Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Prasojo
Jakarta: YAPPIKA, 2007
352.63 EKO r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sumanto
"Penelitian ini tentang estimasi penghitungan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) dan Incremental Labour Output Ratio (ILOR) di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui besarnya nilai ICOR dan ILOR di Kabupaten Sragen; (2) mengetahui derajad hubungan investasi tcrhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sragen.
Penelitian dilakukan di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Periodc waktu pengamatan adalah tahun 2001-2007. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis ICOR (Incremental Capital Output Ratio) dan ILOR (Incremental Labour Output Ratio) serta analisis Korelasi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Nilai rata-rata ICOR di Kabupaten Sragcn pada periode tahun 2001 - 2007 adalah sebesar 6,56. Investasi berhubungan positip terhadap pertumbuhan ckonomi di kabupaten Sragen. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis korelasi antara pertumbuhan Investasi dengan pcrtumbuhan PDRB didapatkan nilai sebesar 0,771, nilai korelasi ini signitikan secara statistik. Kenaikan nilai rcalisasi invcstasi di Kabupaten Sragen akan diikuti dengan tetjadinya kenaikan penumbuhan PDRB di Kabupaten Sragen (ceteris paribus); (2) Nilai lI.OR Kabupaten Sragen 2001-2007 adalah sebesar 0,1384. Investasi juga berhubungan positip terhadap penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Sragen. Hal tersebut ditunjukkan hasil korelasi antara pertumbuhan investasi dengan penycrapan tcnaga kerja cliperoleh nilai sebesar 0,940 yang signitikan secara statistik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa di Kabupaten Sragen belum tetjadi pergeseran penyerapan tenaga kerja daii sektor yang padat karya yang cenderung membutuhkan tcnaga ketja yang banyak kepada sektor-sektor yang lebih padat modal yang cenderung membutuhkan tenaga kerja yang lebih sedikit.
Proyeksi kebutuhan investasi target I dengan pertumbuhan PDRB tahun 2008-2011 masing-masing sebesar 5,6%, 5,9%, 6,2% dan 6,5 maka dibutuhkan investasi sebesar Rp 1.003.042 juta, Rp 1.12I.239juta, Rp l.253.659juta, dan Rp 1.399.751juta. Pada proyeksi kebutuhan investasi target II dengan pertumbuhan PDRB masing-masing sebesar 5,8%, 6,l%, 6,4% dan 6,7% maka dibutuhkan investasi sebesar Rp 1.040.942 juta, Rp 1.161.566 juta, Rp 1.296.688 juta dan Rp 1.445.706 juia. Proyeksi kcbutuhan tenaga ketja target I dengan penumbuhan PDRB tahun 2008-2011 masing-masing scbcsar 5,6%, 5,9%, 6,2% dan 6,5 maka dibutuhkan tenaga kcrja tambahan masing-masing sebanyak 21.183, 23.679, 26.475 dan 29.560 orang. Proyeksi kebutuhan tenaga ketja target II dengan pcnumbuhan PDRB tahun 2008-2011 masin-masing sebcsar 5,8%, 6,1%, 6,4% dan 6,7% maka dibuluhkan tambahan tenaga kerja masing-masing sebanyak 21.983, 24.530, 27.384 dan 30.531 orang.

This research about Estimation of Incremental Capital Output Ratio (ICOR) and Incremental Labor Output Ratio (ILOR) in Sragen Regency, Central Java Province. The research objective in this research are (1) knowing value of ICOR and ILOR in Sragen Regency; (2) knowing correlation of investment to growth of economic and absorbtion of labour in Sragen Regency.
Research conducted in Sragen Regency, Central Java Province. The research period is year 2001-2007. The tools to analyze the data used in this research are ICOR (Incremental Capital Output Ratio) and ILOR (Incremental Labor Output Ratio) analysis and also correlation analysis.
