Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22986 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1992
612.664 AIR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rustam S.
"Tesis ini bertujuan mengevaluasi proses pelaksanaan kegiatan Program Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI ). Jenis penelitian ini dengan menggunakan penelitian evaluasi. Tehnik pengambilan sampel untuk informan dengan menggunakan tehnik purposive Sampling. Lokasi penelitian di Puskesmas Konda kabupaten Konawe Selatan Propinsi Sulawesi Tenggara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari aspek input mengenai buku petunjuk pelaksanaan program pemberian MP-ASI Kecamatan Konda pada belum tersosialisasikan dengan baik,sarana dan prasarana belum tersedia, minimnya dana yang disediakan oleh pemerintah. Dari aspek proses penyimpanan, pengangkutan, pendistribusian, dan pemberian ke sasaran belum dilaksanakan sesuai yang ada dalam buku petunjuk.

This thesis aims to evaluate the implementation1 of program activities Complementary Feeding Mother's Milk (MP-ASI). This type of research using evaluation research. Sampling techniques to informants by using purposive sampling techniques. Research sites in the district health center Konawe Konda South Sulawesi Province.
The results showed that from the aspect of user input regarding the implementation of a program of MP-ASI Konda district in principle have not been socialized properly, infrastructure is not yet available, the lack of funding provided by the government. From the aspect of the storage, transportation, distribution, and administration to targets have not been implemented according to the user.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30723
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Suryaningsih
"Demonstrasi dan pendampingan menyusui merupakan pendidikan kesehatan, untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan ibu dalam pemberian ASI. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi pengaruh demonstrasi dan pendampingan menyusui terhadap motivasi dan kemampuan ibu dalam pemberian ASI. Desain penelitian adalah kuasi eksperimen dengan pre and post test nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel dengan consecutive sampling yang terdiri dari 38 responden.
Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh demonstrasi dan pendampingan menyusui terhadap motivasi dan kemampuan ibu dalam pemberian ASI pada kelompok intervensi (p < 0,05). Disarankan agar metode demonstrasi dan pendampingan menyusui dapat dijadikan sebagai intervensi keperawatan untuk meningkatkan program pemberian ASI pada bayi.

The demonstration and guidance in breast feeding is a health education that aims at increasing the motivation and the ability of nursing mothers to provide milk. The research aims at identifying the effects of the demonstration and the guidance as aforementioned. The design of the research is quasi-experiment which employed the preand post-test nonequivalent control group design. Consecutive sampling was used to gather data from 38 respondents.
The results indicated that there were effects of such demonstration and guidance towards the mothers' motivation and ability to nurse their children in the intervention group (p < 0,05). The study recommended that the same demonstration and guidance method be implemented as a nursing intervention to improve breast feeding programs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30689
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Widiastuti
"Bayi lahir cukup bulan memiliki naluri menyusu 20 - 30 menit setelah dilahirkan. Namun, fakta menunjukkan produksi dan ejeksi air susu ibu (ASI) yang sedikit di hari-hari pertama menyebabkan banyak ibu yang mengalami ketidakefektifan proses menyusui. Tidak terproduksinya ASI diakibatkan karena kurangnya rangsangan hormon prolaktin. Teknik marmet merupakan perpaduan memerah dan memijat payudara pada ibu nifas yang dapat merangsang hormon pada proses menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh teknik marmet dengan masase payudara pada ibu nifas tiga hari postpartum terhadap kelancaran ASI dan kenaikan berat badan bayi. Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental bentuk perbandingan kelompok statistik yang dilakukan di Puskesmas Grabag Kabupaten Magelang. Sampel yang digunakan adalah 40 responden postpartum pada September - November 2014. Uji statistik menggunakan uji Mann Whitney U. Teknik marmet dan masase payudara dalam memengaruhi kelancaran ASI secara statistik terdapat perbedaan (nilai p = 0,047). Sedangkan perbedaan dalam memengaruhi berat badan bayi diperoleh nilai p = 0,038 sehingga secara statistik tidak terdapat perbedaan. Pemberian perlakuan teknik marmet menyebabkan pengeluaran ASI lebih lancar, tetapi tidak terdapat perbedaan teknik marmet dengan masase payudara dalam memengaruhi kenaikan berat badan bayi.

