive prevalence in declining fertility in Indonesia. Contraception prevalence rate is the intermediate variable that affects fertility directly, meanwhile, the family planning institutional structure, women education, and female labor force participation affect fertility indirectly through contraception prevalence rate. This research is quantitative study with 477 observations from districts throughout Indonesia. The results of the study show that family planning institutional structure increased contraceptive prevalence in declining the fertility in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Paramita
"Penelitian ini membahas tentang peranan lembaga Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dalam memasyarakatkan program Keluarga Berencana pada masa orde baru, sehingga dapat mencapai keberhasilan secara signifikan. Tingkat keberhasilan Keluarga Berencana Nasional dalam penelitian ini dapat dilihat dari program-program yang dibuat oleh lembaga BKKBN serta bagaimana bentuk pelaksanannya di dalam masyarakat pada masa Orde Baru. Keberhasilan program Keluarga Berencana tersebut tidak luput dari adanya dukungan jaringan-jaringan yang didapat baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Fungsi dari dibentuknya jaringan itu sendiri yakni memudahkan BKKBN dalam memasyarakatkan program Keluarga Berencana. Selain itu kita juga dapat mengetahui peran serta bentuk kerja sama dari masing-masing jaringan baik dari dalam negeri maupun luar negeri yang turut membantu program Keluarga Berencana hingga mencapai tingkat keberhasilan.

This Research talks about the role of Coordinating Agency of National Family Planning in Delivering Family Planning in the New Order, until they can reaches the significant success. In this Research, National Family Planning success rate can be seen from the Programs created by The Agency of National Family Planning as well as how the implementation in the form of society in the New Order. The successful of Family Planning program wasn’t releasing from the support from domestic networks and also foreign networks. The function of formation of the network it self to help the Agency of National Family Planning to delivering the family planning program. More over, we can exactly know about the role of the contribution of each networks from domestic networks and foreign networks that helped the family planning programs to achieve the level of success.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>