Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29432 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vonny Susanty
"Teori Sensory Integration (SI) secara garis besar menjelaskan cara otak menerima dan memproses stimulus sensorik dari Iingkungan dan dari dalam tubuh (Trott, Laurel dan Windeck, 1993). Apabila seseorang dapat memproses input sensorik dengan baik, maka ia akan berperilaku secara adaptif. Sedangkan gangguan SI disebabkan karena individu kesulitan dalam menerima dan memproses input sensorik, sehingga perilaku yang muncul menjadi tidak adaptif. Hal ini terjadi pada anak ASO (Autism Spectrum Disorder) dan anak dengan gangguan perkembangan lain. Pemahaman mengenai gambaran sensorik sangat diperlukan untuk menentukan langkah-langkah intervensi, namun belum tersedia alat ukur yang terstandar, yang dapat memberikan gambaran sensorik anak.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, penulis melakukan adaptasi terhadap alat ukut The Infant/Toddler Sensory Profile, yang dikembangkan oleh Dunn (2002) dan dianggap reliabel dan valid untuk mengukur gambaran sensoris anak usia 7 - 36 bulan yang telah mampu menerima dan mcngolah infonmsi melalui seluruh sistem sensorik. Penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif terhadap 103 subyak yang dipilih menggunuakan teknik incidental sampling. Subyek adalah caregiver (orang tua, kerabat dan pengasuh) yang mempunyai dan atau mengasuh anak usia 7 sampai dengan 36 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat ukur ini cukup konsisten dalam mengukur gambaran sensorik anak usia 7 - 36 bulan. Analisa item dilakukan secara kualitatif dan dilakukan sejak awal penyusunan alat ukur ini. Alat ini juga valid, mengukur dimensi yang hendak diukur, melalui 6 faktor, yaitu sensation seeking, low threshold (context), low threshold (self), oral processing, low registration dan sensory avoiding.
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah memperbaiki penyusunan item berdasarkan membuat definisi operasional yang lebih konkrit. Selain itu, penambahan jumlah item pada beberapa dimensi serta penambahan jumlah sampel, terutama pada sampeI dari populasi anak-anak yang memiliki gangguan perkembangan, juga disarankan. Menambah metode penelitian dalam melakukan uji reliabilitas dan validitas sangat diperlukan untuk menyempurnakan alat ukur yang disusun.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T18091
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Kusumaatmaja
"Tugas akhir ini merupakan hasil adaptasi alat ukur sikap profesional pegawai yang sebelumnya pemah digunakan oleh Richard Hall. Alat ukur sikap ini dimaksudkan untuk membantu Departemen X, dalam upaya menjngkatkan perilaku profesional pegawai. Alat ukur ini menjadi langkah awal yang sangat penting untulc memperoleh gambaxan sikap profesional pegawai. Alat ukur ini disusun dengan konstruk sikap profesional, yang terdiri dari lima komponen yaitu komponen atiliasi komunitas, kewaiiban sosial, peraturan profesi, dedikasi, dan tuntutan kemandirian. Kelima komponen ini kemudian diinteraksikan dengan tiga aspek sikap yaitu aspek kognitif aspek afektif dan aspek konatiif.
Analisa validitas dan reliabilitas dilakukan berdasarkan perhitungan statistika dan diperoleh 25 item yang signitikan pada pada level 0,01 dan 0,05. Dengan kata lain, item-item pada alat ukur sikap prof:-:sional sudah valid atau benar-benar dapat mengukur sikap profesional. Uji reliabilitas dilakukan dengan a¢ha cronbach, didapat_ koefisien alpha alat ukur sikap profesional baik secaza keselumhan (0.703) maupun tiap komponennya (0,673 untuk komponen ailiasi komunitas, 0.677 untuk komponen kewajiban sosial, 0,708 untuk komponen peraturan profesi, 0,682 untuk komponen dedikasi, dan 0,718 untuk komponen tuntutan kemandirian). Maka dapat dikatakan bahwa alat ukur sikap profesional ini reliabel secaxa internal consistency dalam arti, item-item yang terdapat pada alat ukur ini mampu secara konsisten dan akurat untuk mengukur suatu konstruk.

