Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anjar Adrias Pitaloka
"Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh right issue terhadap respon pasar yang terjadi pada emiten (perusahaan yang telah go public) pada tahun 1997-2002. Faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi respon pasar adalah perbandingan saham, ukuran perusahaan_ ukuran likuiditas saham, fraksi harga, Debt to Equity Ratio (DER), umur perusahaan. dan persentase saham publik.
Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti mengelompokkan sampel ke dalam dua kelompok yaitu untuk emiten jasa keuangan dan emiten di luar jasa keuangan yang melakukan right issue tahun 1997-2002. Total sampel yang diperoleh sebanyak 126 emiten yang terdiri dari 54 emiten jasa keuangan dan 72 emiten di luar jasa keuangan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test, multiple regresion, dan F.test. Regresi dilakukan dengan menetapkan Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) pada periode long event window (pengamatan jangka panjang) yaitu pada pengamatan t = -40 sampai dengan t = +5, di mans t = 0 merupakan tanggal efektif sebagai variabel terikat dengan beberapa variabel bebas. Untuk variabel bebas terdiri dari perbandingan saham, ukuran perusahaan, ukuran likuiditas saham, fraksi harga, DER, umur perusahaan, dan persentase saham publik.
Berdasarkan penelitian ini, pengumuman right issue yang dilakukan oleh emiten di Bursa Efek Jakarta tahun 1997-2002 berpengaruh negatif dan signifikan untuk periode long event window (pengamatan jangka panjang) dan short event window (pengamatan jangka pendek). Untuk pengamatan jangka panjang pada t = -40 sampai dengan t = +5, sedangkan pengamatan jangka pendek pada t = -3 sampai dengan t = +3.

This research has been performed to analyze the impact of right issue to the market response during the period 1997-2002. Some factors predicted to be influence to market response are stock comparison, the size of the company, stock liquidity, price fraction, debt to equity ratio, age of the company, and the percentage of public share holder.
This research takes samples of 124 public companies listed in Jakarta Stock Exchange (JSX) with have clone right issue during 1997-2002. The samples separate into the two groups are total company and non-financial services public company. Hypothetical test to the samples have been performed with the t-test analysis, multiple regression, as well as F-test. Regression analysis performed with period t = -40 until t = +5 with t = 0 is effective date is stated CAAR (Cumulative Average Abnormal Return) as dependent. Variable and several variables are independent variable. The independent variables are stock comparison, the size of the company, stock liquidity, price fraction, debt to equity ratio, age of the company, and the percentage of public share holder.
According to the final research, right issues tend to give negative reaction to the market in the short event window period as well as in the long event window. Short event window period with period t = -40 until t = +5. Long event window period with period t=-3 until t=+3.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20354
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hera Zera
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengumuman laba, serta pengaruh return on equity dan komponennya yaitu net profit margin, asset turnover dan leverage, terhadap reaksi pasar pada saat pengumuman laba.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah 236 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2000 sarnpai 2004. Untuk menguji pengaruh pengumuman laba terhadap reaksi pasar dilakukan event study dengan pengamatan 5 hari sebelum peristiwa hingga 5 hari setelah peristiwa, menggunakan pengujian statistik uji-t. Sdangkan untuk menguji pengaruh return on equity dan komponennya digunakan analisis regresi berganda, dengan return on quity, net profit margin, asset turnover, leverage, dan interaksi antara net profit margin dengan asset turnover sebagai variabel bebas, dan return saham sebagai variabel terikat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasar bereaksi terhadap pengumuman laba. Return on equity dan komponennya secara bersama-sama berpengaruh terhadap reaksi pasar. Return on equity investment, net profit margin, dan interaksi antara ner profit margin dengan asset turnover masing-masing berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.

The objective of this study is to investigate reaction of market to earning announcement, and market reaction of return on equity (ROE) and ROE components are net margin profit, asset of turnover and of ieverage, at date of earning announcement.