Vigorous babies have suckling instinct for 20 - 30 minutes after born. However, the fact shows that low production and ejection of breastfeed in first days cause many mothers have ineffective breastfeeding problem. The lack of prolactin hormone stimulus affects breastfeed cannot be produced. Marmet technique is a combination of breast dairy and massage in puerperium mothers that can stimulate hormone during breastfeeding. This study aimed to compare effects of both marmet technique and breast massage in three-day postpartum mothers on the smoothness of breastfeeding and baby weight gain. This study used pre-experimental design with statistical group comparison conducted in Grabag Primary Health Care, Magelang District. The samples used were 40 postpartum mother respondents on September - November 2014. The statistical test used Mann Whitney U-Test. Marmet technique and breast massage affecting the smoothness of breastfeeding were statistically different (p value = 0.047). Meanwhile, the difference in affecting baby weight gain reached p value = 0.038, so statistically no difference found. The treatment of marmet technique affects breastfeeding smoother, yet no difference found between marmet technique and breast massage in affecting the baby weight gain."
2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mina Yumei Santi
"Pada tahun 2011, di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten
Bantul mempunyai jumlah tenaga bidan konselor ASI terbanyak, tetapi
cakupan ASI eksklusif masih menempati urutan terendah ketiga. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis implementasi kebijakan pemberian ASI
eksklusif melalui konseling oleh bidan konselor ASI berdasarkan faktor dis-
posisi dan struktur birokrasi di puskesmas wilayah Kabupaten Bantul.
Penelitian deskriptif kualitatif ini mengambil informan penelitian secara pur-
posive dengan informan utama adalah empat orang bidan konselor ASI.
Informan triangulasi adalah empat bidan koordinator, Kasie Gizi Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul, empat kepala puskesmas, dan 12 orang ibu
yang melakukan pemeriksaan kehamilan, nifas dan imunisasi bayi ke
puskesmas terpilih. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara men-
dalam. Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis isi. Hasil
penelitian menemukan implementasi kebijakan pemberian ASI melalui kon-
seling ASI di puskesmas belum berjalan optimal, disposisi/ sikap bidan kon-
selor ASI adalah menyetujui tugas memberikan konseling ASI. Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul disarankan menyusun SOP pelaksanaan
konseling ASI dan puskesmas disarankan melaporkan kinerja bidan kon-
selor ASI ke dinas kesehatan.
Bantul is a district that has the highest number of midwives counselor of
breastfeeding in Yogyakarta Province with 40 persons but the exclusive
breastfeeding coverage of this district was the third lowest in 2011. The
study aimed to analyze the policy implementation of exclusive breastfeed-
ing counseling by midwives counselor of breastfeeding based on disposition
and bureaucratic structure factors at Public Health Centers in Bantul district.
Design of this study was descriptive qualitative using a purposive sampling.
The main informants were four midwives counselor of breastfeeding in
health centers and triangulation informants namely four head of health cen-
ters, four coordinator of midwives, a head of nutrition section and 12 moth-
ers i.e.pregnant women, postpartum mothers and mothers of infants that
are immunized at health center. Data were collected from in-depth interview.
Processing and analysis of data by using content analysis. The result of this
study shows that breastfeeding policy implementation through breastfeed-
ing counseling in health centers is not optimal, the midwives counselor of
breastfeeding agreed to do breastfeeding counseling. It is suggested to
Bantul Regency Health to formulate standard operating procedures of mid-
wife counselor of breastfeeding and for the health centers to reports the per-
formance of midwives counselor of breastfeeding to regency health."
