Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155351 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apollonius Thomas Alexander
"ABSTRAK
PT. PETRIMEQ adalah perusahaan yang bergerak dalam industri jasa yang dijual kepada perusahaan real estate, yang dalam inti bisnisnya adalah perusahaan desain dan kontruksi. PT. PETRIMEQ melihat peluang pasar di bisnis property management. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan strategi bisnis PT. PETRIMEQ dalam mengembangan bisnis pengelolaan pemukiman real estate di wilayah Jabodetabek. Formulasi yang disusun berdasarkan identifikasi masalah eksternal meliputi suku bunga bank dan perilaku masyarakat atas pembelian aset property dan kondisi persaingan industri jasa property. Pada analisis ini didapatkan peluang dan acaman yang berpengaruh kepada perkembangan industri konstruksi dan property untuk mendapatkan KSF. Selain analisis eksternal, dilakukan pula analisis internal untuk mendapatkan kekuatan dan kelemahan. Berdasarkan analisis eksternal dan internal tersebut dilakukan analisis EFE dan IFE and SWOT.
Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman yang berpengaruh kepada formulasi strategi PT. PETRIMEQ adalah (1) Peluang yang berpengaruh diantaranya adalah :
(a) Tingginya pertumbuhan pasar property; (b) Bergesarnya perilaku pembelian masyarakat untuk membeli aset property; (c) Tingginya aktivitas kerja masyarakat sehingga terbatasnya waktu mereka untuk mengelola kawasan hunian; (d) Terbukanya diversifikasi produk yang lebih beragam pada manajemen property dan (e) Pengembang yang menyerahkan pengelolaan kepada penghuni.
Sedangkan ancaman yang berpengaruh meliputi a) Jika pengembang membuat unit bisnis property management; (b) Masuknya beberapa pemain besar seperti Jardine ke segmen hunian; (c) Masuknya para pemain baru dari industri outsourcing ke bisnis property management; (d) Berubahnya keinginan pengguna jasa property management.
Untuk faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh kepada formulasi strategi PT. PETRIMEQ (1) Kekuatan yang berpengaruh meliputi : (a) Kemampuan dan pengalaman dalam mengelola property kawasan hunian; (b) Kredibilitas perusahaan yang telah dikenal oleh beberapa pengembang; (c) Kemampuan perusahaan dalam mengembangkan keragaman produk jasa pengelolaan property; (d) Tersedianya sistem dan prosedur jasa manajemen property; (e) Memiliki modal yang memadai; (f) Harga yang terjangkau; (g) Memiliki jaringan kerja sama kepada mitra kerja dengan baik;
Sedangkan (2) kelemahan yang berpengaruh meliputi : (a) Informasi perusahaan belum di kenal luas; (b) Manajemen keluarga atau perkawanan; (c) Keterbatasan jumlah SDM yang memiliki kapabilitas dalam jasa manajemen property; (d) Belum standarisasi layanan marketing; (e) Tidak fokus karena pengembangan bisnis; (f) Belum mempunyai pimpinan marketing.
Strategi bersaing dengan analisa SWOT adalah SO merebut peluang pengelolaan kawasan untuk cluster baru serta kawasan yang akan di tinggalkan pengembang. Dengan memanfaatkan pengalaman, kredibilitas, aset SDM, sistem dan prosedur serta harga yang terjangkau. BO fokus kepada terget yang benar-benar sangat membutuhkan dan mempunyai ketertarikan kepada PT. PETRIMEQ. Serta memanfaatkan keragaman produk yang di jual untuk menambah peluang penjualan. ST harga yang terjangkau serta memanfaatkan pengalaman kredibilitas perusahaan untuk mengatasi ancaman dari pemain yang akan masuk di sekmen low end. WT fokus pada segmen low end saja. Saran yang perlu dilakukan untuk implementasi strategi adalah sebagai berikut : (1) Bisnis property manajemen sebagai pengembangan bisnis dari design dan build harus tetap fokus untuk mencapai target perusahaan di bidang property manajemen; (2) Merekrut pimpinan marketing untuk membuat program-program marketing, promosi, website, target penjualan; (3) Mengirim staf untuk training property manajemen dan membuat menajemen trainee.

ABSTRAK
PT. PETRIMEQ is a company who has business in service industry that will be sold to real estate company which is the main business is design and construction company. PT. PETRIMEQ look at the big opportunity in property management business. This research was aimed to formulate business strategy of PT. PETRIMEQ to improve its business in residential real estate company in Jabodetabek areas.
