Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78856 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Don Farid Agusta
"Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis klinik kecantikan semakin kompetitif dengan munculnya banyak klinik-klinik kecantikan baru. Impressions Body Care Centre adalah pelopor sekaligus pemimpin pasar dalam industri klinik kecantikan ini dengan 52 cabangnya yang tersebar luas di penjuru Indonesia. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, Impressions mengandalkan komunikasi pemasaran terpadu (IMC) untuk mempertahankan dan menambah jumlah pelanggannya.
Impressions telah melakukan berbagai upaya komunikasi pemasaran yang memakan waktu, biaya, dan tenaga kerja yang tidak sedikit. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menganalisa apa saja yang berhasil ditanwnkan di benak konsumen melalui komunikasi pemasaran terpadu Impressions. Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi efektifitas program IMC yang telah dilakukan tersebut sehingga dapat menghasilkan masukan-masukan berharga untuk memperbaiki komunikasi pemasaran terpadu yang sudah dilakukan.
Penelitian dilakukan melalui pengolahan data dari divisi pemasaran Impressions mengenai strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan dan dengan penyebaran kuesioner kepada responden yang dianggap mewakili populasi konsumen klinik kecantikan. Adapun ruang lingkup penelitian ini dibatasi karena menyadari keterbatasan waktu, tenaga, dan pengalaman penulis dan juga agar konsentrasi penelitian tidak menjadi terlalu melebar. Pembatasan tersebut adalah terhadap responden yang berumur antara 36-45 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki pengeluaran rumah tangga perbulan di atas Rp. 5 juta, berdomisili di DKI Jakarta dan tentunya pernah melakukan perawatan di klinik kecantikan.
Kesimpulan yang didapatkan dari pengolahan data hasil penelitian adalah bahwa iklan dan publisitas Impressions tidak semenarik apa yang dimiliki para pesaingnya menurut penilaian responden. Ini berbanding terbalik dengan promosi penjualan Impressions yang dinilai oleh konsumen lebih menarik dari apa yang ditawarkan para pesaingnya. Terlebih dari itu, Impressions merupakan merek top of mind dalam benak mayoritas konsumen yang menjadikannya sebagai merek yang memiliki brand awareness dan jumlah konsumen yang sering melakukan perawatan tertinggi. Hal lain yang terungkap adalah bahwa konsumen pengguna jasa layanan klinik kecantikan tidak mudah tezpengaruh oleh komunikasi pemasaran (iklan, publisitas, dan promosi penjualan) yang juga berarti mereka memiliki tendensi untuk menjadi brand loyalists.
Saran yang bisa diberikan berdasarkan tulisan ini adalah bahwa Impressions perlu mempertahankan keunggulannya dalam menawarkan promosi-promosi penjualan yang menarik sesuai dengan keinginan target market tanpa terjerumus dalam melakukan promosi yang bersifat pengurangan harga secara berlebihan karena akan berdampak pada persepsi kualitas yang menurun, meningkatkan price sensitivity pelanggan, dan tidak akan bisa digunakan untuk menarik brand loyalists. