Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatima Safira Alatas
"Infeksi nosokomial (IN), yaitu infeksi yang didapatkan dari rumah sakit, sampai saat ini masih menjadi masalah yang serius di setiap rumah sakit. Selain dapat meningkatkan waktu serta biaya perawatan di rumah sakit, IN juga dapat menyebabkan tingginya angka morbiditas, mortalitas pada pasien yang terkena infeksi tersebut serta meningkatkan risiko palsi serebral/kecacatan pada bayi yang bertahan hidup.
Infeksi nosokomial seringkali meningkat seiring dengan semakin berkembangnya teknologi kedokteran yang dapat menambah variasi prosedur tatalaksana yang harus dilalui oleh seorang pasien sehingga pada akhimya dapat meningkatkan risiko terkena IN.
Angka kejadian IN pada anak dilaporkan berkisar antara 3-7%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan kejadian pada orang dewasa yaitu sekitar 4%, sedangkan angka kematian yang disebabkan IN pada anak dilaporkan sebesar 11%. Data yang dilaporkan oleh National Nosocomial Infection Surveillance (NNIS) System menyatakan bahwa pada tahun 1980-1994 IN pada bayi barn lahir merupakan IN terbanyak yaitu 26-43% dari seluruh IN.
IN aliran darah (INAD), yaitu adanya patogen pada aliran darah pasien yang dirawat di rumah sakit dalam waktu lebih dari 48 jam, adalah bagian dari IN yang juga menjadi masalah yang sexing ditemukan dalam sistem pelayanan kesehatan akhir-akhir ini. Insiden dan prevalensinya yang cukup tinggi mengakibatkan tingginya angka morbiditas, mortalitas dan biaya perawatan serta lamanya masa perawatan di rumah sakit.
Di Indonesia, angka kejadian serta angka kematian secara nasional akibat INAD pada bayi baru lahir (neonates) belum pemah dilaporkan sebelurnnya. Penelitian tentang INAD (nsocomial septicemia) pada bayi baru lahir yang masuk ke special care unit."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Alisah Naoemar Abidin
"Pada pagi hari yang berbahagia ini perkenankanlah saya memanjatkan puji svukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua sehingga upacara pengukuhan saya sebagai Guru Besar Tetap di Universitas Indonesia dapat diselenggarakan.
Perkembangan sosial-ekonomi dalam era globalisasi ini telah menambah kompleksnya masalah kesehatan di Indonesia. Pada saat penyakit infeksi masih belum dapat dikendalikan dengan baik. penyakit non infeksi seperti penyakit degeneratif. keganasan jantung dan sebagainya mulai meningkat sehingga terjadi beban ganda.
Pada saat ini kita berada dalam era peralihan pola penyakit. Pada bulan Januari yang lalu Badan Litbang Kesehatan RI. mengadakan diskusi ilmiah mengenai Emerging Infectious Diseases; yaitu penyakit infeksi baru, yang timbul kembali atau resister terhadap obat yang insidensnya telah meningkat dalam 20 tahun terakhir atau berpotensi untuk meningkat di masa yang akan datang.
Apa yang sekiranya dapat dianggap sebagai penyebab fenomena ini ? Perilaku masyarakat modern dengan gaya hidup baru dapat menjadi salah satu penyebabnya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan terjadinya urbanisasi yang tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana, telah menambah luasnya daerah kumuh di perkotaan. Perkembangan teknologi yang cepat dan tuntutan kebutuhan manusia yang meningkat dapat menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan sehingga timbul masalah kesehatan lingkungan yang erat hubungannya dengan penyakit infeksi. Kurangnya air bersih, pencernaran tanah dan air oleh limbah industri dan limbah rumah tangga termasuk tinja, menciptakan kondisi lingkungan fisik yang memungkinkan perkembangan vektor dan sumber infeksi. Fenomena tersebut berlaku juga untuk salah satu kelompok penyakit infeksi yaitu penyakit parasitik.
Hadirin yang terhormat,
Sesuai dengan keahlian dan tugas saya sebagai staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pada kesempatan ini saya memilih judul pidato pengukuhan :
"Beberapa Infeksi Parasitik Masa Lampau dan Masa Kini di Indonesia"
Pertama, saya ingin menyampaikan mengenai sekelompok penyakit parasit yang sudah lama bercokol di masyarakat, dan masih tetap menjadi bahan pembicaraan yang muncul di berbagai media masa dan masih tetap menjadi masalah hangat yaitu :
Infeksi cacing usus yang ditularkan melalui tanah
Infeksi casing usus yang dimaksud di atas adalah infeksi yang disebabkan oleh cacing yang ditularkan melalui tanah, telur dan larvanya menjadi bentuk infektif di tanah. Dalam bahasa sehari-hari infeksi ini disebut cacingan. Infeksi dengan cacing usus yaitu Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di daerah tropik, termasuk Indonesia.
Cacingan merupakan penyakit rakyat yang sangat erat kaitannya dengan masalah lingkungan. Lingkungan yang kumuh merupakan tempat subur untuk berkembang biaknya cacing-cacing penyebab cacingan."
Jakarta: UI-Press, 1997
PGB 0232
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Anindiya
"Latar Belakang: Ilmu Kedokteran Gigi merupakan salah satu bidang yang rawan untuk terjadinya kontaminasi silang antara pasien-dokter gigi, pasien-pasien dan pasien perawat. Kontrol Infeksi dapat mencegah terjadinya infeksi silang.
Tujuan: Melihat hubungan Pengetahuan, Perilaku dan Faktor Lingkungan terhadap keberhasilan upaya Kontrol infeksi pada Mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran gigi Univesritas "x" di Jakarta.
Metode: Metode penelitian yang digunakan cross sectional dengan Model penelitian Sequential Explonatory design. Penelitian dilakukan pada Mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas “X” di Jakarta yang sudah melewati pendidikan profesi selama 2 (dua) semester, dengan jumlah sampel sebanyak 101 mahasiswa.
Hasil: Upaya Kontrol Infeksi pada Mahasiswa Program Profesi Fakultas Kedokteran gigi universitas “X” di Jakarta masih kurang baik.Ini dipengaruhi oleh pengetahuan, perilaku dan faktor lingkungan masih kurang baik dan mempunyai p value < 0,05 sehingga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap upaya kontrol infeksi. Kesimpulan: Pengetahuan dan Perilaku dapat ditingkatkan dengan membentuk program yang berisikan promosi kesehatan dalam bentuk poster-poster, standart operasional prosedur berdasarkan standard precautions dan seminar-seminar bagi mahasiswa program profesi fakultas kedokteran gigi.
Background: Dentistry is one of a science which has a high sensitivity to caused cross-contamination between the patient-dentist, patient-patient and patient-nurse. Infection control may prevent cross-infection.
Objective: Knowing the relationship between Knowledge, Behavior and Environmental Factors with successfull of Infection Control by the students of Professional Program Study of the Faculty of Dentistry, Universitas "x" in Jakarta.
Methods: The method used is cross sectional with research model Sequential Explonatory Design. The study which has the total sample of 101 students was conducted and involved the students of Professional Program Study of the Faculty of Dentistry, University "X" in Jakarta, which has passed the professional education for two (2) semesters.
Results: Infection Control Efforts conducted by the student of Professional Program Study Faculty of Dentistry, University "X" in Jakarta is not maximal. It was affected by the Knowledge, Behavior and Environmental Factors which not good enough and has a p value <0.05 and therefore has a significant relationship which infection control effort.
Conclusion: Knowledge and Behavior can be improved by establishing a program containing health promotion in the form of posters, standard operating procedures based on standard precautions and seminars for the students of Professional Program Study of the faculty of dentistry."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfir Rahman
"Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) membantu ahli radiologi untuk mengetahui apakah pasien mengalami glioma otak atau infeksi otak. Dalam tugas akhir ini dibahas proses klasifikasi terhadap data hasil MRS untuk mengetahui apakah pasien mengalami glioma otak atau infeksi otak. Metode yang digunakan untuk klasifikasi adalah metode AdaBoost dengan base learner K-Nearest Neighbor dan metode K-Nearest Neighbor.
Hasil Percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa metode AdaBoost dengan base learner K-Nearest Neighbor dengan K=3 mempunyai nilai akurasi 97% pada data training 80% sementara nilai akurasi dari metode K-Nearest Neighbor 94.4 % pada data training 80%. Hasil akhir dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebuah perangkat lunak pendukung keputusan ( Decision Support System) yang membantu memberikan informasi apakah pasien mengalami glioma otak atau infeksi otak.

Magnetic Resonance Spectroscopy (MRS) helps the experts of radiology to detect the brain glioma or brain infection in patients. In this final project, the classification process on the result of MRS data is discussed to detect the brain glioma or brain infection in patients. The used classification methods are AdaBoost with base learner K-Nearest Neighbor and K-Nearest Neighbor methods.
The result of research shows that the AdaBoost method with base learner K-Nearest Neighbor with K=3 has 97% accuracy value on 80% training data, while the accuracy value from K-Nearest Neighbor method is 94.4 % on 80%training data. The result from the writing of this final project is the software for making decision (Decision Support System) that supports the giving of information on the existence of brain glioma or brain infection in patients.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Andayani
"ABSTRAK
Latar belakang Bayi baru lahir BBL sangat rentan terhadap infeksi dari dalam kandungan maupun di lingkungan luar kandungan Infeksi berat yang terjadi di 3 hari pertama kehidupan Early Onset Sepsis pada BBL dapat ditegakkan melalui penampakan klinis maupun beberapa marka infeksi seperti C reak tif protein CRP Sampel darah yang diperlukan utuk pemeriksaan CRP cukup banyak dan cukup menyulitkan untuk BBL Saliva mengandung komponen yang mirip dengan darah dalam hal mendeteksi CRP Tujuan Mengetahui apakah CRP saliva dapat digunakan seakurat darah neonatus mendeteksi infeksi dini neonatus Metode Penelitian dilakukan selama periode Oktober 2015 ndash Desember 2015 pada bayi baru lahir risiko infeksi yang memenuhi kriteria Data dianalisis dengan perangkat elektronik statistik dengan tingkat kemaknaan p0 05 terdapat hubungan yang bermakna antara CRP saliva terhadap CRP darah Nilai p 0 05 dengan r positif atau searah yang menunjukkan semakin tinggi kadar CRP saliva semakin tinggi juga kadar CRP darah Kekuatan hubungan sangat kuat 0 8
ABSTRACT
Backgound Newborns babies are very susseptible to infection from intra and extrauterine environment Severe infection within the first 3 day of life is classified as early onset sepsis EOS in the newborn baby based on clinical manifestation and same serological markers such as C reactive protein CRP Blood samples procedure to CRP examination are more volume liquid and requires highly trainned personnel for newborn Objective To know wether salivatory CRP can be used acurated as CRP from blood sample for detection early infection in neonate and to evaluated sample characteristic association with blood and CRP saliva Methods A prospective study was conducted in newborn baby at Ulin Hospital Banjarmasin period 15 october 2015 to December 15 2015 The participates are newborn babies with risk infection who enrolled inclusion criteria Statistical analyses used the software statistic electronic significant is p 0 05 Saliva CRP and blood samples were detected in each group as 8 babies with concentration ge 10mg L There was a statisticaly significant correlation between salivary CRP level to blood CRP level r 0 806 p"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gusgus Ghraha Ramdhanie
"Kekurangan nutrisi dan penyakit infeksi merupakan sebuah interaksi yang saling mempengaruhi. Infeksi dapat mempengaruhi status nutrisi dan sebaliknya masalah nutrisi dapat memperburuk kemampuan anak untuk mengatasi penyakit. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran aplikasi Model Konservasi Myra E. Levine dalam memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit infeksi yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
Model Konservasi Levine diaplikasikan pada lima kasus kelolaan yang mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan. Intervensi yang diberikan berdasarkan pinsip-prinsip konservasi sudah mencakup semua masalah yang ditemukan pada klien. Hasil evaluasi pada akhir perawatan dari trophicognosis ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan pada kelima kasus menunjukkan teratasi sebagian tetapi sudah menunjukkan perbaikan.

Under nutrition and infectious diseases is an interaction of mutual influence. The infection can affect nutritional status and than nutritional problems can worsen the child's ability to cope with the disease. Final this study is to give an overview of applications Myra E. Levine's Conservation Model in providing nursing care in children with infectious diseases who have nutritional imbalance less than needs.
Levine Conservation Model was applied in five cases managed with nutritional imbalance less than needs. Intervention provided by conservation principle already includes all the problems that are found on the client. The results of the evaluation at the end of the treatment of nutritional imbalance less than the needs trophicognosis of the five cases, showed unresolved but already showing improvement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"The study of the patterns of nematode infection on rodents in Lore Lindu,Central Sulawesi was carried out. A total of 52 rodents were examined...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The development of aquaculture in Indonesia has been hampering by the spread of KHV ( Koi Herpes Virus) disese since 2003 which destroyedbillions rupiah and was going on up to now...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Amir Amrullah
"Penggunaan solven sebagai pelarut zat pewarna dalam industri sandal dan sol sepatu adalah sangat penting Solven digunakan untuk memberi warna ,menghaluskan dan mengeringkan hasil cetakan. Solven yang digunakan merupakan campuran dari 18 macam zat termasuk toluene, methyl iso butil ketone, methyl etil ketone yang dapat menyebabkan kerusakan bagi fungsi tubuh bila terinhalasi. Berdasarkan penelitian efek solven pada hewan coba , mekanisme terjadinya kerusakan organ adalah akibat terbentuknya senyawa radikal bebas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan inhalasi solven pewarna sepatu terhadap kadar radikal bebas darah. Penelitian dilakukan pada industri sandal dan sol sepatu, peserta adalah karyawan departemen 250 dan berasal dari ruang yang sama dan terpapar oleh solven yang sama, laki-laki ,usia 17-40 tahun, lama bekerja 5 tahun , tidak menderita penyakit kronik, tidak bekerja berat sebelumnya. Jumlah peserta yang memenuhi keriteria adalah menggunakan masker 7 orang , dan 11 orang yang tidak menggunakan masker. Responden diambil darahnya 2cc , kemudian di keringkan dan selanjutnya dihitung jumlah triplet radikal , biradikal ,radikal bebas dengan menggunakan alat elektron spin resonance.