Formulations were constructed bases on opportunity identification as external issue such as bank interest and competition in property management business. At this point, opportunities and threats which had influences toward the development of construction and property industry to get KSF were detected. Moreover, internal analysis was also conducted to find the strength and weakness. Analysis then was followed by implementing EFE and IFE and SWOT. Results showed that the external analysis yielded opportunity and threat influenced the formulation strategy of PT. PETRIMEQ, the opportunity as follows : the big growth of property management business, people eager to buy property as their asset, people do not have time to manage their residential area, the variety of services provided, the developer over handle their estate management to the residence. The threat aspects that should be noted as follows : the developer make property management business, the big property management company to the low end area, the outsourcing company would like to participate in this business, the changing of property management?s customer.
Internal analysis yielded strength and weakness. Strength of a company was the ability in management, credibility, product knowledge, procedures, human resources capabilities, track record, and good partnership. The weakness are the market information, customer relationship, limitation of human resources, no such well-established standards, operation range and marketing weakness.
Action strategies obtained from SWOT analyst, SO take the opportunity to manage the new cluster and the area that will be hand over by the developer. With the experiences they already had, credibility, human resources asset, system and procedures and the good prices. BO is focus on the target which is really needed and interested in PT. PETRIMEQ. And sell he variety product to make the opportunity for marketing / sales. ST is good prices and make the credibility of the company to manage the threats from other company that would like to compete. WT is focus on the low end segment.
Suggestions for strategy implementation were as follows : business directions of property management as the expansion of business design and construction company, should be focused to meet the sales target in property management business; hire the marketing supervisor to make a marketing programs, promotion, website, sales target; train the staff for property management training and make the management trainee program.
"
2007
T22919
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edson Yudisthira
"Dalam menghadapi era globalisasi di mana peran pemerintah semakin kecil dan peran swasta semakin besar, dituntut adanya usaha serius dari pemerintah untuk dapat menciptakan iklim kompetisi yang sehat bagi semua pihak dalam semua bidang industri khususnya industri properti. Fundamental bisnis properti yang rapuh dalam periode sebelum krisis (1995-1997) memberikan dampak yang fatal terhadap pasar properti, khususnya pasar perumahan sebagai sub sektor terbesar, menyusul terjadinya krisis multi dimensi secara nasional di Indonesia.
Kendati iklim politik pada tahun 2001 memperlihatkan kecenderungan membaik, namun pasar properti komersial belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan bahkan cenderung mengalami stagnasi kecuali untuk sektor pusat perbelanjaan dan hotel bintang 3 yang cenderung mengalami peningkatan. Tingkat hunian perkantoran sewa di kawasan CBD pada tahun 2001 sedikit meningkat tetapi lebih rendah dari kenaikan tingkat hunian di luar kawasan CBD.
Gedung Wisma 46 yang terletak di kawasan CBD ikut terpengaruh oleh kondisi tersebut karena pasar over supply, permintaan turun dan sewa meningkat. Dengan berpedoman pada peningkatan tingkat hunian di kawasan CBD yang diperkirakan sedikit meningkat di tahun 2002, PT. Swadarma Primautama harus bersaing dengan perusahaan? sejenis lainnya untuk menang dalam pembagian pasar karena banyaknya penyewa yang pindah.
Tesis ini bertujuan untuk menganalisis posisi persaingan dan strategi pemasaran PT. Swadharma Primautama (SPU), khususnya dalam tenant market. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif untuk mengidentifikasikan kedua faktor lingkungan internal dan eksternal yang mungkin berpengaruh dalam industri ini. Data penelitian diambil dari studi literatur, studi lapangan dan pengisian kuesioner oleh 20 responden yang memiliki keahiian dan pengetahuan serta keterampilan dalam industri properti (purposive sampling). Kepada pare responden diberikan kuesioner terdiri dari faktor-faktor internal kekuatan bisnis dan faktor-faktor eksternal daya tarik industri dengan skala 1-100.
