Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183618 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fuad Fatoni
"Fokus tesis ini mencoba untuk menelaah dan menguji teori James C. Scott tentang perlawanan orang-orang yang kalah (Weapons of the Weak: Everyday Fomis of Resistance). Teori ini melihat perlawanan orang-orang yang kalah untuk menolak atau mengurangi klaim yang dibuat kelas yang menang. Perlawanan ini bertujuan tidak untuk mengubah suatu sistem dominasi kelas atas tetapi untuk tetap hidup dalam sistem itu.
Penelitian dilakukan atas kegelisahan peneliti seiama ini terhadap penebangan kayu yang dilakukan oleh blandong setiap hari dan juga kemiskinan masyarakat di sekitar hutan. Tindakan penebangan kayu diiakukan oleh blandong untuk menolak atau mengurangi klaim Perum Perhutani yang menguasai hutan-hutan yang ada di Jawa, khususnya di Kec. Temayang Kab. Bojonegoro. Penelitian ini ingin mengungkap bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan oleh blandong, bentuk-bentuk represi yang dilakukan aparat Perum perhutani dan faktor-faktor yang menyebabkan blandong melakukan perlawanan.
Pendekatan yang digunakan daiam penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu sebuah pendekatan yang dirasa relevan untuk meneliti fenomena yang terjadi pada suatu masyarakat. Pengamatan yang diarahkan pada Iatar belakang dan individu secara holistic (utuh) dan memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Untuk itu, dalam pengumpulan data menggunakan tiga cara: wawancara mendalam, pengamatan dan studi dokumenter.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlawanan dilakukan dalam dua bentuk, perfama: pencurian kayu; kedua: penciptaan pasar kayu. Pencurian kayu dilakukan blandong untuk memenuhi kebutuhan subsistensi rumah tangga dengan meiakukan kerjasama dengan 'oknum? Perum Perhutani, sehingga perlawanan itu bisa bertahan lama. Begitu juga dengan penciptaan pasar kayu dilakukan oleh blandong meialui kerjasama dengan berbagai pihak yang mempunyai kewenangan terhadap kontrol hutan dan desa, dalam hal ini adalah 'oknum? BKPH Temayang dan 'oknum? Polsek Temayang, Sukosewu dan Sugihwaras. Hal Iain yang juga sangat berpengaruh terhadap eksistensi blandong dan pasar kayu adalah adanya Iegitimasi dari tokoh agama yang menyatakan bahwa keberadaan blandong dan pasar kayu merupakan realitas yang bisa dilerima karena telah mampu memberikan keuntungan ekonomis masyarakat desa. Sedang bentuk-bentuk represi sehari-hari yang dilakukan oleh Perum Perhutani dan aparat Negara adalah dengan melakukan penangkapan, pemenjaraan dan pemberian stereotip kepada blandong dengan menjulukinya sebagai pencuri kayu. Namun demikian hal itu tidak berpengaruh besar terhadap aktititas blandong dan eksintensinya sampai saat sekarang.
Dari hasil penelitian, analisa yang kemudian muncul adalah bentuk-bentuk perlawanan sehari-hari sebagai counter terhadap bentuk represi sehari-hari bisa tetap bertahan beriringan. Bentuk perlawanan sehari-hari dalam hal ini pencurian kayu relevan untuk menunjukkan bahwa hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan subsistensi keluarga sebagaimana dlkatakan oleh Scott dan dalam penciptaan pasar kayu, maka teori perlawanan sehari-hari kurang relevan untuk menjelaskannya. Desa sebagaimana dalam pandangan Scott adalah suatu bentuk korporat yang terlutup terhadap dunia luar, bentuk-bentuk batas yang jelas dan tanah yang dimiliki merupakan kewenangan desa. Sedangkan pasar kayu yang diciptakan oleh blandong telah mengesampingkan analisa Scott karena pasar kayu itu diciptakan melintasi batas desa dan juga ekonomi desa-desa di sekitar hutan. Jadi di sini proses kapitalisasi ekonomi telah masuk ke dalam sistem ekonomi desa.