Hasil penelitian semua responden mempunyai kadar radikal yang tinggi dan dari uji statistik diperoleh bahwa kadar radikal pada kelompok yang menggunakan masker lebih rendah dibanding kelompok yang tidak menggunakan masker. Dengan demikian penggunaan masker berhubungan dengan peningkatan kadar radikal. Penelitian ini sebaiknya ditindak lanjuti untuk mencari faktor-faktor penyebab tingginya kadar radikal pada pekerja.

The Comparisons of Blood Free Radicals Concentrations Due to Cronic Inhalation of Dipping Solvents Between Workers Who Is Used Masker And Workers No Used Masker In Shoe's Industry.Solven as solutions are important in shoe's Industry.The function are given colour, softener, and dryness of end product. Dipping Solvents are composed Of chemichal substances like toluene, methyl ethyl ketone, methyl iso butil ketone, etc. Many studies of animals have shown toluene, methyl ehtyl ketone, methyl iso butil ketone to be carcinogen and toxic on body . The mechanisme toxic are due to free radicals productions.
The purpose study is to showing a link between dipping solvents and blood free radical concentration. Responden are taken from 250 departemen , a man, 17-40 old age, had no cronic disease, did not heavy activity before. A total responden are 7 from masker group and 11 from no masker group. All responden to be taken 2 cc of blood, then dryed it, and count radicals with Electron Spin Resonance later.
A result, All responden had highly radicals concentrations. Statisticals test showing a worker used a masker has lower concentrations a blood radicals than workers no used a masker. A conclusions we get a link between used a masker and radicals concentrations. We offer that this research will be confirm for search any factors which caused highly radical concentrations in worker.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12659
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Priyana
"Permasalahan
Jumlah penduduk di kota kota besar di Indonesia khususnya di Jakarta meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun. Kepadatan lalu lintas yang meningkat cenderung meningkatkan angka kecelakaan lalu lintas. Akibatnya kebutuhan akan darah transfusi juga turut meningkat. Hal tersebut terbukti dari meningkatnya jumlah permintaan akan darah transfusi baik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) maupun di Palang Merah Indonesia (PMI). Selain untuk mengatasi perdarahan akibat kecelakaan lalu lintas, banyak keadaan lain yang memerlukan darah seperti perdarahan pada persalinan dan operasi. Pada beberapa penyakit hanya diperlukan bagian tertentu dari darah, oleh karena itu dilakukan usaha pemisahan darah menjadi komponen-komponen darah seperti konsentrat sel darah merah, konsentrat trombosit, konsentrat leukosit dan plasma. Dengan memisahkan darah menjadi komponen-komponen darah, maka pemakaian darah dapat lebih efisien, karena 1 kantung darah donor dapat digunakan oleh beberapa penderita sesuai dengan kebutuhan.
Di Indonesia darah untuk transfusi disediakan dan diproses oleh Lembaga Transfusi Darah Palang Merah Indonesia DKI Jakarta (LTD PMI DKI Jakarta). Darah tersebut berasal dari para donor sukarela yang dengan ikhlas menyumbangkan darahnya demi kemanusiaan. Untuk memenuhi permintaan darah yang makin meningkat, LTD PMI berusaha meningkatkan jumlah produksinya dengan meningkatkan jumlah donor darah (tabel 1 dan 2).
Agar dapat melayani permintaan darah setiap waktu, LTD harus mempunyai persediaan darah yang disimpan. Darah simpan ini diperlukan pada saat kebutuhan meningkat, pada saat jumlah donor menurun seperti pada bulan puasa dan untuk memenuhi permintaan akan golongan darah yang langka.
Walaupun LTD PMI DKI Jakarta telah berhasil meningkatkan jumlah produksinya untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat, tetapi kualitas produk PMI belum pernah diteliti. Padahal seperti pada pengobatan lain, keberhasilan pemberian darah atau komponennya tidak hanya tergantung pada kuantitasnya saja tetapi juga dari kualitasnya (1,2,3)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1989
T5396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>