This study uses the sample of 236 firms listed in the Jakarta Stock Exchange, during 2000-2004. Event study with event windows t-5 to t+5 used t-test for checked impact of earning announcemet for market reaction. The hypotheses are analysed by multiple Iinier regression impact of equity on return, margin profit net, asset turnover, leverage, and interaction between net profit margin with asset turnover as independent variables, and stock return as dependent variable.
The result of this study, show that market reacts significantly toward earning announcement. Return on equity and its components alltogether stimulate reactions to the market. Return on equity and investment, net profit margin, and interaction between net profit margin and asset turnover each has significant eject on stock returns."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T16994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Raksitrianawan
"ABSTRAK
Kecepatan reaksi harga saham terhadap suatu peristiwa menggambarkan tingkat efisiensi suatu pasar. Semakin efisien suatu pasar. maka semakin cepat pula informasi tersebut terefleksi dalam harga saham. Dalam konsep Efficient Market Hypothesis, suatu pasar dikatakan efisien jika harga saham secara cepat menggambarkan sepenuhnya seluruh informasi baru dan relevan yang tersedia (Fama, 1991 ).
Pada karya akhir ini akan dilakukan penelitian mengenai event study atas pengumuman dividen tunai untuk mengetahui respons pasar atau kecepatan pasar menangkap informasi tersebut yang kemudian merefleksikannya dalam pergerakan harga saham. Saham-saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham-saham yang membagikan dividen tunai terus menerus secara konsisten baik itu yang
mengalami kenaikan, penurunan maupun yang bervariasi selama kurun waktu tahun 1999 sampai dengan tahun 2002. Dari proses pengumpulan data terdapat 31 emiten yang secara konsisten selalu membagikan dividen tunai sejak tahun 1999 sampai dengan tahun 2002.
Metodologi yang digunakan terdiri dari dua tahapan yaitu: tahapan time series dan tahapan event study. Pada tahapan time series digunakan untuk pembentukan model peramalan expected return sebagai dasar pengukuran abnorrnai return. Selanjutnya yang dilakukan adalah tahapan event study yang berguna untuk memperoleh informasi mengenai respons pasar terhadap event pengumuman dividen dan mengetahui keberadaan abnormal return selama periode penelitian.
Periode penelitian terbagi menjadi 2 periode, yaitu periode estimasi (estimation window) dan periode event (event window), dimana penulis menetapkan untuk masingmasing periode adalah 101 hari perdagangan yang mendahului periode event untuk periode estimasi dan 21 hari perdagangan untuk periode event, dimana 10 hari perdagangan mendahului hari event, dan 10 hari mengikuti hari event maka hal tersebut dianggap sebagai periode pre-event dan post event, sedangkan untuk hari event yaitu satu hari, t=0.
Hasil penelitian empiris event study agregat untuk 31 emiten yang secara konsisten terus menerus membagikan dividen selama periode tahun 1999 sampai tahun 2002 adalah sebagai berikut: selama periode pre-event (sepuluh hari sebelum hari event), menunjukkan bahwa AAR (Average Abnormal Return) atau respons pasar positif dan signifikan; kemudian pada hari event (t=O) respons pasar negatif dan signifikan; dan selama periode post event (sepuluh hari setelah hari event) respons pasar berfluktuasi dengan kecenderungan negatif sampai akhir periode event. Nilai CAAR (Cumulative Average Abnormal Return) bergerak positif pada periode pre-event (sepuluh hari sebelurn hari event) dan kemudian bergerak negatif sampai akhir periode post event.
Hasil penelitian empiris event study untuk kelompok emiten yang dividennya naik terus menerus selama periode tahun 1999 sampai tahun 2002 adalah sebagai berikut: selama periode pre-event, respons pasar negatif dan signifikan; kemudian pada hari event (t=0) respons pasar negatif namun tidak signifikan; dan selanjutnya selama periode post event (sepuluh hari setelah hari event) respons pasar negatif dan signifikan. Sedangkan besaran nilai CAAR secara keseluruhan berada pada posisi negatif.