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Said
"Riwayat pemberian Air Susu Ibu (ASI), karakteristik ibu dan anak serta po-
la asuh berpengaruh terhadap kecerdasan anak. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui proporsi tingkat kecerdasan anak, riwayat pemberian
ASI, karakteristik ibu dan anak, serta faktor dominan yang berhubungan
dengan tingkat kecerdasan anak pada siswa SDSN Pekayon Jaya VI Kota
Bekasi. Penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang dengan metode
systematic random sampling dengan jumlah sampel sebesar 166 respon-
den (siswa/i yang berumur 7 _ 9 tahun) beserta ibunya. Penelitian ini dilak-
sanakan pada bulan Mei 2013. Pada siswa dilakukan tes kecerdasan
menggunakan tes Raven sedangkan ibunya mengisi kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat kecerdasan rendah 6%, rata-rata 36,7%,
dan tinggi 57,2%. Variabel yang berhubungan dengan kecerdasan adalah
durasi pemberian ASI dan pendidikan ibu. Pendidikan ibu adalah faktor
dominan terhadap kecerdasan, bahwa ibu yang berpendidikan tinggi
berpeluang mempunyai anak dengan kecerdasan tinggi yaitu 3,556 kali
lebih besar dibandingkan ibu berpendidikan rendah setelah dikontrol vari-
abel durasi ASI. Untuk Dinas Pendidikan Kota Bekasi agar menyeleng-
garakan berbagai aktivitas seperti seminar/pelatihan/konseling bagi orang
tua murid tentang pentingnya peran orangtua terhadap tumbuh kembang
anak.
Breastfeeding history, mother and children characteristics, and child care
are considered influential on child intellegence. This study aimed to deter-
mine the proportion of exclusive breastfeeding, the level of childrens intel-
legence, mother and children characteristics, the relationship between du-
ration of breastfeeding with the level of students intellegence. This research
used a cross-sectional design and through systematic random sampling
with a sample size of 166 respondents (students aged 7 _ 9 years old) and
their mothers. The intellegence was tested using the Raven test while their
Pendidikan Ibu dan Durasi Pemberian Air Susu Ibu
dalam Peningkatan Kecerdasan Siswa Usia Sekolah
Dasar
Mother Education and Breastfeeding Duration in Increasing Elementary
School Students Intelligence
Maryam Said* Hadi Pratomo**
mothers were interviewed. The results showed that the level of childrens in-
tellegence was high (57.2%), average (36.7%), and low (6%). Those vari-
ables which related to the intellegence level were duration of breastfeeding
and the level of mothers education. The mothers education level is one of
the factors which has higher effect, againts the childrens intellegence.
Those mothers who have high level education will have probability 3,556 to
have their children with high level intellegence (after controlling the duration
breastfeeding). Suggestion; The Department of Education Bekasi city to or-
ganize activities relevant to the improving of parents in growth and deve-
lopment of their children through seminars/training/counseling."
Dinas Kesehatan Kota Bekasi, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola persebaran wilayah kualitas air tanah dangkal parameter pH, DHL dan TDS menurut baku mutu dalam Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990, serta untuk menggambarkan perbedaan dan persamaan kualitas air tanah dangkal berdasarkan pasang surut, jarak dari sungai dan jarak dari laut. Pengukuran parameter penentu kualitas air dilakukan di lapangan pada bulan Agustus 2006.