Kritik terhadap teori James C. Scott diiontarkan oleh Samuel L Popkin yang menyatakan bahwa keterlibatan petani dalam gerakan perlawanan terhadap penguasa karena didorong oleh kepentingan individual dan demi kepentingan pasar. Dalam hal penawanan blandong terhadap Perum Perhutani, hal ini didorong oleh kepentingan individual berupa akses terhadap hasil hutan berupa kayu jati.
Merujuk pada konsep triangguiasi tentang negara, komunitas dan pasar maka terjadi sinergi yang begitu kuat antara ketiganya, walaupun dalam lingkup lokal. ini sesuai dengan peran yang dimainkan oleh 'oknum' aparat Perum Perhutani dan Negara, blandong dan pasar yang diuntungkan oleh keberadaan blandong dan pasar kayu. Konsep trianggulasi ini berbenturan dengan Iembaga-Iembaga formal yang memformulasikan Negara, komunitas clan pasar dalam arti sesungguhnya.
Kesimpulan dari tesis ini adalah teori James C. Scott tetap relevan digunakan untuk menjelaskan perlawanan blandong terhadap Perum Perhutani karena terbukti perlawanan itu hanya digunakan untuk mempertahankan hak subsistensi masyarakat dalam mengakses hasil hutan dan juga tidak untuk mengubah dominasi Perum Perhutani dalam penguasan hutan di Kec. Temayang Kab. Bojongoro. Namun demikian teori Scott tidak bisa menjelaskan semua fenomena blandong, maka untuk itu analisa Popkin bisa untuk menambah kajian tentang fenomena blandong. Inilah implikasi teoritis dalam penelitian tentang Resistensi Blandong, ?Negara? dan Kapitalisme Frontier (Studi Kasus di Kec. Temayang Kab. Bojonegoro Pasca Rezim Developmentalis Represif).
Rekomendasi praktis tesis ini adaiah diperlukan pembuatan kebijakan dari berbagai pihak, terutama Perum Perhutani dan Negara untuk tidak hanya mengeksploitasi hutan, tetapi juga memperhatikan kepentingan masyarakat di sekitar hutan yang mempunyai kepntingan ekonomis terhadap hutan, terutama desa yang mempunyai hutan. Program Pengembangan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) merupakan solusi kebijakan yang harus diterapkan secara menyeluruh."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"An account of workforce particularly those of migrant workers within the capitalist setting in pluralistic societies is likely unfruitful in its analysis unless it is done by using a critical perspective in social or political science. In the past critical theories are predominantly (neo)-Marxist; now days, earth democratic theoretical concepts may be of valuable analytical tools in working out the task. This paper is a preliminary attempt to making such an account using the earth democracy. It is indicative that the core of the problems prevailing among migrants workers is inherently connected with the incapacity of state-led development and incompatibility of capitalist design of economic development in pluralist Malaysia. "
BUMA 1:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nurul Huda
"Tesis ini mendeskripsikan proses transformasi sosial yang timbul dari penetrasi kapitalisme dan globalisasi di suatu lokasi yang spesifik. Melalui studi kasus Proyek Migas di Lapangan Banyuurip Blok Cepu di Bojonegoro, penelitian ini memperlihatkan bagaimana interaksi antara korporasi multinasional ExxonMobil dan situasi-situasi lokal telah membentuk praktek-praktek sosial, ekonomi dan budaya tertentu dan pada saat yang sama memungkinkan korporasi tersebut mewujudkan agendanya guna mengakumulasi laba.
Temuan utama penelitian ini adalah bahwa Proyek Migas Blok Cepu merupakan arena pertarungan, kolaborasi, negosiasi, akomodasi dan bahkan resistensi antar aspirasi dan kepentingan dari para aktor baik pada skala global, nasional dan lokal dengan beragam agenda yang berbeda (ekspansi kapital global, pembangunan, praktek entrepreneural). Tesis ini memanfaatkan konsep ?Friction? yang diajukan oleh Anna Tsing (2005) sebagai suatu kerangka penelitian empiris dalam mengkaji proses-proses global yang sedang berlangsung.