The conclusions of this research are (1) Average of ICOR in Sragen Regency at period 2001 - 2007 is equal to 6.56. The positive correlation of investment to economic growth in Sragen Regency. This matter is shonm from result of the correlation analysis between investment growths with the growth of PDRB by equal to 0.771; this correlation value is statistically significant. Increase assess the investment realization in Sragen Regency will be followed with the happening of increase of growth PDRB in Sragen Regency (oeteris paribus); (2) Value of ILOR of Sragen Regency 2001-2007 is equal to 0.1384. Investment also the positive correlation to labour absorption in Sragen Regency. The mentioned shown by result of correlation between growth of investment and growth PDRB obtained by equal to 0.940 which statistically signilicant. The result indicate that in Sragen Regency not yet been happened by the friction of labour absorption from labor intensive sector which tend to require the labor which is a lot of to more capital intensive sector which tend to require the slimmer labour.
Projection of requirement of investment of PDRB growth year 2008-2011 each of 5.6%, 5.9%, 6.2% and 6.5 are hence required by investment of equal to Rp 1.003.042 million, Rp 1.121.239 million, Rp 1.253.659 million, and Rp 1.399.751 million. Investment requirement projection by using high PDRB growth assumption each of 5.8%, 6.1%, 6.4% and 6.7% are hence required investment equal to Rp 1.040.942 million, Rp 1.161.566 million, Rp 1.296.688 million and Rp 1.445.706 million. Labor requirement projection in 2008-2011 by using PDRB growth assumption of Sragen Regency is equal to 5.6%, 5.9%, 6.2% and 6.5 are hence required by additional labor each as much 21.183, 23.679, 26.475 and 29.560 people. Labor requirement projection in 2008-2011 by using PDRB growth assumption of Sragen Regency is equal to 5.8%, 6.1%, 6.4% and 6.7% are hence required by additional labor each as much 21.983, 24.530, 27.384 and 30.531 peoples.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T33799
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Qorina Putri Tsani
"Kabupaten Sragen dan Karanganyar merupakan dua kabupaten penyangga pangan di Provinsi Jawa Tengah dengan produksi padi sawah yang cukup tinggi. Fluktuasi nilai produksi padi selama lima tahun terakhir membuat kondisi produksi tidak menentu dan sulit diprediksi. Pemantauan kondisi padi sawah dan metode untuk menghasilkan estimasi luas panen dalam waktu yang singkat sangat diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas citra MODIS dengan indeks vegetasi TSAVI dalam mengestimasi luas panen dan produksi padi sawah. Citra MODIS temporal 16 harian dengan indeks vegetasi TSAVI diklasifikasi sesuai dengan bentuk pola dan nilai kehijauannya. MODIS TSAVI yang sudah diklasifikasi dilakukan analisis menggunakan regresi untuk mengetahui pola pertumbuhan tanaman padi sawah.
Hasil penelitian menunjukkan distribusi spasial dan pola masa tanam tanaman padi sawah di Kabupaten Sragen dan Karanganyar memiliki pergerakan waktu tanam mengikuti aliran irigasi. Estimasi luas panen padi dari citra MODIS TSAVI temporal menghasilkan area seluas 87.227 hektar, atau sebesar 61,42% dari luas total panen eksisting. Kesalahan sebesar 38,58% dalam estimasi luas panen ini disebabkan resolusi spasial citra MODIS yang hanya bisa mencakup 250m x 250m atau sekitar 6,25 hektar di setiap pikselnya. Sehingga sawah yang luasnya kurang dari 6,25 hektar tidak dapat terdeteksi. Selain itu, gap yang diakibatkan oleh mosaic antar scene citra MODIS juga memperbesar standar eror dalam penelitian ini.

Sragen and Karanganyar are the two districts in Central Java that produce a high volume of paddy. The production of paddy in the last five years has been fluctuating, it makes the production of paddy inconsistent and difficult to predict. Monitoring the condition of paddy fields and and find a method to estimate the width of paddy production and harvested area in a short period of time is needed. This research aims to determine the effectiveness of MODIS imagery with TSAVI vegetation index in estimating harvest area and production of paddy. MODIS temporal imagery with TSAVI are classified by temporal pattern and greenness value. The classified MODIS TSAVI analyzed using multiple linear regression to determine the growth pattern of paddies.