Hasil penelitian menunjukan Pola persebaran wilayah kualitas air tanah dangkal parameter pH, DHL dan TDS di sepanjang Kali Bekasi dan Cikarang Bekasi Laut (CBL) menunjukan kecenderungan makin dekat dengan laut (utara) kualitas air tanahnya relatif semakin buruk, sedangkan makin dekat dengan sungai (tanggul sungai) cenderung akan semakin membaik. Tidak ada pengaruh jarak dari sungai terhadap nilai pH, DHL dan TDS. Jarak dari laut berpengaruh terhadap nilai DHL dan TDS dengan angka korelasi R = 0.7, namun tidak berpengaruh terhadap nilai pH. Pasang surut Kali Bekasi dan saluran CBL mempengaruhi perubahan kualitas air tanah dangkal parameter pH, DHL dan TDS, saat pasang kualitas air tanah dangkal cenderung lebih buruk dibandingkan saat surut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nizar
"Baku mutu (BM) SO2 ambien Indonesia untuk rata-rata waktu 24-jam sebesar 365 μg/m3 yang diatur di dalam PP No 41 Tahun 1999 paling longgar dibandingkan dengan BM SO2 ambien negara-negara lain di dunia termasuk BM panduan WHO. BM ini diperkirakan belum menjamin perlindungan kesehatan masyarakat dan lingkungan di Indonesia. Oleh karenanya diperlukan BM alternatif untuk SO2 ambien yang lebih ketat. Penelitian ini mengkaji nilai manfaat dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan jika Indonesia melakukan pengetatan BM SO2 ambien. Dua alternatif BM untuk SO2 yang digunakan adalah 78 μg/m3 mengacu pada U.S. EPA dan 300 μg/m3 mengacu pada PUSARPEDAL. Langkah pertama adalah memetakan persebaran konsentrasi SO2 ambien di Indonesia. Hasilnya mengindikasikan bahwa Provinsi DKI Jakarta dan Banten telah melebihi kedua BM alternatif sedangkan Provinsi DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Sumatera Utara hanya melebihi BM alternatif 78 μg/m3.
Dari aspek sosial, jika DKI Jakarta dan Banten memenuhi BM alternatif 300 μg/m3 akan menurunkan kejadian ISPA 98% dan 95%. Untuk Jawa Timur, Bali dan Sumatera Utara, jika memenuhi BM alternatif 78 μg/m3 akan menurunkan kejadian ISPA masing-masing 59%, 51% dan 5%. Dari aspek ekonomi, pemenuhan BM alternatif 300 μg/m3 memberikan manfaat penurunan kejadian ISPA di Indonesia antara Rp 171.400.000-Rp 4.030.000.000, sedangkan pemenuhan BM alternatif 78 μg/m3 memberikan manfaat ekonomi lebih besar: antara Rp 233.900.000-Rp 5.499.000.000. Dari aspek lingkungan, disimpulkan bahwa pemenuhan BM alternatif 300 dan 78 μg/m3 memberikan nilai pH (keasaman) air hujan masingmasing 5,05 dan 5,31.

Indonesia quality standard (QS) for ambient SO2 for 24-hour time average i.e. 365 μg/m3 regulated in the Government Regulation No. 41 of 1999 is the most loose compared to the ambient SO2 standards of other countries in the world including WHO QS guideline. This QS is not expected to guarantee the protection of public health and environment in Indonesia. Therefore more stringent QS alternative for ambient SO2 is required. This research examines benefit values in social, economic and environmental aspects if Indonesia tightens its ambient SO2 QS. Two alternative QS for SO2 are used i.e 78 referring to U.S. EPA and 300 μg/m3 referring to PUSARPEDAL. First step is to map distribution of SO2 ambient concentrations in Indonesia. The result indicates that Provinces of Jakarta and Banten have exceeded both alternative QS while Provinces of Yogyakarta, West Java, Central Java, East Java, Bali and North Sumatra only exceed the alternative QS of 78 μg/m3.