This research aims to present the case of the Proyek Blok Cepu as illustration of how capitalism and globalization penetrate and arise social transformation in Bojonegoro regency. As this study shows, global interaction between ExxonMobil multinational corporation and local situations forms a spesific social, cultural, and economic practices and processes, as well as allows this capitalist corporation to operate.
It is found that Proyek Blok Cepu has been an arena of battles, collaborations, negotiations, accomodations and even resistences between aspirations dan interests of multiscalar actors and agenda (global capital expansion, development, and entrepreneurial activities). This study employs Tsing's "Friction" as a conceptual tool for empirical research to investigate a global processes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28587
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Versanudin Hekmatyar
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menguraikan diferensiasi sosial rumah tangga pertanian dipedesaan, mendeskripsikan bentuk-bentuk diversifikasi nafkah dan kendala rumah tangga untuk melakukan bentuk-bentuk diversifikasi nafkah. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka, oservasi, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan, pertama, tanah merupakan faktor produksi yang penting sebagaimana modal dan tenaga kerja. Tanah di Desa Kedungprimpen masih terkait erat dengan sumber nafkah penduduknya. Tingginya tingkat ketergantungan penduduk pada tanah pertanian juga terkait erat dengan pandangan masyarakat setempat yang melatarbelakangi diferensiasi sosial tentang orang kaya, cukup, dan miskin. Kedua, fakta ini, selanjutnya mendorong rumah tangga dalam menghadapi krisis untuk melakukan serangkaian aktivitas nafkah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Pemilihan bentuk diversifikasi nafkah terutama didasari alasan rasional terkait dengan jenis sumberdaya yang dapat dioptimalkan. Secara umum, diversifikasi nafkah di Desa Kedungprimpen dilakukan pada sektor pertanian dan sektor nonpertanian. Sektor pertanian mencakup pengusahaan lahan milik, bagi hasil, sewa, gadai, dan sistem perburuhan. Sedangkan sektor nonpertanian meliputi perdagangan, kerajinan, peternakan, dan pertukangan. Ketiga, Kendala dalam melakukan diversifikasi nafkah dapat diidentifikasi berdasarkan tujuan dari aktivitas diversifikasi nafkah yang dilakukan, yakni untuk pemenuh kebutuhan, penambah pendapatan, dan akumulasi kekayaan.

ABSTRACT
The objective of this study is to describe the social differentiation of agricultural households in rural areas, the forms of livelihood diversification and household constraints to undertake livelihood diversification. This research is qualitative descriptive. The data were collected by literature study, observation and in depth interview. The results are as follows. First, land is an important factor of production as well as capital and labor. The land in Kedungprimpen village is still closely linked to the livelihoods of its inhabitants. The high level of dependence of the population on agricultural land is also closely related to the local community 39 s view that underlies the social differentiation of the rich, ample and poor. Second, this fact, further encourages households in the face of crisis to undertake a series of livelihood activities to meet their basic needs. The selection of diversified forms of livelihood is mainly based on rational reasons related to the types of resources that can be optimized. Generally, livelihood diversification in Kedungprimpen Village is done in the agricultural sector and non agricultural sector. The agriculture sector includes cultivation of the land, agricultural production sharing system, rent, pawnshops, and labor system. The non agricultural sector includes trade, handicrafts, animal husbandry, and carpentry. Third, constraints in livelihood diversification can be identified based on the objectives of livelihood diversification activities, ie, to fulfill the needs, increase income, and accumulation of wealth."
2018
T51511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesa Sulvana Zaen
"Industri mebel kayu merupakan industri yang berasal dari industri kerajinan tangan. Industri ini bergerak dalam mengolah bahan bahan baku kayu yang mempunyai nilai tambah dan dapat diperdagangkan, namun pemasaran industri mebel kayu di Kecamatan Bojonegoro masih kurang. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Pola Saluran Distribusi Industri Mebel Kayu dan faktor yang mempengaruhi saluran distribusi industri mebel kayu di Kecamatan Bojonegoro yang kemudian dikaitkan dengan karakteristik industri, produksi dan jaringan jalan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa saluran distribusi yang dominan digunakan industri mebel kayu adalah Produsen ndash; Konsumen,pola saluran distribusi tersebut secara acak. Faktor yang mempengaruhi tingkat saluran distribusi yaitu jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja.