Hasil penelitian empiris event study untuk kelompok saham yang dividennya turun terus menerus selama tahun 1999 sampai dengan 2002 adalah sebagai berikut: selama periode pre-event respons pasar berfluktuasi antara negatif dan positif secara signifikan; dan kemudian pada hari event (t=O) respons pasar negatif dan signifikan; selanjutnya pada periode post event respons pasar kembali bergerak fluktuatif antara negatif dan positif secara signifikan. Namun secara keseluruhan besaran nilai CAAR bergerak negatif.
Hasil penelitian empiris event study menunjukkan adanya beberapa temuan. Pertama, secara agregat respons pasar negatif dan signifikan terhadap saham-saham yang mengumumkan dividen selama periode tahun 1999 sampai dengan tahun 2002. Kedua, untuk kelompok saham yang dividennya naik terus menerus, respons pasar negatif yaitu sama dengan respons pasar untuk kelompok yang dividennya turun terus menerus. Ketiga, besaran nilai CAAR (-0,149) untuk kelompok saham yang dividennya
naik terus menerus lebih besar jika dibandingkan dengan nilai CAAR (-0,057) untuk kelompok saham yang dividennya turun terus menerus. Kenyataan ini bertentangan dengan efficient market theory (Efficient market hypothesis-EMH).
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Gde Padmeshwara W
"Makalah ini menganalisis kelayakan perluasan pasar yang komprehensif untuk Linfox Thailand, khususnya di sektor kecantikan dan kesehatan. Sektor ini dipilih karena potensi profitabilitas, ukuran pasar, dan keselarasan dengan kemampuan inti Linfox dalam manajemen gudang, solusi transportasi, logistik rantai dingin, serta keselamatan dan keamanan. Meskipun relatif sukses, Linfox Asia menghadapi tantangan yang signifikan, termasuk terbatasnya basis klien dan meningkatnya persaingan dari penyedia layanan logistik lainnya. Tantangan peraturan dan perlunya kepatuhan terhadap standar Good Distribution Practice menjadi hambatan tambahan untuk masuk ke sektor ini. Rekomendasi pendekatan bagi Linfox untuk mengejar sektor tertentu diberikan untuk lebih memperkuat keputusan Perusahaan dalam memasuki sektor baru.
This report provides a comprehensive market expansion feasibility analysis for Linfox in Thailand, particularly within the beauty or healthcare sector. This sector was chosen due to its potential for profitability, market size, and alignment with Linfox’s core capabilities in warehouse management, transportation solutions, cold chain logistics, and safety and security. Despite its success, Linfox Asia faces significant challenges, including a limited client base and increasing competition from other logistics service providers. Regulatory challenges and the need for adherence to Good Distribution Practice standards also pose additional barriers to entry. A recommended approach for Linfox to pursue a particular sector is provided to solidify its entry decision further"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Andriningdiah
"Skripsi ini menganalisa struktur pasar industri sepeda motor di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun (1997 ? 2006). Skripsi ini juga menganalisa industri sepeda motor di Indonesia dengan menggunakan alat analisis Structure Conduct dan Performance. Sedangkan alat analisis yang digunakan untuk menganalisa struktur pasar industri sepeda motor adalah Concentration Ratio (CR) dan Hirschman Herfindahl Index (HHI). CR adalah salah satu alat ukur yang mengukur pangsa pasar beberapa perusahaan terbesar.
Dalam penelitian ini akan digunakan CR3 karena dalam industri sepeda motor terdapat tiga perusahaan yang menguasai pangsa pasar lebih dari 60%. Selain itu, digunakan juga Hirschman Herfindahl Index (HHI) yang mengukur konsentrasi pasar tetapi dengan menggunakan data pangsa pasar dari seluruh pemain atau pelaku dalam industri sepeda motor.