This final assigrunent is. an adaptation of professional attitude scale previously have been used by Richard Hall. Attitude measurement scale is intended to assist the Department of X, in an effort to improve the professional behavior of employees. This scale is the first step which is very important to obtain descriptions of professional employee attitudes. The scale are developed to measure this construct professional attitude, which consists of five components, namely the use ofthe professional organization as a major reference, a belief in service to the public, belief in self regulation, a sense of calling to the field, and autonomy. Those five components are then interaction with three aspects of the aspects of attitude, namely, cognitive aspect, affective aspects, and behavioral aspects.
Analysis of validity and reliability based on the calculation of statistics and obtained 25 items at a significant level at 0.01 and 0.05. In other words, the items on the instrument measuring professional attitudes are valid or truly can measure professional attitudes. Reliability test is done with alpha cronbach, obtained alpha coeflicients measiuing tool professional attitude both overall (0,703) and each of its components (0,673 to use of the professional organization as a major reference, 0,677 component to belief in sen/ice to the public, 0.708 for the belief in self regulation component, component sense of calling to the field to 0.682, and 0.718 for component autonomy demands). S0 it can be said that professional attitude measuring instrument is reliable intemal consistency in meaning, the items that are on the tool is able to measure consistently and accurately to measure a construct.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34047
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vemita Sinantia
"Self Reliance Inventory merupakan salah satu alat ukur rasa kemandirian yang banyak digunakan dalam penelitian mengenai stres kerja. Sejauh ini belum ditemukan adaptasi Self Reliance Inventory dalam bahasa Indonesia, meskipun alat ukur tersebut telah dikembangkan menjadi 2 versi (2 indikator dan 3 indikator). Adaptasi Self Reliance Inventory diperlukan karena selama kurun waktu 10 tahun terakhir penelitian yang mengukur konstruk tersebut menggunakan alat ukur yang kurang spesifik pada rasa kemandirian di tempat kerja. Self Reliance Inventory versi 2 indikator (tidak ketergantungan dan ketergantungan) terdiri dari 20 item. Dalam penelitian ini, alat ukur tersebut diadaptasi melalui 6 tahap berdasarkan panduan adaptasi alat ukur lintas budaya. Berdasarkan uji coba terhadap 50 karyawan di Indonesia, diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,65 pada indikator tidak ketergantungan dan sebesar 0,75 pada indikator ketergantungan. Dengan demikian, hasil adaptasi alat ukur rasa kemandirian dapat digunakan untuk penelitian mendatang guna memprediksi berbagai variabel seperti stres kerja, intensi turn over, tekanan kerja, serta organizational citizenship behavior pada karyawan di Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia dan Ikatan Psikologi Sosial-HIMPSI, 2018
150 JPS 16:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Supit, Diane Meytha
"Latar belakang: Identifikasi dan deteksi dini gangguan komunikasi pada bayi dan anak membutuhkan alat uji penapisan sahih, andal, mudah diaplikasikan oleh orangtua/ pengasuh. Instrumen CSBS DP ITC adalah alat skrining yang sahih dan andal mendeteksi gangguan komunikasi anak, namun belum diterjemahkan dan diuji kesahihan dan keandalan dalam bahasa Indonesia.
Tujuan: Mengetahui kesahihan dan keandalan CSBS DP ITC bahasa Indonesia sebagai alat uji penapisan gangguan komunikasi anak 6-24 bulan.
Metode: Penelitian potong lintang di Poliklinik TKPS/ RS Cipto Mangukusumo Jakarta (Februari-Mei 2019) dua tahapan. Tahapan pertama kesahihan interna 2 periode yaitu pertama, adaptasi transkultural kuesioner CSBS DP ITC bahasa asli ke bahasa Indonesia dan kedua, pengujian kuesioner CSBS DP ITC versi bahasa Indonesia kepada 35 orangtua/ pengasuh. Uji kesahihan dianalisis menggunakan Spearman Correlation, uji keandalan dianalisis menggunakan Alpha Cronbach s coefficient. Tahapan kedua kesahihan eksterna, uji diagnostik CSBS DP ITC dibandingkan BSID III skala bahasa sebagai baku emas kepada 147 orangtua/ pengasuh dan 147 anak.
Hasil: Kesahihan interna CSBS DP ITC bahasa Indonesia umumnya baik dengan nilai r > 0,3. Keandalan CSBS DP ITC bahasa Indonesia baik dengan Alpha Cronbach s (0,876-0,896). Kesahihan eksterna CSBS DP ITC bahasa Indonesia mendapatkan sensitifitas 71,43% dan spesifisitas 81,48%.
Simpulan: Kuesioner CSBS DP ITC bahasa Indonesia terbukti sahih dan andal sebagai alat uji penapisan gangguan komunikasi anak usia 6-24 bulan

Background: Early identification and detection of communication disorders in children require valid and reliable screening tool that easily to apply. The CSBS DP ITC is a valid and reliable screening tool to detect communication disorder in children, but it has not translated and tested for validity and reliability in Indonesian language.
Objective To find out validity and reliability of CSBS DP ITC Indonesian version as a screening tool for communication disorders in children aged 6-24 months.
Methods: Cross-sectional study was carried out in clinic of Growth Development- Social Pediatric / Cipto Mangukusumo Hospital Jakarta (February - May 2019) in two stages. First stage was internal validity consisting 2 periods, transcultural adaptation from original language to Indonesian and second stage was final Indonesian CSBS DP ITC questionnaire was tested to 35 parents / caregivers. Validity analyzed using Spearman Correlation. Reliability analyzed using Alpha Cronbach s coefficient. Second stage was external validity by compared CSBS DP ITC with BSID III language scale as gold standard to 147 parents / caregivers and 147 children.
Results: Internal validity showed good validity with r > 0.3. Reliability showed good with Alpha Cronbach (0.876-0,896). External validity has 71.43% sensitivity and 81.48% specificity.
Conclusion: Indonesian CSBS DP ITC questionnaire valid and reliable as screening test for communication disorders in children aged 6-24 months.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrini
"Alat ukur K-ABC adalah alat ukur yang digunakan untuk melihat inteligensi dan prestasi seseorang dimana di dalam alat ukur ini terdapat dua skala yaitu Skala Mental dan Skala Prestasi. Skala Mental terbagi menjadi dua skala yaitu Skala Sekuensial dan Skala Simultan. Dengan diadaptasinya alat ukur K-ABC untuk digunakan di Indonesia maka diharapkan adaptasi alat ukur ini dapat menjadi salah satu alternatif alat ukur yang dapat membantu psikolog maupun pengajar untuk memahami kemarnpuan siswa.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini akan dianalisis apakah item-item dalam setiap subtes yang terdapat dalam Skala Mental sudah tersusun berdasarkan tingkat kesulitannya dan apakah sudah memiliki validitas yang layak terhadap Kuesioner Penilaian Guru.
Metode yang digunakan untuk melihat tingkat kesulitan item adalah metode statistik modern yaitu Item Respons Theory. Sedangkan untuk melihat kelayakan validitas digunakan metode klasik yaitu Criterion-related Validity dengan metode Concurrent Validity. Pengolahan data untuk Item Respons Theory menggunakan program QUEST sedangkan untuk validitas menggunakan program SPSS13. Jumlah sampel keseluruhan yang digunakan untuk melihat tingkat kesulitan item adalah sebanyak 120 siswa, sedangkan jumlah sampel yang dilihat profil kemampuannya adalah sebanyak 30 siswa dengan rentang usia 6 sampai 7 tahun 11 bulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh item dalam subtes-subtes yang ada masih belum tersusun berdasarkan tingkat kesulitannya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa adaptasi alat ukur K-ABC Skala Mental untuk usia 6 sampai 7-tahun 11 bulan ini memiliki korelasi yang tidak signifikan terhadap Kuesioner Penilaian Guru.
Disarankan agar penelitian ini dilanjutkan dengan memperbanyak jumlah sampel, memperluas wilayah untuk pengambilan sampel, dan mempertimbangkan kembali Kuesioner Penilaian Guru dalam hal item dan instruksi pelaksanaannya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Diah Lestari
"Pembangunan kesehatan di Indonesia membutuhkan perhatian yang sangat besar. Masih banyak hal- hal yang harus diperbaiki, seperti misalnya pelayanan kesehatan yang tidak merata, tren penduduk dengan usia tua, gaya hidup tidak sehat, lingkungan yang tidak memenuhi standar, dan meningkatnya penyakit-penyakit yang bersifat degeneratif. Untuk itu peran pelayanan kesehatan sangat diperlukan, seperti ketersediaan lembaga kesehatan dan pelaksana di bidang kesehatan. Salah satunya adalah peran seorang perawat.
Dalam sebuah lembaga kesehatan, perawat memegang peranan yang besar dalam gerak kegiatan rumah sakit untuk menolong pasien. Perannya seringkali menentukan dalam proses penyembuhan pasien karena perawat adalah pekerja kesehatan yang berfungsi memberikan asuhan keperawatan selama 24 jam dan mempunyai kontak yang konstan dengan pasien. Selain itu, perawat merupakan jumlah tenaga yang dominan yaitu 50-60% dari seluruh tenaga yang ada di rumah sakit (Axles, Nurachman & Notoatmojo, 2002). Profesi perawat bertujuan untuk menolong orang lain dalam mencapai dan mempertahankan kondisi yang sehat, baik melalui pemberian nutrisi sehat, lingkungan aman, maupun memberikan perasaan yang nyaman secara psikologis.
Di lain sisi, berhadapan setiap hari dengan pasien sakit bukanlah suatu hal yang mudah. Pekerja pelayanan sosial- kesehatan, salah satunya perawat adalah profesi yang sangat rentan terhadap burnout. Hal ini dikarenakan para pekerjanya memiliki keterlibatan langsung dengan pasien (Cherniss dalam NingDyah, 1999). Dalam tugasnya memberikan pelayanan, perawat sering dihadapkan pada tuntutan untuk selalu memberikan yang terbaik, harus selalu sabar, tenang, dan memiliki pengertian yang baik, bahkan di saatsaat tertentu merata tidak berdaya lagi untuk menyembuhkan pasien terminal, mengontrol keadaan sehingga menimbulkan perasaan frustasi.
Beban kerja yang berlebihan juga seringkali menimbulkan tekanan, kelelahan fisik, mental, dan emosional pada perawat. Sumber burnout yang lain adalah konflik peran seperti memilih antara prinsip professional yang dipegang dengan kebijakan- kebijakan yang berlaku dalam institusi tempat perawat bekerja. Dengan kompleksnya tugas serta di sisi lain rentan terhadap burnout, maka seorang perawat dituntut untuk memiliki inner resources atau kualitas- kualitas dalam diri yang positif agar dapat berfungsi secara professional. Hal ini sejalan dengan pendekatan Positive Psychology yang mencoba untuk menemukan kekuatan tidak hanya kelemahan individu agar dapat mencapai hidup yang berarti dan tegar menghadapi stressor (Peterson & Seligman, 2004). Manuel D dan Rhoda Mayerson Foundation telah melakukan sebuah studi mengenai sifat- sifat positif dari individu. Mereka telah mengembangkan suatu alat ukur yang mampu melihat profil character strengths individu. Alat ukur tersebut diberi nama Values In Action Inventory of Strengths (VIA- IS)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17890
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Al Faruqi
"Dengan banyaknya tuntutan terhadap karyawan perusahaan startup di era ekonomi digital ini, kemampuan adaptasi karyawan menjadi kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan alat ukur psikologis yang reliabel, valid untuk mengukur kemampuan adaptasi karyawan, memiliki item yang baik, serta memiliki norma yang dapat digunakan untuk menginterpretasi skor. Partisipan penelitian adalah karyawan perusahaan startup yang telah bekerja minimal selama tiga bulan (n = 60). Hasil menunjukkan bahwa Startup Employee Adaptability – Scale (SEA-S) secara keseluruhan merupakan alat ukur dengan konsistensi internal dan homogenitas yang tinggi (α = 0,895), valid untuk mengukur kemampuan adaptasi karyawan berdasarkan korelasi dengan keterikatan kerja yang secara teoritis berhubungan (r = 0,516, n = 60, p < 0,01), serta memiliki item yang diskriminatif. Norma yang digunakan untuk menginterpretasi skor individu adalah within-group norm, dengan menggunakan standard score (M = 10, SD = 3).

With the amount of demands on startup company employees in this digital economy era, employees adaptability is a competency that every employee must have. This study aims to develop a psychological measuring instrument that is reliable, valid for measuring the employees adaptability, has good items, and has norms that can be used to interpret scores. Research participants are employees of startup companies who have worked for at least three months (n = 60). The results show that the Startup Employee Adaptability - Scale (SEA-S) as a whole is a measuring tool with high internal consistency and homogeneity (α = 0.895), valid for measuring the adaptability of employees based on the correlation with work engagement which is theoretically related (r = 0.516 , n = 60, p <0.01), and had discriminatory items. The norm used to interpret individual scores is the within-group norm, using a standard score (M = 10, SD = 3)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Puspitasari
"California Marriage Readiness Evaluation (CMRE)merupakan tes psikologi untuk mengukur kesiapan perkawinan yang disusun oleh Morse P. Manson Ph.D, dan dipublikasikan oleh Western Psychological Services (WPS) di Amerika Serikat. Tes ini rnengukur kesiapan perkawinan dalam 8 subkategori yang tercakup kedalam 3 kategori yang paling relevan dengan kesiapan perkawinan. Kategori Kepribadian terdiri dari 3 subkategori yaitu struktur karakter, kematangan emosi, dan kesiapan menikah. Kategori Persiapan terdiri dari 3 subkabegori yaitu pengalaman keluarga, keuangan dan rencana masa depan. Kategori yang terakhir adalah kategori interpersonal yang terdiri dari 2 subkategori yaitumotivasi menikah dan kesesuaian.
Tujuan penelitian ini adalah mengadaptasi CMRE sehingga akhirnya dihasilkan alat ukur kesiapan perkawinan yang dapat digunakan di Indonesia. Dan agar CMRE dapat dianggap sebagai tes psikologi yang balk dan memenuhi syarat, perlu dilakukan uji reliabilitas, validitas, serta norma.
Penelitian ini melibatkan 64 orang sarnpel yang terdiri 32 wanita dan 32 pria dengan rentang usia antara 20-30 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian tes secara individual. Pengolahan reliabilitas, menggunakan metode tes u1ang (test-retest method) yaitu CMRE diberikan 2 kali kepada subyek yang sama dengan selang waktu antara pengambilan tes pertama dan tes kedua 1 bulan. Kedua distribusi skor tes ini dikorelasikan dengan rumus Pearson Product Moment. Pengolahan validitas menggunakan pendekatan construct validity dengan rnelihat konsistensi internal CMRE. Perhitungan validitas ini mengkorelasikan item dengan skor total tes itu sendiri.
Dari hasil analisis secara umum, koefisien korelasi reliabilitas CMRE pada setiap subkategori mencapai alpha Iebih dari 0,60. Koefisien reliabilitas terendah adalah subkategori pengalaman keluarga ( 0, 6542) dan koefisien reliabilitas tertinggi adalah total CMRE ( 0,9035). Hal ini berarti tes ini memiliki stabilitas dan konsistensi yang cukup baik. Pengujian validitas CMRE menunjukkan koefisien validitas antara 0, 2125 sampai O, 6743, Dalam pengujian validitas ini, peneliti melakukan pembuangan terhadap item-item CMRE yang tidak valid pada setiap subkategori. Pembuatan norma untuk kelompok sampel ini menggunakan perhitungan persentil, dan profil norma terbagi dalam 4 kelompok yaitu minimum readiness, fair readiness, good readiness, dan maximum readiness.
Berdasarkan apa yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini, baik yang berkenaan dengan pelaksanaan penelitian maupun hasilnya peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian ulang untuk mengembangkan CMRE sehingga lebih sesuai dengan kondisi sosial dan budaya di indonesia, dengan jumlah dan latar belakang subyek yang lebih bervariasi. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan terbuka kesadaran akan adanya kebutuhan pada suatu tes yang dapat mengukur dan mengevaluasi kesiapan perkawinan bagi pasangan-pasangan yang akan rnemasuki kehidupan perkawinan. Peneliti berharap dengan adanya alat ukur kesiapan perkawinan nantinya dapat membantu konseling-konseling perkawinan yang ada di Indonesia."
1997
S2490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumadi Suryabrata
Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999
150 SUM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sumadi Suryabrata
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.Depdiknas , 1998
150 SUM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>