Wood furniture industry is an industry that comes from handicraft industry. The industry is engaged in processing wood raw materials that have added value and can be traded, but the marketing of wood furniture industry in Bojonegoro District is still lacking. The purpose of this research is to know the Channel Pattern of Wood Furniture Distribution and the factors influencing the destribution channel of wood furniture industry in Bojonegoro District which is then linked by industry characteristis, production and road network. The method used is descriptive spatial analysis and quantitative analysis. The result of this research shows that the dominant distribution channel used by wood furniture industry is Producer Consumer, the channel pattern distribution is random. Factors affecting the level of distribution channels is amount of production and amount of labor. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S67371
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pulau Lombok salah satu pulau dihuni oleh berbagai etnik seperti Sasak, Bali, Madura, Samawa, Mbojo, dan Sunda. Sebelum masuknya pengaruh-pengaruh agama ke Pulau Lombok, bahwa suku asli Lombok sudah memiliki suatu keyakinan seperti melakukan persembahan pada roh atau jiwa dan benda-benda yang dianggap keramat yang tetap menyatu pada tradisi leluhumya yang disebut kepercayaan Wetu Telu. Adanya transformasi pemahaman terhadap Wetu Telu disebabkan adanya perbedaan kajian serta pandangan terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam keyakinan penganut Wetu Telu Suku Sasak terhadap budaya Iain dalam suatu ajaran sehingga memunculkan kesenjangan antara harapan dan kenyataan (das sein) dalam mempertahankan kearifan lokal budaya Suku Sasak. Kesenjangan tersebut menimbulkan resistensi Wetu Telu Suku Sasak yang menyebabkan peneliti tertarik untuk mengkaji hubungan yang terjadi pada masyarakat Suku Sasak di Lombok Nusa Tenggra Barat. Dengan demikian peneliti tenarik mengangkat permasalahan ”Bagaimana resistensi Wetu Telu Suku Sasak terhadap hegemoni pemerintah di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara”. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan resistensi Wetu Telu Suku Sasak terhadap hegemoni pemerintah, sedangkan kegunaan secara teoretis menambah khasanah keilmuan dan secara praktis memberikan kontribusi pembuatan kebijakan yang berdasarkan nilai-nilai budaya Iokal. Kajian pustaka yang digunakan adalah ”melacak akar sejarah Waktu Telu oleh Zaelani, Islam Sasak oleh Budiwanti, Suku terasing di Bayan oleh Adonis, dan Kajian Waktu Telu Suku Sasak oleh Rasti. Metode Penelitian dalam pengambilan data menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumemasi sedangkan teknik analisa data bersifat deskriftif interpretatif. Dari hasil penelitian tentang resistensi Wetu Telu Suku Sasak terhadap hegemoni pemerintah meliputi : Pertama, resistensi Wetu Telu Suku Sasak terhadap wacana politik pemerintah tentang wacana pemerintah bahwa setiap umat beragama agar tetap menerapkan ajaran sesuai petunjuk kitab suci Al-quran dan Hadist; Kedua, resistensi Welu Telu Suku Sasak terhadap kekuasaan pemerintah dalam hegemoni lahan yaitu banyaknya masyarakatl yang tinggal di Desa Senaru Kabupaten Lombok sehingga menimbulkan kecemburuan pada masyrakat setempat. Keliga, resistensi Wetu Telu Suku Sasak terhadap eksploitasi budaya dalam ajang pariwisata terjadi penolakan oleh Tokoh Adat Wetu Telu Suku Sasak resistensi Wetu Telu Suku Sasak terhadap peserta diklat penyuluh agama dan belajardi Pondok Pa yaitu belum sepenuhnya masyarakat Wetu Telu Suku Sasak berkenan anak-anaknya sekolah mau belajar di Pondok Pesantren karena dikhawatirkan dapat merubah bahkan melunturkan tradisi 3 mengakar dari ajaran Ieluhurnya."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dodid Murdohardono
"Retakan tanah telah terjadi di Dusun Retes, Desa Pragelan, Kecamatan Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur. Dusun Tretes menempati lereng perbukitan dan mempunyai kemiringan lereng 3-20° dengan penggunaan lahan sebagai pemukiman dan sawah tadah hujan, sedangkan di perbukitannya merupakan tanah kehutanan yang di beberapa tempat dimanfaatkan oleh penduduk untuk kebun jagung. Batuan penyusun berupa napal yang mudah luruh air..."