The results of this research shows the spatial distribution and planting pattern of the rice paddy in Sragen and Karanganyar are following the movement of irrigation flow. The width of harvest from MODIS TSAVI temporal imagery is estimated to produce about 87.227 hectares, or 61.42% from the existing harvest. A fault of 38,58% in estimating the width of harvest is due to the spatial resolution of MODIS imagery that could only covers 250m x 250m or about 6.25 hectares in each pixel. As the result, the rice paddies fields which have area less than 6.25 hectares can‟t be detected. Moreover, the gap caused by inter-scene mosaic MODIS imagery also increases an error in this research.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghesa Meilinda Rachmawati
"ABSTRAK
Sektor industri merupakan salah satu pendapatan daerah utama dan merupakan sektor unggulan Kabupaten Sragen khususnya Kecamatan Sidoharjo yang telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pengembangan wilayah diperlukan memperhatikan sektor unggulannya berdasarkan potensinya untuk mendatangkan keuntungan bagi wilayah tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola pengembangan industri secara spasial melalui arah perkembangan wilayah industri di Kecamatan Sidoharjo berdasarkan orientasi pasarnya dan dampak perkembangan industri terhadap penyerapan tenaga kerja serta peningkatan pendapatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan metode deskriptif keruangan. Hasil penelitian menunjukkan pengembangan wilayah industri di Kecamatan Sidoharjo berdasarkan pada orientasi wilayah pasarnya dimana dampak perkembangan industri menyerap tenaga kerja dari sekitar wilayah industri. Industri tekstil berorientasi pada pasar lokal dan pasar internasional memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Industri pakaian jadi yang berorientasi pada pasar internasional memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja yang sedang. Industri makanan yang berorientasi pada pasar regional memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja yang rendah. Industri pengolahan yang berorientasi pada pasar nasional memiliki tingkat penyerapan tenaga kerja yang rendah.

ABSTRACT
The industrial sector is one of the main regional income and is the pre eminent sector of Sragen regency especially Sidoharjo Sub district which has increased in recent years. Regional development is required to pay attention to its leading sectors based on its potential to bring benefits to the region. The purpose of this research is to understand the pattern of spatial industrial development through the direction of industrial area development in Sidoharjo Sub district based on its market orientation and the impact of industrial development on employment and income generation. The method used in this research is quantitative method and descriptive method of spatial. The result of research shows the development of industrial area in Sidoharjo Sub district based on the orientation of its market area where the impact of industrial development absorbs the workforce from around industrial area. Textile industry oriented to local market and international market which have high level of employment. The international market oriented apparel industry has a moderate rate of employment. The regional oriented food industry has a low rate of employment. The national market oriented processing industry has a low rate of employment."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akmalina Fadhilah Yahya
"Distres adalah reaksi individu terhadap situasi yang timbul akibat interaksi yang terjadi antara individu dengan pekerjaan dan memiliki dampak negatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat distres dan faktor risiko pada tenaga kesehatan di Puskesmas Karangmalang Kabupaten Sragen tahun 2023. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Variabel yang diteliti adalah jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, masa kerja, beban kerja, jadwal kerja, home-work interface, dan dukungan sosial. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner Perceived Stress Scale untuk mengukur distres, NIOSH Generic Job Stress Questionnaire untuk mengukur faktor risiko terkait pekerjaan dan variabel dukungan dari atasan dan rekan kerja, dan Multidimensional Scale of Perceived Social Support untuk mengukur dukungan sosial dari keluarga dan teman. Sebanyak 34,0% tenaga kesehatan mengalami stres ringan dan 66,0% tenaga kesehatan mengalami stres sedang. Berdasarkan uji bivariat yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dan jam kerja dengan tingkat distres pada tenaga kesehatan di Puskesmas Karangmalang Kabupaten Sragen

