Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122715 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwandi
"Tesis ini berisi tentang dinamika dan fungsi organisasi sosial masyarakat Minang di perantauan, dalam hal ini adalah Gebu Minang. Walaupun didirikan di perantauan, sebetulnya organisasi dan studi ini berkaitan dengan relasi rantau dan ranah pada masyarakat Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, keduanya (rantau-ranah), tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Dengan mengkaji organisasi ini sebetulnya juga memperlihatkan bahwa dalam perjalanan proses relasional rantau dan ranah ini terjadi dinamika tersendiri yang sangat menarik untuk diikuti dan dikaji.
Organisasi ini mempakan organisasi sosial yang didirikan oleh para elit Minang di perantauan yang memiliki beragarn fungsi. Sebagai forum untuk aspek-aspek sekular dari identitas etnik, wahana untuk mengekspresikan identitas etnik, mekanisme adaptif, wahana interaksi, media penghubung rantau-ranah dengan perwujudan ekspresi filantropi dan sekaligus juga ajang pengakuan eksistensi elit itu sendiri.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode penelitian terlibat, wawancara mendalam dan juga studi pustaka. Dalam studi ini penulis melihat organisasi sosial secara lebih dinamis, tidak terpaku pada struktur fungsi semata, tapi bagaimana para aktor di dalamnya secara kreatif manipulatif menjalankan organisasi sosial ini sesuai dengan kebutuhan mereka.
Gebu Minang dengan segala dinamikanya merupakan pengorganisasian modal sosial masyarakat Minangkabau untuk pertama kalinya yang berskala nasional. Supra nagari, jaringan, dan adanya pilantropi adalah diantara yang ingin diterapkan oleh elit Minang di dalam Gebu Minang. Upaya ini belum mendapatkan respon yang baik, walaupun tetap eksis, karena faktor elitis dan kuatnya identitas dan solidaritas nagari-nagari dan sub-sub insitusi yang ada di bawahnya, serta egaliterianisme yang membalut masyarakat Minangkabau."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujiatul Aviat
"ABSTRAK
Artikel ini membahas Dynamic Capabilities LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), yang dilihat dari sumber daya dan modal sosial yang akan menopang Dynamic Capabilities dalam melakukan penyesuaian untuk menanggapi tantangan lingkungan sehingga LSM bisa berkelanjutan. Studi-studi sebelumnya menjelaskan bahwa LSM menemui berbagai masalah dalam implementasi program salah satunya adalah dilema akuntabilitas kepada dua pihak, yaitu lembaga donor dan pihak penerima manfaat. LSM sulit untuk bertahan dan mengalami krisis kepercayaan. Studi ini berfokus pada karakteristik pengorganisasian program LSM GEBU (Gerakan Ekonomi dan Budaya) Minang, Jakarta. Penulis beragumentasi bahwa pengorganisasian program dalam mengembangkan Dynamic Capabilities terutama dalam pengelolaan pemangku kepentingan, pengambilan keputusan, modal sosial dan sumber daya merupakan aspek penting, karena sebuah LSM harus mampu mengintegrasikan internal, dan kompetensi eksternal untuk mengatasi perubahan lingkungan. Studi ini berfokus pada karakteristik pengorganisasian program LSM GEBU (Gerakan Ekonomi dan Budaya) Minang Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumen.

ABSTRACT
This article discusses Dynamic Capabilities of LSM (Non-governmental Organization), which seen from the resource and social capital who will support Dynamic Capabilities in doing adjustment to respond the environmental challenges for the NGOs sustainability. The previous studies explain how NGOs face various implementation problems, one of them is accountability dilemma for two parties, which are donor agency party and advantage receiver party. It is hard for NGO to sustain and they are having trust crisis. This study will focus on the characteristics of NGOs program organization in GEBU (Gerakan Ekonomi dan Budaya / Economy and Culture Movement) Minang, Jakarta. Writers argumentation is program organization in developing Dynamic Capabilities especially in stakeholder management, decision making, social capital, dan resource are important aspects, because NGO must be able to integrate internal and external competencies in order to resolve environmental change. This study is focusing on NGOs program organization characteristics of GEBU (Gerakan Ekonomi dan Budaya) Minang, Jakarta. This study is using qualitative approach with interview, obseevation, and document study as data collecting method."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muawinatus SyarIyah
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh memori pada hunian milik orang yang merantau. Pada dasarnya manusia senang menetap tetapi saat ada intervensi berupa perpindahan, pola kehidupan tersebut akan berubah. Dua responden berlatar belakang keluarga Minang - yang memiliki tradisi merantau dalam sistem adatnya - dan saat ini merantau ke Depok digunakan sebagai narasumber studi kasus. Melalui perbandingan hunian sebelum merantau dengan hunian saat ini di Depok, baik dari segi aktivitas maupun kondisi tempat tinggalnya, terlihat bahwa memori berpengaruh penting dalam membentuk tempat untuk menghadirkan kembali sense of home di perantauan. Namun, di sisi lain, proses merantau berdampak pada pengikisan memori itu sendiri.