Analisis data pada kekuatan bisnis PT.SPU dan daya tarik industrinya menghasilkan rata-rata bobot nilai 3,658 (faktor internal) dan 3,474 (faktor eksternal). Dengan menempatkan rata-rata bobot nilai kekuatan bisnis dan daya tarik pasar pada matrik GE, menghasilkan posisi pada ruang V, mengindikasikan bahwa kekuatan bisnis perusahaan terletak pada tingkat rata-rata (average) dan daya tarik industri cukup menarik. Menurut David (2001:216), posisi ini membutuhkan strategi hold and maintain, sebagai pertimbangan perusahaan untuk menang dalam pembagian pasar."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boris Satriyo Utomo
"Salah satu isu krusial dalam pengelolaan Barang Milik Negara (BMN) adalah tidak dipergunakannya BMN secara efisien sehingga menimbulkan kondisi BMN yang unutilized dan underutilized. Konsep capital charge dalam ranah pengelolaan aset publik dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan aset. Capital charge telah diimplementasikan pada beberapa negara antara lain Australia, Inggris, Selandia Baru, dan Kanada. Penelitian ini bertujuan menganalisis kemungkinan diterapkannya konsep capital charge pada pengelolaan BMN dan prasyarat yang harus dipenuhi untuk penerapan capital charge tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitiatif berupa studi kasus pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (DJKN). DJKN merupakan unit pemerintah yang berwenang dalam merumuskan kebijakan di bidang pengelolaan BMN, termasuk kebijakan capital charge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep capital charge memiliki relevansi dengan konsepsi pengelolaan BMN, terutama pada optimalisasi pengelolaan BMN dengan fokus cost efficiency pada kondisi BMN yang underutilized. Berdasarkan hal tersebut, capital charge sangat mungkin untuk diterapkan di Indonesia, namun dalam implementasinya juga perlu memperhitungkan dampak fiskal dari sudut pandang penganggaran keuangan negara di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

One of the crucial issues in the management of State Property (BMN) is that BMN is not used efficiently, resulting in conditions where BMN is unutilized and underutilized. The concept of capital charges in the realm of public asset management can be one solution to increase the efficiency of asset use. Capital charges have been implemented in several countries, including Australia, England, New Zealand, and Canada. This study aims to analyze the possibility of applying the capital charge concept to BMN management and the prerequisites that must be met for the application of the capital charge. This study uses a qualitative approach in the form of a case study at the Directorate General of State Assets Management of the Ministry of Finance (DGSAM). DGSAM is a government agency that has the authority to formulate BMN management policies, including capital charge policies. The study results show that the capital charge concept has relevance to the concept of BMN management, especially in optimizing BMN management with a focus on cost efficiency in underutilized BMN conditions. Based on this, a capital charge can be implemented in Indonesia, but in its implementation, it is also necessary to take into account the fiscal impact from the perspective of state financial budgeting in the APBN."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairy
"ABSTRAK
Industri properti adalah salah satu industri yang mengikuti suatu siklus. Dalam sejarah
industri properti Indonesia, teramati bahwa sikius properti berulang antara delapan sampai
dengan sepuluh tahun sekali dengan booming properti terakhir terjadi pada tahun 1990-
1992. Industri properti Indonesia pada tahun 1998 ini berada pada phase pasca booming
yang ditandai dengan salah satu ciri khasnya yaitu terjadinya oversupply. Ditambah dengan
situasi perekonomian dan politik yang kurang menguntungkan, industri properti Indonesia
berada pada masa sulit.
Diantara sekian banyak bisnis dalam industri properti yang terancam bangkrut pada masa
sulit ini, bisnis manajemen properti merupakan salah satu bisnis yang masih memberikan
harapan untuk dapat bertahan. Bisnis manajemen properti ini mengelola suatu produk
properti yang telah selesai dibangun sehingga kemungkinan kelancaran arus kas relatif lebih
besar dibandingkan dengan bisnis lain dalam industri properti.
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan manajemen properti profesional yang harus
mampu bersaing agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Perusahaan ini juga ikut
merasakan sulitnya kondisi bisnis saat ini sehingga diperlukan penerapan strategi yang tepat
agar perusahaan manajemen properti ini dapat bertahan dan melewati masa sulit.
Berdasarkan model of grand strategy clusters dari Pearce dan proposed model of corporate
strategi dari Wheelen, PT. XYZ disarankan menempuh strategi turnaround sebagal strategi
tingkat korporatnya. Dengan memperhatikan faktor eksternai dan faktor internai, pada phase
retrenchment dari strategi turnaround PT. XYZ menempuh strategi improve operational
efficiency dengan melakukan terutama pengurangan baya (cost reduction) yang juga diikuti
dengan pengurangan aset (asset reduction) secara terbatas.
Pada phase recovery dari strategi turnaround, PT XYZ dapat melakukan strategi ekspansi
dengan memasuki segmen baru, pasar baru, pasar in-house management, serta akuisisi dan
aliansi strategis untuk memperkuat daya saing dan meraih pangsa pasar yang lebih besar.
Dengan mempethatikan kapabilkas dan kompetensi intinya, PT. XYZ menerapkan strategi
focused low cost sebagai strategi tingkat bisnisnya.
Pada strategi tingkat fungsional, PT. XYZ menerapkan strategi-strategi yang terutama
bertujuan untuk mengefisien kegiatan-kegiatan di seluruh funngsi yang ada.
Melalui strategi-strategi ini diharapkan PT. XYZ dapat bertahan dan melewati masa sulit
serta mampu meningkatkan pangsa pasarnya di masa depan
;ABSTRAK
Industri properti adalah salah satu industri yang mengikuti suatu siklus. Dalam sejarah
industri properti Indonesia, teramati bahwa sikius properti berulang antara delapan sampai
dengan sepuluh tahun sekali dengan booming properti terakhir terjadi pada tahun 1990-
1992. Industri properti Indonesia pada tahun 1998 ini berada pada phase pasca booming
yang ditandai dengan salah satu ciri khasnya yaitu terjadinya oversupply. Ditambah dengan
situasi perekonomian dan politik yang kurang menguntungkan, industri properti Indonesia
berada pada masa sulit.
Diantara sekian banyak bisnis dalam industri properti yang terancam bangkrut pada masa
sulit ini, bisnis manajemen properti merupakan salah satu bisnis yang masih memberikan
harapan untuk dapat bertahan. Bisnis manajemen properti ini mengelola suatu produk
properti yang telah selesai dibangun sehingga kemungkinan kelancaran arus kas relatif lebih
besar dibandingkan dengan bisnis lain dalam industri properti.
PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan manajemen properti profesional yang harus
mampu bersaing agar dapat mempertahankan pangsa pasarnya. Perusahaan ini juga ikut
merasakan sulitnya kondisi bisnis saat ini sehingga diperlukan penerapan strategi yang tepat
agar perusahaan manajemen properti ini dapat bertahan dan melewati masa sulit.
Berdasarkan model of grand strategy clusters dari Pearce dan proposed model of corporate
strategi dari Wheelen, PT. XYZ disarankan menempuh strategi turnaround sebagal strategi
tingkat korporatnya. Dengan memperhatikan faktor eksternai dan faktor internai, pada phase
retrenchment dari strategi turnaround PT. XYZ menempuh strategi improve operational
efficiency dengan melakukan terutama pengurangan baya (cost reduction) yang juga diikuti
dengan pengurangan aset (asset reduction) secara terbatas.
Pada phase recovery dari strategi turnaround, PT XYZ dapat melakukan strategi ekspansi
dengan memasuki segmen baru, pasar baru, pasar in-house management, serta akuisisi dan
aliansi strategis untuk memperkuat daya saing dan meraih pangsa pasar yang lebih besar.
Dengan mempethatikan kapabilkas dan kompetensi intinya, PT. XYZ menerapkan strategi
focused low cost sebagai strategi tingkat bisnisnya.
Pada strategi tingkat fungsional, PT. XYZ menerapkan strategi-strategi yang terutama
bertujuan untuk mengefisien kegiatan-kegiatan di seluruh funngsi yang ada.
Melalui strategi-strategi ini diharapkan PT. XYZ dapat bertahan dan melewati masa sulit
serta mampu meningkatkan pangsa pasarnya di masa depan
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Kamil
"Karya akhir ini mengutamakan pembahasan tentang pengenalan metoda real option. Oengan mengaplikasikannya terhadap strategi bisnis properti untuk Gedung perkantoran di Jakarta. Real Option adalah strategi untuk menghadapi keadaan bisnis yang tidak menentu dalam menghadapi beberapa keaadaan yang tidak dapat diperkirakan secara cennat seperti keadaan ekonomi makro dan mikro, teknologi, perubahan permintaan dan persediaan, kenaikan harga, kegagalan suatu proyek dan lain sebagainya. Para pengusaha dapat menggunakan ketidakpastian dan kesempatan dengan memperhitungkan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan pada masa sekarang dan masa yang akan datang. Pada dasamya metoda ini mengikuti jalan pemikiran dari financial option yang memberikan hak bukan suatu kewajipan terhadap option yang telah dibeli. Real options dapat menjadi strategi dalam setiap bisnis. Ada bermacam-macam jenis real options yaitu timing option, growth option, staging option, exit option, flexibility options, dan lain sebagainya. Penerapan real options ini memerlukan skenario dalam merencanakan suatu strategi dengan mempelajari beberapa kondisi yang mungkin akan terjadi. Beberapa perhitungan nilai option mengikuti perhitungan financial option seperti Black-Sholes, Binomial dan Monte Carlo. Pada tugas akhir ini saya menerapkan real options ini sebagai strategi dalam bisnis properti yang mengalami keterpurukan yang amat besar dikarenakan krisis yang melanda Indonesia. Properti sendiri merupakan bisnis yang amat peka terhadap beberapa faktor, misalnya keadaan ekonomi suatu negara. Penerapan metoda real options pada properti ini ditekankan pada beberapa proyek gedung yang terhenti pembangunannya dan juga adanya kelebihan persediaan area perkantoran di daerah segitiga emas Jakarta. Dengan menggunakan metode real options para pengusaha dapat memaksimalkan kesempatan terhadap kesempatan yang akan datang dalam situasi yang tidak menentu. Real options kelak akan membantu para pengusaha khususnya di Indonesia agar dapat mempelajari lebih cennat tentang usaha yang akan dijalani dengan belajar dari pengalaman sebelumnya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T3816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heristika Nirwani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi pengendalian internal dalam pengelolaan aset properti eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Direktorat Jenderal Kekayaan Negara adalah unit Eselon I di Kementerian Keuangan yang berperan sebagai manajer aset publik di Indonesia. Tugasnya meliputi merumusan dan melaksanaan kebijakan di bidang barang milik negara, kekayaan negara dipisahkan, kekayaan negara lain-lain, penilaian, piutang negara, dan lelang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Sejak tahun 2009 ketika PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PT PPA) menyerahkan aset kelolaannya kepada Kementerian Keuangan, maka aset eks kelolaan BPPN dan PT PPA yang sesuai dengan tugas dan fungsi DJKN, mulai dikelola oleh DJKN. Hanya saja, sejak tahun 2014, BPK menemukan masalah dalam pengelolaan aset properti eks BPPN/PT PPA. Bahkan, temuan dalam pengelolaan aset properti eks BPPN/PT PPA ini kembali muncul di laporan pemeriksaan BPK tahun 2015, 2016, 2019, dan 2020. Berdasarkan adanya temuan berulang atas pengelolaan aset properti tersebut, perlu dilakukan evaluasi atas pengendalian internal dalam pengelolaan aset properti eks BPPN/PT PPA. Tujuan dilakukannya evaluasi atas pengendalian unternal tersebut adalah untuk mengetahui implementasi pengendalian internal dalam pengelolaan aset yang dilakukan Kantor Pusat DJKN, sehingga dapat ditentukan perbaikan atas kelemahan dalam pengelolaan aset hingga akhirnya dapat menyelesaikan masalah yang ditemukan BPK. Evaluasi atas pengendalian internal dilakukan dengan kriteria yang ada dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dengan metode kualitatif atas data dan informasi yang didapatkan dari kajian literatur, analisis dokumen, kuesioner, dan wawancara. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa pengendalian internal yang dilakukan oleh DJKN memiliki kelemahan dalam rancangan pengendalian internal dan pelaksanaan pengendalian internal.

This research aims to evaluate the internal control in asset property management held by The Directorate General of State Assets Management. The Directorate General of State Assets Management is an Echelon I unit in the Ministry of Finance that acts as a public asset manager in Indonesia. Its duties include formulating and implementing policies in the field of state property, separated state assets, other state assets, valuation, state receivables, and auctions. Since PT Perusahaan Pengelola Aset handed over their managed assets to the Ministry of Finance in 2009, the assets managed by Indonesian Bank Restructuring Agency and PT Perusahaan Pengelola Aset, which are by the duties and functions of Directorate General of State Assets Management, began to be managed by Directorate General of State Assets Management. However, since 2014, The Audit Board of the Republic of Indonesia has found problems in managing these property assets. These findings re-emerged in 2016, 2019, and 2020 reports. Based on these repeated findings, it is necessary to evaluate the internal control in managing property assets. The purpose of the evaluation of the internal control is to assess the internal control in asset management so that improvements can be made to weaknesses in asset management and finally resolve the problems found by The Audit Board of the Republic of Indonesia. Evaluation of internal control is carried out using the criteria contained in the Government Internal Control System following Government Regulation No. 60 of 2008 with qualitative analysis of data and information obtained from literature review, document analysis, questionnaires, and interviews. The results show that the internal control carried out by the Directorate General of State Assets Management has weaknesses in the design and the implementation of internal controls."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiarto Broto Salim Purwito
"ABSTRAK
Dengan meningkatnya pembangunan di Indonesia, Industri
Jasa Konstruksi telab tumbuh dan erkembang dengan pesat.
Pengertian Industri Jasa Konstruksi di Indonesia terdiri dari
beberapa bidang kegiatan, antara lain :
- Konsultan, meliputi bidang studi kelayakan, survei kuantitas,
desain struktur, gambar pelaksanaan, spesifíkasi teknis,
dokumen kontrak, administrasi & pelaporan.
- Kontraktor, mencakup bidang pelaksanaan sesuai perencaflaan
yang memenuhi persyaratan teknis, bíaya dan jadwal waktu yang
ditetapkan.
- Manajemen Konstruksi (MK), merupakan kegiatan modifikasi dan
kontraktor yang diambil alih oleh konsultan manajemen
konstruksi yang mengkoordinasi kegiatan konstruksi mulai tahap
awal sampai dengan tahap akhir.
MK dapat menjalankan sistim ?fast track ? dimana terdapat
beberapa kontraktor atau sub - kontraktor yang disesuaikan
dengan spesialisasinya masing-masing.
Menyadari adanya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Bisnis
Properti merupakan salah satu bidang usaha yang berkembang pesat.
Bisnis ini sangat erat hubungannya dengan industri jasa
konstruksi.
Untuk memperoleh keuntungan yang ditarget, pengusaha
Ptoperti harus meningkatkan efektivttas dan efisiensi pada setiat
tahapan didalam proses konstruksi yang ada.
Dalam hal ini maka diperlukan suatu manajemen konstruksi agar
dapat mencapai persyaratan mengenai aspek biaya , waktu dan
kualitas sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan. Penyím
pangan dan salah satu aspek tersebut akan memberikan dam
pak negatif pada bisnis properti, dan harus dapat dieliminasi
oleh manajemen konstruksj yang dijalankan secara profesional.
Penekanan dalam penulisan karya akhir ini adalah membahas
dan menganalisa pentingnya tahapan pelaksanaan didalam manajemen
konstruksi sehubungan dengan bisrijs properti yaitu mulai dan
tahap studi kelayakan, perencanaan dan pengendaijan, pengadaan,
pelaksanaan dan faktor-faktor penunjang didalam manajemen
konstruksi.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus Aprimus Carlus Tangkere
"ABSTRAK
PERKEMBANGAN kondisi industri properti sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ekonomi. Sedemikian besar pengaruhnya, sehingga
kondisi industri properti senantiasa mengikuti irama (siklus)
perekonomian; paling awal merasakan dampak penurunan kegiatan
(declining) ekonomi, namun paling lambat untuk merasakan masa
jayanya (booming). Hal ini disebabkan oleh produk properti yang
bersifat investasi, sehingga Iebih cepat untuk diabaikan pada
saat kesulitan ekonomi; namun juga, disebabkan proses pengadaan
produk properti yang membutuhkan waktu yang tidak singkat (mulai
proses perencanaan hingga bangunan siap pakai), mengakibatkan
industri properti membutuhkan waktu untuk dapat memenuhi
kebutuhan yang meningkat terhadap produk properti (akibat kondisi
ekonomi yang sedang naik, booming). Bila perusahaan yang bergerak
dalam bidang properti tidak dengan cepat menyesuaikan tingkat
kegiatannya pada saat menurunnya kegiatan ekonomi, maka
kebangkrutan merupakan hal yang pasti dihadapi. Hal ini terbukti
dengan dilikuidasinya SUMMA dan ?menghìlangnya? beberapa anggota
RET pada periode 1991-1992 akibat menurunnya tingkat kegiatan
ekonomi nasional.
Disamping itu, perkembangan produk properti di Indonesia juga
semakin bervariasi, seperti usaha kawasan industri (yang tadinya
kurang dikenal) dan pembangunan apartemen dan lapangan golf yang
sedang menggebu?gebu dewasa ini. Namun demikian, kunci
keberhasilan dalam industri properti nampaknya masih berkisar
pada faktor lokasi yang sesuai dan kuatnya modal. Munculnya
produk superblok merupakan gambaran pentingnya lokasi dan modal
bagi perusahaan yang bergerak da;am industri properti.
Dalam menghadapi kondisi dan perkembangan itulah, dibutuhkan suatu strategi jangka panjang yang dapat menempatkan perusahaan pada posisi yang memiliki daya juang dan daua saing yang tinggi
Strategi diversifikasi konsentris nampaknya merupakan strategi
yang mampu dalam menghadapi masalah tersebut. Dengan memasuki
jenis usaha lain yang masih dalam industri yang sama (properti),
selain dapat mengatasi gejolak (siklus) perekonomian, juga dapat
dimanfaatkan sinergi yang terjadi.
Dengan menggunakan pendekatan tersebut, analisis yang dilakukan
pada PT Bimantara Sitj Wisesa (BSW) menyimpulkan, bahwa strategi
diversifikasi konsentris sangatlah tepat untuk mencapai misi dan
cita-cita yang diinginkannya. Pengalamannya selama lebih dari
sepuluh tahun di berbagai bidang usaha properti (real estate,
apartemen, hotel, ruang perbelanjaan, dan pengembangan lahan),
merupakan kekuatan yang dapat diandalkan, di samping potensi anak
perusahaan yang dimilikinya serta dukungan dari perusahaan induk
(PT Bimantara Citra).
Selain berusaha untuk memperoleh kawasan seluas minimal 200
hektare, dikaitkan dengan perkembangan internat industri
properti, nampaknya produk superbiok ,juga merupakan sasaran
jangka panjang BSW Luasnya lahan dan adanya superblok merupakan
perpaduan yang sangat sinergis bagi BSW. Pengembangan superblok
dalam lahan yang telah dimiliki sekarang (Grand Kuningan Embassy
Estate) juga merupakan suatu rekomendasi.
Namun dalam mengembangkan usaha dan penerapan strategi tersebut
Nampaknya diperlukan kejelasan dari perusahaan induk (Bimantara Citra), mengingat masih adanya anak perusahaan BC lainnya yang bergerak dalam usaha properti namun tidak dibawah koordinasi BSW. Disarankan, pengembangan usaha properti BC di konsentrasikan penanganannya pada BSW, agar tidak terjadi konflik di kemudian hari.
"
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Sukardi
"ABSTRAK
Perkembangan ekonomi di Indonesia menimbulkan berbagai peluang bagi
dunia usaha untuk membuka usaha barn atau memperluas usaha yang telah
berjalan. Usaha-usaha tersebut mencakup jenis usaha yang telah ada dan berjalan
sejak lama di Indonesia atupun usaha-usaha yang sama sekali baru, karena
sebelumnya tidak dijalankan di Indonesia, seperti usaha wara laba, usaha yang
berkaitan dengan pasar modal dan sebagainya. Untuk menangkap peluang-peluang
yang ada, muncul pernsahaan perusahaan baru, disamping terjadi perluasan
perusahaan yang telah berjalan. Dengan munculnya jenis usaha dan perusahaan
baru atau perluasan perusahaan lama, maka timbulah peluang dalam penyediaan
ruang perkantoran, khususnya di Jakarta.
Jumlah permintaan akan rnang perkantoran di Jakarta diperkirakan
bertambah sebanyak 250.000 M2 per tahun, yang datang dari berbagai perusahaan,
khususnya pernsahaan swasta, baik asing, perusahaan patungan atau perusahaan
lokal. Ukuran perusahaanpun bermacam-macam dari mulai perusahaan kecil,
menengah dan besar.
Melihat peluang yang cukup besar maka para investorpun seolah-olah
berlomba untuk menanamkan modalnya pada gedung perkantoran. Berbagai
gedung perkantoran yang barn dibangun di Jakarta saling berebut konsumen,
tersebar di seluruh wilayah Jakarta. Dari mulai di daerah sentral bisnis seperti Jl.
MH Thamrin, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Gatot Subroto dan Jl. HR Rasuna Said/Kuningan
yang disebut 'Central Business District' (CBD), dan diluar CBD. Saat ini gedung
perkantoran ada 2 jenis yaitu jenis penyewaan, dimana terjadi hubungn sewa
menyewa antara pemilik gedung dengan penyewa dan jenis lainnya adalah dengan
membeli, sehingga ruang kantor tersebut menjadi milik pembeli yang baru, yang
disebut 'strata title'. Diramalkan bahwa pada tahun 1998 akan terjadi kelebihan pasok
ruangan kantor sebanyak lebih kurang 580.000 M2.
Dengan situasi seperti itu maka timbulah persaingan diantara pemilik gedung
perkantorim. Persaingan itu semakin hari akan semakin tajam, karena selain
persaingan diantara pemilik gedung perkantoran yang semakin banyak, pesaing itu
muncul pula dari gedung perkantoran 'strata title', dari barang perigganti seperti
ruko dan rukan, kawasan industri terpadu yang menyediakan kantor dan dari
perkantoran yang berada di daerah sekitar Jakarta seperti Tanggerang dan Bekasi.