Distress is an individual reaction to situations that occur due to interactions between the individual and work and has a negative impact. This study aims to describe the level of distress and risk factors in health workers at the Karangmalang Health Center, Sragen Regency in 2023. This study used a quantitative method with a cross-sectional study design. The variables studied were gender, age, marital status, education level, occupation, years of work, workload, work schedule, home-work interface, and social support. The study instruments used were the Perceived Stress Scale questionnaire to measure distress, the NIOSH Generic Job Stress Questionnaire to measure job-related risk factors and support variables from superiors and coworkers, and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support to measure social support from family and friends. A total of 34.0% of health workers experienced mild stress and 66.0% of health workers experienced moderate stress. Based on the bivariate test done, it can be concluded that there is a relationship between workload and working hours with the level of distress in health workers at Karangmalang Health Center, Sragen Regency."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The objectives of this research are 1) analyses the influence of exposure innovation information, human capital , innovation promotion, and rate of adoption of corn innovation toward social capital ; and 2) analyses the influence of social capital exposure innovation information. The research was conducted in East Lombok regency, west Nusa Tenggara Province, from July to October 2008. The research it used survey method with combining quantitative and qualitative approaches. data of the research were collected through an in-depth interview on 220 respondents and 12 informants. Based on result of the research , it is concluded that social capital was significantly influenced by factors such us the innovation communication intensity, work motivation, farmer's attitude, innovation economic benefit value, market availability and rate of adoption of corn innovation. The factors was significantly influenced toward rate of adaption of corn innovation were social capital, information access of innovation, innovation availability, and market availability. However, in adoption process of corn innovation, farmer's exposure toward innovation information, human capital and innovation promotion worked through the social capital. The capital is one of the factors required to consider in improving the adaption of corn innovation, so the revitalization of social capital should be done by using various of cohesively approaches."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Puteh
"Pendahuluan
Latar Belakang
Di dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa bangsa Indonesia terbagi menjadi daerah-daerah propinsi, dan daerah-daerah propinsi terbagi lagi menjadi daerah-daerah yang lebih kecil yang masing-masing bersifat otonom. Implikasi dari ketentuan tersebut dikeluarkannya Undang-Undang nomor 5 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah. Kemudian untuk tingkat yang lebih rendah diatur dalam Undang-Undang nomor 5 tahun 1979 yang mengatur Pokok-Pokok Pemerintahan Desa.
Berdasarkan ketentuan tersebut, desa merupakan bagian yang integral dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T 5609
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maradi Prabowo
"Otonomi daerah di Indonesia telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2001. Untuk itulah pemerintah daerah harus memanfaatkan peluang yang ada ataupun menggali potensi-potensi baru dalam upaya meningkatkan PAD sebagai wujud nyata otonomi. Investasi adalah jawaban mendasar bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Namun apa yang terjadi di lapangan sangat berbeda dengan konsep tentang otonomi daerah, dengan dalih peningkatan PAD justru banyak Pemerintah Daerah melakukan kebijakan yang anti investasi. Meskipun banyak daerah banyak mengeluarkan kebijakan yang "anti investasi", tetapi ada daerah yang justru memberlakukan kebijakan yang "pro investasi". Yaitu :Kebijakan Pelayanan Terpadu Kabupaten Sragen.
Landasan hukum Kantor Pelayanan Terpadu (KPT) adalah Perda Nomor 15 Tahun 2003 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Sragen. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya KPT memerlukan pelimpahan kewenangan dari 'instansi terkait dalam bidang perizinan. Pelimpahan kewenangan ini yang tertuang dalam Peraturan Bupati Sragen Nomor 6 Tahun 2005. Ada 52 Jenis Perizinan yang menjadi kewenangan KPT. Hasil yang diperoleh Setelah Berdirinya KPT, Investasi mengalami kenaikan menjadi 61,3 persen. Tahun 2002 sebanyak Rp. 592 miliar, tahun 2003 sebesar Rp. 703 miliar, tahun 2004 mencapai Rp. 926 miliar, dan tahun 2005 menjadi Rp. 955 miliar."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T17629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>