This thesis discusses about the influence of memory on the habitation of perantau. Basically humans like to settle but when there is intervention of migration, their patterns of life will change. Two respondents from Minang family background - which has a tradition of merantau in their tradition system - and at this moment merantau to Depok were used as case study resources. Through the comparison of their habitation before merantau with current habitation at Depok, both in terms of activity and living conditions, it appears that memory is an important influence in shaping the place to bring back a sense of home in perantauan. However, on the other hand, merantau impacted on deletion of memory itself.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir M.S.
Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1997
306.095 981 AMI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Univeristas Indonesia. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poilitk, 1994
S6755
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6788
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiyos Fira
"Laporan penelitian yang diuraikan dalam tesis ini, tersusun berdasarkan penelitian tentang aktivitas kantau yang dilakukan oleh sebagian besar perantau Minang di Pasar Cipulir. Penelitian ini dilaiarbelakangi oleh merantau sebagai pola migrasi orang Minang dalam hubungannya dengan perkembangan dunia industri dan pasar garmen di Jakarta. Fokus penelitian adalah pada konsep kantau sebagai salah satu pilihan okupasi perantau Minang di Jakarta. Terdapai tujuh pokok pertanyaan yang menjadi dasar penelitian ini, untuk memudahkan analisa, sepuluh pertanyaan tersebut terbagi dalam dua aspek, yailu 1). Bagaimana aspek historis kantau, Apa itu kantau dan bagaimana asal mulanya kantau dalam aktivitas pasar garmen dalam hubungannya dengan komunilas orang Minang di Pasar Cipulir? Bagaimana profile Tukang Kantau/Pengantau dan bagaimana proses integrasi individu dalam aktivitas kantau tersebut, Apakah kantau merupakan perkembangan dari pola okupasi orang Minang di perantauan yang terkait dengan modal individu (human capital) dan modal budaya (culture capital) orang Minang? Dan 2). Bagaimana eksistensi institusi kantau dalam jaringan sosial yang ada di Pasar Cipulir, Bagaimana gambaran umum komunitas etnik Minang di Pasar Cipulir?, Bagaimana posisi kantau dalam struktur komunitas etnik Minang pelaku kantau di sektor gannen alau bagaimana community prome kantau?, Nilai-nilai apa yang terbentuk dalam aktilitas kantau dalam hubungannya dengan bonding, bridging, linked modal sosial dalam kegiatan kantau? Bagaimana tipologi kegiatan mengantau tersebut dan apakah kantau dapat menjadi Iembaga yang berkembang atau hanya sebagai batu Ioncatan bagi para pelakunya? Penelitian ini menggunakan metode kualitalif dengan tipe eksploratif.
Pengumpulan data dan analisa difokuskan pada kajian holistik pada subyek-subyek penelitian yailu para Tukang Kantau. Pada analisa hasil penelitian dilakukan pemilahan, kategorisasi dan klasifikasi subyek penelitian untuk mendapalkan pemetaan yang lengkap tentang konsepsi kantau ilu sendiri. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, observasi dengan partisipasi pasif dalam aktivitas mengantau, dilengkapi dengan studi literatur untuk menggali segi-segi historis yang ada. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik snowball.