Penelitian ini menggunakan data penjualan dan distribusi sepeda motor berdasarkan merek dari tahun 1997 ? 2006 ini diperoleh dari Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) Dari hasil penelitian, diketahui bahwa struktur pasar pada industri sepeda motor di Indonesia tahun 1997 - 2006 bercorak oligopoli, hal ini ditunjukkan oleh adanya 3 perusahaan principal asing selaku pemain utama yang mendominasi pasar dengan konsentrasi pasar industri sepeda motor yang tinggi, yaitu 98,63%.
Tiga pemain utama yang selalu mendominasi selama 10 tahun terakhir (1997 - 2006) adalah PT Federal Motor ( principal dari PT Astra Honda Motor). PT Indomobil Suzuki Internasional dan PT Yamaha Motor Indonesia. Nilai investasi yang sangat besar, efisiensi dalam produksi (economic of scale), penggunaan teknologi canggih yang menghasilkan produk dengan kualitas yang sangat baik serta banyaknya pilihan jenis sepeda motor dari berbagai tipe, cub/bebek, sport, business, dan scuter, (differensiasi produk dan economic of scope) yang diberikan oleh produsen kepada konsumen dengan tingkat harga yang sangat bersaing, merupakan hambatan untuk masuk ke dalam industri ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Stock split announcement is a type of announcement which frequently appears in stock exchange. Stock split is variation of par value per share and share quantity in market. If the stock split announcement give highly valued information, market will show positive response at the time of announcement. To measure market response, abnormal return can be employed. If the announcement is highly valued information, it will not result in abnormal return. On the contrary, if the announcement is not highly valued, it will not result in abnormal return. This research aims to answer whether stock split announcement gives highly valud information which is visible in abnormal return at the time of stock split announcement. The samples analyzed in this research come from manufacturers that apply stock split policy at the year of 2001 to 2005. Windows period to analyze the market response is 11 days. The variable in this research is abnormal return. One sample t-tes is employed to test the hypothesis. The result shows that the significant abnormal return is t-4 and t-3."
TEMEN 3:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Donny Bima Herdjoeno
"Perkembangan rights issue di pasar modal Indonesia yang dimulai pada tahun 1989 semakin tahun terakhir ini. Pemahaman mengenai rights
issue merupakan salah satu tujuan skripsi ini. Sedangkan melalui studi lapangan, skripsi ini bertujuan meneliti pengaruh rights issue terhadap kinerja harga saham sekaligus menguji efisiensi bentuk setengah kuat pada Bursa Efek Jakarta. Studi kepustakaan dalam skripsi ini adalah untuk mengetahui landasan teoritis dari rights issue dan efisiensi pasar. Pengaruh rights isssue terhadap kinerja harga saham diteliti melalui suatu event study di sekitar minggu pengumuman dan minggu terjadinya ex-right. Penelitian ini mengambil sampel saham-saham yang melakukan rights issue di lingkungan Bursa Efek Jakarta pada periode Januari - 0ktober 1994. Dalam mengestimasi imbalan normal saham digunakan tiga buah metode, yaitu: Market Adjusted Return Method, Simple Market Model, dan AC Method-Market Model. Hasil penelitian dengan ketiga metode menunjukkan bahwa meskipun terdapat imbalan abnormal rata-rata yang signifikan sebelum tanggal pengumuman namun tidak terdapat indikasi yang menunjukkan antisipasi pasar terhadap informasi akan adanya right issue. Setelah tanggal pengumuman didapati adanya suatu reaksi positif dari pasar terhadap pengumuman rights issue selama enam minggu yang ditunjukkan adanya imbalan abnormal rata-rata yang positif walaupun nilainya tidak signifikan. Reaksi positif ini kemudian diikuti adanya penurunan nilai imbalan abnormal rata-rata hingga satu minggu sebelum akhir masa pengamatan yang diperkirakan karena setelah saham memasuki masa masa exright terjadi koreksi harga yang tajam sehingga mengakibatkan adanya abnormal loss yang signifikan. Adanya imbalan abnormal yang signifikan pada minggu ex-right serta abnormal loss yang signifikan pada beberapa minggu setelah minggu pengumuman dan minggu ex-right menunjukkan bahwa Bursa Efek Jakarta belum memasuki efisiensi pasar bentuk setengah-kuat. Penelitian efisiensi pasar modal hendaknya diperkuat oleh penelitian-penelitian sejenis dengan perbaikan pada jumlah sampel dan metodologi penelitiannya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S18853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbi Rakhman
"ABSTRACT
Penelitian ini menguji pengaruh intensi perilaku hidup sehat terhadap minat pembelian produk kesehatan bear brand gold white tea di jakarta. Dimensi intensi perilaku yang digunakan yang digunakan adalah sikap, norma subjektif dan perceived control behaviour berdasarkan dari theory of planned behaviour. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dan data penelitian dikumpulkan melalui survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden yang mengetahui dan berminat dalam perilaku hidup sehat dan tidak pernah membeli produk kesehatan bear brand gold white tea. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensi perilaku hidup sehat memilik pengaruh yang signifikan dan kuat terhadap minat pembelian produk kesehatan dan dimensi sikap adalah dimensi yang paling dominan mempengaruhi minat pembelian.

