Natasha Annestessya
"Salah satu unsur yang ada di dalam budaya Indonesia adalah penyelenggaraan acara-acara khusus seperti upacara adat, festival-festival budaya atau tari-tarian. Dengan semakin gencarnya arus globalisasi dan masuknya pengaruh budaya barat ke Indonesia, acara-acara seperti ini jarang sekali diadakan, dan apabila diadakan acara ini kurang mendapat perhatian dari media massa. Salah satu kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh TMII adalah Pekan Budaya 2004. Acara ini merupakan acara rutin yang diadakan oleh pihak Taman Mini Indonesia Indah, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu acara Karnaval Wira Budaya dimana semua anjungan daerah menampilkan karnival kebudayaan prajurit daerah masing-masing, Festival Budaya di mana semua anjungan daerah menampilkan budayanya masing-masing melalui pameran dan Festival Paranormal. Penulis tertarik untuk mengkaji mengenai hal ini karena walaupun acara ini adalah acara yang besar, pada kenyataannya acara ini mendapatkan pemberitaan yang sangat minim. Penelitian ini menggunakan kerangka konsep Hubungan Masyarakat, Special Event dan Media Relations. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan hubungan yang dimiliki antara humas TMII dengan pihak media, mengetahui kegiatan publikasi apa yang dilakukan humas TMII untuk Pekan Budaya 2004 dan mengungkapkan masalah yang muncul dalam kegiatan publikasi untuk Pekan Budaya 2004. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui dua cara, yaitu in depth interview berdasarkan panduan wawancara dan studi dokumentasi. Pada penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan data sekunder. Dalam kaitannya dengan keautentikan data, peneliti mengutip langsung kata-kata yang dikatakan oleh informan dalam in depth interview tersebut. Dad hasil analisis terungkap bahwa acara Pekan Budaya 2004 dianggap memiliki news value, baik oleh pihak Bagian Humas TMII, maupun pihak media. Untuk kegiatan publikasi acara ini, TMII melakukan Kegiatan Press Release, Kegiatan Peliputan oleh Media, dan Kegiatan Talk Show di RRI. Humas TMII menggunakan dua materi publikasi, yaitu spanduk dan Buku Panduan Acara. Pemberitaan mengenai acara ini sangat minim. Hal ini dapat dilihat dari hampir tidak ada media yang memuat press release yang dikirimkan oleh pihak humas TMII. Pihak media yang diwawancarai menyatakan bahwa mereka tidak memuat press release tersebut karena kualitasnya kurang baik, dan juga karena hubungan personal yang kurang baik dengan pihak humas TMII. Dad banyak media yang diundang, hanya 3 media memberitakan mengenai Pekan Budaya 2004. Ketiga media tersebut adalah Pos Kota, Buana Minggu dan Produktif News. Pihak media lain memutuskan untuk tidak datang ke acara ini karena hubungan personal yang kurang baik dengan pihak Humas TMII, dan karena pengorganisasian acara yang tidak teratur untuk pihak media. Pihak media tidak menyukai sikap Bagian Humas TMII yang dianggap hanya mempergunakan mereka ketika pihak TMII sedang menyelenggarakan event atau ada informasi yang perlu disampaikan. Berdasarkan hal ini, sebaiknya Bagian Humas TMII lebih sering mengadakan kegiatan informal untuk membina dan meningkatkan hubungan personal dengan pihak media dan jangan hanya menghubungi pihak media ketika ada yang ingin disampaikan. Bagian Humas TMII juga harus meningkatkan kualitas penulisan press release mereka, karena hal tersebut akan berpengaruh kepada kuantitas pemberitaan tentang TMII dan juga citra TMII itu sendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4254
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library