Hasil penelitian ini secara umum menuniukan bahwa secara historis, konsep kantau terkait erat dengan konsepsi merantau orang Minang di Jakarta. Anak kantau adalah satu dari generasi anak dagang yang lahir dalam dinamika dunia perantauan orang Minang. Pengertian tukang kantau pada pasar garmen menunjuk pada posisi perantara (middleman) dalam arus pemasaran dan proses lndustri garmen. Sementara itu dalam tataran yang lebih kompleks, kantau menjadi sebuah konsep yang Iebih luas, yaitu meliputi proses integrasi individu dan regenerasi pedagang-produsen garmen di Pasar Cipulir. Munculnya aktivitas kantau di Pasar Cipulir dapat ditelusuri sampai tahun 70-an. Temuan peneliti menunjukan adanya periodesasi dalam perkembangan Pasar Cipulir, yaitu; Periode pasar kodian, periode pasar lusinan dan periode kompetisi bebas.
Aklivitas kantau lahir seiak periode pertama. Profil tukang kantau yang ditemukan adalah mengantau sebagai batu loncatan, mengantau sebagai katup penyelamat dan peluang mempertahankan eksistensi di pasar dan industri garmen, mengantau kearah hulu dan hillr dalam rantai produksi dan pemasaran produk garmen serta profile akhir dari profesi tukang kantau. Kemudian dilemukan pula tipologi tukang kantau yailu; menurut posisi bertindak, terdiri dari tukang kantau perantara, tukang kantau penjual, tukang kantau berkeliling antar pasar atau daerah dan tukang kantau garmen dibawah standar. Sementara itu menurut jenis barang, tukang kantau dapat dibedakan, tukang kantau bahan baku dan tukang kantau barang jadi, Temuan penelitian menunjukan bahwa aktivitas kantau memiliki eksistensi dan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan pasar dan industri garmen di Pasar ClpuIir sehingga, kantau terus ada sebagai reproduksi komunitas orang Minang d Pasar Cipulir. Nilai yang ditemukan dalam aktivitas kantau adalah menjaga kepercayaan sehingga menjadi bridging modal sosial aktivitas kantau. Melekatnya kantau dengan komunitas pedagang menyebabkan kantau tidak akan pernah memiliki bonding modal sosial yang solid, oleh karena itu aktivitas kantau tidak dapat menjelma menjadi sebuah lembaga formal dan berkembang."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya
"Tesis ini membahas pepatah-petitih berbahasa Minangkabau _ tentang kepemimpinan, khususnya sifat-sifat kepemimpinan ideal. Tujuan penelitian ini untuk menemukan pepatah-petitih yang gayut dengan konsep kepemimpinan dan menganalisis maknanya sehingga konsep kepemimpinan ideal Minangkabau dapat dirumuskan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori metafora. Analisis juga dilengkapi dengan validasi data dengan melihat penggunaan kata dalam konteks budaya Minangkabau. Hasil analisis menunjukkan bahwa pepatah-petitih mengandung butir-butir kearifan tentang sifat kepemimpinan ideal. Kearifan budaya terlihat dari kecerdasan dalam memilih ciri-ciri positif ranah sumber yang dijadikan sebagai lambang ranah target.

This thesis discusses about proverbs of leadership in Minangkabau language, especially the ideal leadership characteristics. The purpose of this research are to find some proverbs that are related to the concept of leadership and analyze their meanings so that the concept of ideal leadership in Minangakabau can be summarized. This research is a qualitative research. The theory used to analyze the data is the theory of metaphor. The analysis is also equipped with the validation of the data by looking at the use of words in the context of Minangkabau culture. The analysis shows that the proverbs contain details about wisdom of ideal leadership qualities. Cultural wisdom is demonstrated by the intelligence in choosing the positive features of the sources domain that serve as the symbol of the target domain.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27808
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amrizal
"PENDAHULUAN
Dekade 1970-an merupakan dekade yang sangat penting bagi sejarah perkembangan teater modern Indonesia. Ada fenomena menarik yang pada tradisi teater Indonesia sebelumnya tidak tampak. Akhmad (1993) mengatakan bahwa pertumbuhan teater modern dilanjutkan dengan pembaruan yang melepaskan diri dari konvensi-konvensi dan bentuk teater yang sudah ada, dan kemudian dilanjutkan dengan bentuk teater "eksperimental? dengan idiom-idiom teatrikal artistik yang "baru".