ABSTRACT
This study examined the effect of intentions on healthy living behavior on the interest in purchasing health products for bear brand gold white tea in jakarta. The dimensions of behavioral intentions used are attitudes, subjective norms and perceived control behavior based on the theory of planned behavior. This study used a quantitative approach, and research data was collected through surveys by distributing questionnaires to 100 respondents who know and was interested in healthy living behavior and never buy Bear Brand Gold White Tea product. The analysis technique used simple linear regression. The results showed that the intention of healthy living behavior had a significant and strong influence on purchase interest and the attitude dimension was the most dominant dimension influencing purchase interest."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kres Ancelno Fatahillah
"Peningkatan valuasi pasar dan grafik perdagangan menimbulkan fluktuasi harga yang tinggi dan berisiko. Oleh karena itu, pembentukan portofolio dan prediksi harga menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi risiko investasi. Di sisi lain, metode forecast untuk instrumen investasi sangat banyak, oleh karena itu diperlukan model yang fit terbaik pada kondisi pasar Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan akurasi prediksi model Long Short-Term Memory (LSTM) dan Autoregressive Moving-Average (ARMA) dalam membentuk portofolio optimal saham-saham Indeks Kompas100 periode Januari 2019 hingga Mei 2024. Data harga penutupan harian digunakan untuk membentuk portofolio dan memprediksi harga saham di masa mendatang menggunakan kedua model tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model LSTM memiliki akurasi prediksi yang lebih tinggi dibandingkan ARMA dalam menangkap pola non-linear pada data saham, sehingga lebih unggul dalam kondisi pasar yang volatil. Sebaliknya, model ARMA lebih efektif dalam kondisi pasar yang stabil dan data yang stasioner. ARMA memiliki akurasi prediksi yang lebih buruk dari LSTM karena tidak bisa mewakili keseluruhan portofolio akibat keterbatasan stasioneritas data. Disisi lain akurasi LSTM lebih tinggi ARMA karena dapat mewakili keseluruhan portofolio.

Increased market valuations and trading charts give rise to high and risky price fluctuations. Therefore, portfolio formation and price predictions are an alternative to reduce investment risk. On the other hand, there are many forecast methods for investment instruments, therefore a model that is best suited to Indonesian market conditions is needed. This research aims to compare the prediction accuracy of the Long Short-Term Memory (LSTM) and Autoregressive Moving-Average (ARMA) models in forming an optimal portfolio of Kompas100 Index shares for the period January 2019 to May 2024. Daily closing price data is used to form the portfolio and predict future stock prices using both models. The research results show that the LSTM model has higher prediction accuracy than ARMA in capturing non-linear patterns in stock data, so it is superior in volatile market conditions. In contrast, the ARMA model is more effective in stable market conditions and stationary data. ARMA has worse prediction accuracy than LSTM because it cannot represent the entire portfolio due to limited data stationarity. On the other hand, LSTM accuracy is higher than ARMA because it can represent the entire portfolio."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Otto Eduard
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S17958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>