Sekolah Tinggi Energi dan Mineral, {s.a.}
553 JESDM 7:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Watiningsih
"ABSTRAK
Bencana alam merupakan fenomena alam yang dapat mengakibatkan kerusakan dan kehancuran terhadap lingkungan, baik berupa kerugian harta benda maupun kerusakan berbagai infrastruktur. Kabupaten Bojonegoro merupakan salah satu wilayah yang memiliki tingkat kerusakan dan kerugian yang paling besar akibat bencana alam berupa banjir. Penelitian ini bertujuan untuk: 1 Mengidentifikasi sebaran dan karakteristik daerah banjir yang terjadi pada kurun waktu 2013 - 2015 di Kabupaten Bojonegoro, 2 Mengestimasi biaya beban kerugian banjir meliputi kerusakan permukiman, infrastruktur di daerah terdampak banjir, 3 Mengevaluasi upaya penanganan dan pengendalian pascabencana banjir, berdasarkan rambu prosedur yang ditetapkan oleh BNPB. Metode yang digunakan dalam menghitung biaya kerusakan akibat bencana banjir pada masing-masing unit analisis, dilakukan melalui pendekatam ECLAC Economic Comission for Latin American and Carribean . Variabel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan faktor fisik berupa ketinggian, penggunaan lahan, curah hujan, dan berdasarkan faktor sosial berupa kerusakan dan kerugian akibat banjir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejadian banjir di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2013-2015 tersebar hampir merata di seluruh kecamatan dengan genangan banjir terluas terdapat di Kecamatan Dander 3.428,47 Ha , wilayah dengan kerusakan dan kerugian terbesar adalah Kecamatan Balen. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya pengendalian banjir, yang meliputi upaya struktural dan non struktural. Upaya penanganan banjir di Kabupaten Bojonegoro meliputi upaya penanganan saat darurat bencana dan upaya penanganan pasca bencana. Kata kunci: banjir, ECLAC, kerusakan, kerugian, estimasi biaya , sebaran spasial

ABSTRACT
Natural disaster is a natural phenomenon that can cause damage and destruction to the environment, either in the form of property loss or damage to various infrastructure. Bojonegoro is one of the areas that have the highest level of damage and losses due to natural disaster in the form of floods. The purpose of this research are 1 Identify the distribution and characteristics of flood areas that occur over time 2013 ndash 2015 in Bojonegoro, 2 Estimate the cost of flood losses include damage to settlements, infrastructure in flood affected areas, 3 Evaluate the effort of handling and controlling after flood, based on signs procedure by BNPB National Board for Disaster Management . Methods used to calculate damage cause by flood in each unit analysis, through the approach of ECLAC Economic Comission for Latin American and Carribean . Variable used in this research based on physical factors, such as elevation, land use, rainfall, and based on social factors such as damage and losses due to flood. The result showed that flood incidence in Bojonegoro in 2013 ndash 2015 spread almost in all sub districts with the widest flooding inundation in Dander District 3,428.47 Ha , Balen District is the area with the biggest damage and losses. Therefore, there needs to be a flood control effort, which includes structural and non structural efforts. Efforts to handle flood in Bojonegoro include disaster mitigation and post disaster handling efforts. Keywords Flood, ECLAC, , Damage, Losses, Estimated Costs, Spatial Distribution "
2018
T50869
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Seda, Francisia Saveria Sika Ery
"Essays on oil and gas industry as natural resources in Indonesia."
Jakarta: UI-Press, 2014
306.3 FRA d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>