Fenomena yang terjadi pada teater, juga kita temukan pada karya drama. Drama yang ditulis oleh Arilin atau Putu Wijaya bukan lagi sebuah karya sastra yang enak dibaca dan sudah cukup dipahami hanya dengan membacanya. Beda dengan membaca karya drama lama, seperti Bebasari Roestam Effendi (1921), Sayang Ada Orang Lain Utuy T. Sontani (1954), atau Barabah Motinggo Boesje (1961). Drama tersebut masih bisa dikaji, sebelum, bahkan tanpa dicoba di atas pentas. Karya-karya drama mereka sudah merupakan karya seni yang jadi yaitu satu genre sastra yang sama kedudukannya dengan genre sastra yang lain. Sementara drama yang ditulis pada dekade 1970-an belum merupakan karya sastra yang jadi, dia hanya satu unsur dari sebuah pementasan teater, maka pemahaman baru akan lengkap apabila sudah menonton pementasan dari drama tersebut. Kalaupun belum menonton pementasannya, seseorang untuk bisa memahaminya hanya punya kernampuan untuk mengimajinasikan bagaimana kemungkinan-kemungkinan pementasannya. Drama mereka tidak memiliki teks samping yang cukup untuk menjelaskan karakter dan latar drama mereka.
Wisran Hadi (selanjutnya disingkat WH) yang karyanya menjadi objek penelitian ini, telah menunjukkan bahwa dia juga layak dianggap sebagai salah seorang pelopor pembaruan teater dan drama Indonesia yang perlu diperhitungkan. WH adalah seorang seniman teaterldrama Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat. Dia dengan grup teatemya Bumi Teater Padang sering mementaskan teater di dalam maupun di luar negeri. Sebagai penulis drama dia juga seorang yang produktif. Puluhan drama sudah lahir dari tangannya, baik bersifat nasional maupun yang bersifat kedaerahan atau berwama lokal. Beberapa dramanya dinyatakan sebagai pemenang sayembara penulisan naskah drama yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta (DKI)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daulay, M. Zainuddin
"Pada tanggal 6 Oktober 1955 syekh Muhammad Makmun bin Yahya kembali ke Tanah Air dari Makkah, Saudi Arabia, setelah bermukim di sana selama kurang lebih 21 tahun menimba ilmu agama. Kepulangannya ke tanah air sekaligus mendirikan tarekat Mufarridiyah. Syekh Muhammad Makmun mendirikan tarekat ini, antara lain untuk meningkatkan ketaatan orang Islam kepada perintah-perintah agama. Menurut syekh Makmun, kehidupan masyarakat Islam di Indonesia saat itu sudah semakin jauh dari ukuran-ukuran keislaman sehingga masyarakat dipandang mengalami kekosongan agama dan kejiwaan. Itulah sebabnya ia mengajak masyarakat Islam berdzikir agar meningkat rasa takut kepada Allah. Dengan kata lain, ia ingin memperbaiki kondisi sosial masyarakat melalui jalur agama. Tarekat Mufarridiyah cepat berkembang dan memperoleh pengikut yang cukup banyak di berbagai wilayah Indonesia, bahkan sampai ke beberapa Negara, seperti Malaysia, Brunai Darusssalam, Singapura, Jepang, dan Australia. Daya tank tarekat ini selain amalan dzikir yang praktis, juga karena integritas sosok syekh Muhammad Makmun yang memiliki kharisma sangat tinggi dalam pandangan para pengikut dan pengagum. Syekh Makmun digambarkan sebagai wall dan ulama yang saat taat dan konsisten dengan ajaran agama, ia memiliki ilmu agama yang luas dan hafal al Quran. Selama 42 tahun sampai akhir khayatnya (1978) digambarkan setiap hari tanpa absen menghatamkan Al Quran. Dengan berbagi keutamaan yang dia miliki, dia diberi gelar al AlTamah (orang yang luas Ilmu), al hafidz (orang yang hafal Al Quran) dan Al kassyaaf ( orang yang diberi keistimewan oleh Allah dapat mengetahui berbagai hal di balik tabir yang ghaib). Bersamaan dengan pesatnya perkembangan tarekat Mufarridiyah pada tahun 70-an, sedang terjadi pula arus besar yang sulit dibendung melanda segenap penjuru tanah air, yaitu golkarisasi. Menghadapi arus golkarisasi pada saat itu, berbagai ormas keagamaan dan pemimpin kharismatik dihadapkan pada posisi dilemmatic. Jika bersedia mengikuti logika pemerintah masuk golkar, berarti slap dengan resiko terkoptasi serta kemungkinan kehilangan legitimasi umat. Bersikap kritis dan menolak bergabung, berarti siap dengan konsekwensi dan resiko politik tertentu. Syekh Muhammad Makmun adalah sosok yang memandang tidak perlu bergabung dengan Golkar sehingga mengalami berbagai tekanan dan hambatan dalam menjalankan aktivitas keagaman dan sosial. Bahkan tarekat Mufarridiyah dilarang di Sumatera Selatan dan Sumatera Barat dengan alasan sebagai aliran faham menyimpang. Ternyata dalam penelitian, aliran ini tidak mengajarkan sesuatu ajaran dan aktivitas yang