From the social aspect, by attaining to the alternative QS of 300 μg/m3, Jakarta and Banten will reduce incidence of ARI by 95% and 98%. By attaining to the alternative QS of 78 μg/m3, East Java, Bali and North Sumatra will reduce the incidence of ARI by 59%, 51% and 5%. From the economic aspect, the attainment to the alternative standard of 300 μg/m3 gives economic value of the decrease of ARI incidence ranging from Rp 171.4 millions to Rp 4.03 billions in Indonesia. The attainment to the alternative QS of 78 μg/m3 gives economic value ranging from Rp 233.9 millions to Rp 5.499 billions. From the environmental aspect, it is concluded that the attainment to the alternative standards of 300 and 78 μg/m3 provide rainwater pH value of 5.05 and 5.31 respectively.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heihnson, Robert Jennings
Upper Saddle River: Prentice-Hall, 1999
628.53 HEI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhiyono
"Udara segar merupakan kebutuhan utama bagi semua mahkluk hidup. Setiap mahkluk hidup memerlukan udara bersih 10-20 m3per hari untuk bernafas (EPA, 2012). Orang Amerika rata-rata menghabiskan 90% waktunya setiap hari untuk melakukan aktivitas di dalam ruangan. Dari fakta diatas, peneliti meyakini bahwa kualitas udara dalam ruangan memberi dampak yang lebih serius bagi kesehatan mahkluk hidup bila dibandingkan dengan kualitas udara di luar ruangan. Rendahnya kualitas udara dalam ruangan terutama disebabkan oleh aktivitas memasak dan pemanasan yang dilakukan di dalam ruangan. Faktor utama lain penyebab rendahnya kualitas udara dalam ruangan adalah asap rokok. Rendahnya kualitas udara dalam ruangan menyebabkan ketidaknyamanan dan berpengaruh pada kesehatan. Salah satu polutan yang berbahaya adalah particulate matter. ketika seseorang menghirup udara yang mengandung partikel tersebut, partikel tersebut akan berpenetrasi secara mendalam ke paru - paru. Efek jangka pendek dari menghirup udara yang berkualitas rendah adalah batuk, bersin, kelelahan, sakit kepala, gangguan pernafasan akut, dan efek jangka panjang dari menghirup udara yang berkualitas rendah adalah terkena penyakit paru-paru contohnya kanker paru -paru. Untuk mengurangi resiko kesehatan yang disebabkan oleh rendahnya kualitas udara, maka perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan kualitas udara tersebut. Sesuai dengan EPA An Introduction to Indoor Air Quality, terdapat 3 (tiga) cara dasar untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Ketiga cara tersebut antara lain: manajemen sumber polutan atau menghilangkan sumber polutan individual atau mengurangi emisinya, meningkatkan ventilasi atau meningkatkan aliran udara ke dalam ruangan dan menggunakan pemurni udara atau pembersih udara dalam gedung. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan cara yang paling efektif untuk mengurangi konsentrasi partikel dalam ruangan dalam rangka meningkatkan tingkat kualitas udara. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mesin pemurni udara memiliki dampak yang lebih efektif bila dibandingkan dengan ventilasi.

Fresh air is a primary need of every human being. Every Human need a regular fresh air 10-20 m3 each day for breath (EPA, 2012). US people spend their time approximately 90% in indoor for daily activities. From that fact above, scientist believe that the indoor air quality give more serious impact for human health than the outdoor air quality. Poor Indoor Air Quality primary caused by cooking and heating inside the building. Another major cause of poor indoor air quality is a cigarette smoke. Poor Indoor Air Quality will cause discomfort and affecting to health for the occupant. One harmful pollutant is particulate matter. When people breath air that contain this particles, this particles will penetrate deep into the lungs. Short- term effect inhale Poor Indoor Air Quality are coughing, sneezing, fatigue, headache, supper respiratory congestion, and long-term effect inhale poor Indoor Air Quality may cause lung diseases for example lungs cancer. to reduce the health risks caused by poor air quality, the air quality needs to be improved. According to EPA An Introduction to Indoor Air Quality (2013) there are three basic ways to Improve Indoor Air Quality. There are: Source management or eliminate individual source of pollutant or reduce their emissions, ventilation improvement or increasing outdoor air coming indoor and using air purifier or air cleaners in the building. The aim of this experiment is to find the most effective way to reduce particles concentration in the air in order to improve air quality level. From experiment result we can conclude that air purifier machine has more effective impact than ventilation one."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>