Agar perusahaan dapat terus bertahan hidup, malah dapat mengembangkan
dirinya secara terus menerus dan dapat memberikan hasil kepada para pemegang
saham, maka tidak ada jalan lain para pengelola gedung perkantoran harus
memenangkan persaingan agar tujuan-tujuan diatas dapat tercapai. Untuk itu
pengelola gedung harus menciptakan keunggulan daya saing perusahaan berupa
keunggulan biaya rendah dan diferensiasi.
PT SM yang memiliki gedung perkantoran yang diberi nama Gedung CKN di
Jakarta Timur, melakukan sendiri pengelolaan gedung tersebut, melalui salah satu
divisinya yang disebut Divisi ID/Properti. Divisi tersebut memiliki 4 'profit. centre'
yaitu penyewaan kantor, 'auditorium', restoran dan kantin.
Bisnis utama dari divisi tersebut adalah penyewaan kantor yang memberikan
kontribusi sebesar lebih dari 70 % total penghasilan yang diterimanya. 1 Auditorium',
restoran dan kantin adalah merupakan fasilitas pelengkap gedung perkantoran yang
diharapkan dapat memberikan hasil yang baik. Gedung CKN, meskipun berada di
luar lokasi CBD, tapi memiliki beberapa keunggulan yang dapat dijual dan
dipromosikan seperti kualitas gedung yang baik, akses yang mudah penyediaan
utilitas yang lancar dan sebagainya. Tingkat hunian gedung pernah mencapai 93 %
meskipun mulai akhir 1996 sampai semester pertama 1997 turun menjadi 85 %.
Pengelolaan 1 auditorium' menunjukkan peningkatan, meskipun sebenamya
dapat meningkat lebih pesat Pengelolaan restoran masih perlu pembenahan yang
mendasar agar dimasa yang akan datang dapat lebih optimum dalam memberikan
hasil bagi perusahaan, sedangkan kantin nampaknya telah cukup baik karena
bertujuan untuk melayani karyawan perusahaan penyewa gedung.
Strategi yang diterapkan pada tingkat korporasi untuk Gedung CKN adalah
pertumbuhan yang terkonsentrasi, pengembangan pasar, pengembangan produk
dan inovasi. Strategi pad a tingkat. unit bisnis. di Divisi ill adalah diferensiasi untuk
restoran dengan target luas, serta campuran antara fokus pada biaya dan fokus pada
diferensiasi untuk penyewaan ruang kantor, 1 auditorium dan kantin dengan biaya
rendah dan target sempit.
"
1997
T8715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dytha Fitriana
"ABSTRAK
Pengetahuan terdiri dari dua yaitu tacit dan eksplisit. Pengetahuan tacit merupakan pengetahuan yang terdapat dalam individu yaitu berupa pengalaman, sedangkan pengetahuan eksplisit berupa artikel, publikasi, dan lainnya yang berbentuk dokumen. Dalam perusahaan yang berbasis proyek, pengetahuan yang ada dalam perusahaan berupa pengetahuan indvidu tanpa adanya dokumentasi yang baik yang merupakan aset intangible perusahaan. Penelitian ini mengenai knowledge management pada perusahaan berbasis proyek sudah banyak diterapkan, namun masih sedikit penelitian mengenai knowledge management dibidang penilaian. Agar pengetahuan yang terdapat di perusahaan yang bergerak dibidang penilaian dapat tersimpan dan digunakan kembali, maka penelitian ini mengembangkan model knowledge management bagi dibidang penilaian. Dengan melakukan penilaian kesiapan KM pada perusahaan maka dapat ditentukan knowledge management system yang sesuai dengan perusahaan

ABSTRACT
Knowledge consists of tacit and explicit. Tacit knowledge is the knowledge contained in the individual which is experience, while the explicit knowledge are knowledge in the form of articles, publications, and others in the form of documents. In a project based company, their intangible asset is knowledge which is individual knowledge of their worker. Research on knowledge management in project based companies has been widely applied, but there is still little research on knowledge management in the field of property valuer. In order for such knowledge to be stored as corporate knowledge, this research develops a knowledge management model for property valuer industry. By assessing the readiness of KM in the company, it can be determined knowledge management system in accordance with the company"
2017
T48664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>