menyimpang. Mufarridiyah juga tidak sama dengan gerakan sosial keagamaan yang lain seperti kasus Tanjung Priok, kasus kerusuhan Lampung, yang ingin menarapkan syariah Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mereka hanya ingin nilai-nilai Islam hidup dan menjadi landasan moral masyarakat. Namun mereka juga tidak setuju dengan berbagai ormas keagamaan yang dinilai akomodatif terhadap kepentingan pemerintah Orde Baru yang dipandang sekuler dan zalim. Penilaian dan sikap seperti inilah yang sering menjadi sumber ketegangan antara umat Islam dengan pemerintah pada masa Orde Baru. Dan ketegangan yang sama juga juga melanda Mufarridiyah, terutama setelah syekh Makmun wafat tahun 1978.

On October 6'h, 1955, Syekh Muhammad Makmun bin Yahya came back to the country from Makkah, Saudi Arabia, after he lived there for less than 21 years to study Islamic religion. His return to the country is olso to establish Tarekat Muffaridiyah. Syekh Muhammad Makmun established this tarekat (Moslem organization) to increase the Moslems obedience of the religion's commands. According to Syekh Makmun, the lives of the Moslem society in Indonesia during that time had become further away from the norms of Islam, that the society was considered in having an emptiness of religion and spirituality. This is the reason why he expects the society to do dzikir (repeatedly chant part of the confession of faith, as a form of worship) in order to increase fear towards Allah. On the other hand, he wishes to improve the society's social condition through religion. Tarekat Muffaridiyah has grown rapidly and has acquired well enough followers of some regions in Indonesia, even reaching other countries, such as Malaysia, Brunei Darussalam, Singapore, Japan, and Australia. The attraction of this tarekat, besides practical deeds of dzikir, it is also because of the integrity of the figure of Syekh Muhammad Makmun who, according to his followers and admirers is very charismatic. Syekh Makmun is described as a religious leader and an Islamic scholar and teacher who is truly obedient and consistent to the lessons of the religion. He has vase knowledge of of the Islamic religion and has memorized the Koran. For 42 years till his death (1978), he was described to not passing a day without completing reciting the whole Koran. With a multitude of excellence that he had, he was given a title Al Allamah (a person who has vase knowledge), Al Hgfidz (a person who memorizes the Koran) and Al Kassyaaf (a person who is given a specialty by Allah of identifying various things behind supernatural happenings). At the same time of the rapid development of Tarekat Muffaridiyah in the 70's, there was also an enormously strong movement, happening all across the country, which was known as Golkarization. To face the Golkarization during that time, several of the religious organizations and charismatic leaders were faced with a difficult situation. If they agreed to follow the government's logic to join Golkar, it meant they had to face the risk of being co-opted and the possibility of losing the legitimacy of their religious community. Being critical and refusing to join in, meant that they had to be prepared with the consequences and some certain political risks. Syekh Muhammad Makmun was a figure who had a certain view not to join in Golkar, resulting that he would experience all sorts of pressure and obstacles on doing religious and social activities. In fact, Tarekat Muffaridiyah was not allowed in South Sumatra and West Sumatra for the reason that it was a deviate religious sect. Apparently based on an observation, this religious sect does not teach deviate lessons and activities. Muffaridiyah is also not identical with other social religious movements such as the Tanjung Priok case, the Lampung riot case, which desires to apply Islamic Law in the life of the nation and country. They only wish the values of Islam in life and to become a moral base in the society. However they also do not agree with all sorts of other social religious organizations that are considered accommodative concerning the Orde Baru (New Order) that is described secular and tyrannical. The consideration and attitude like this is often being a source of strained situation between the Moslems and government in the Orde Baru periode. Muffaridiyah also felt the same stress, especially after Syekh Makmun passed away in 1978."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T37524
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>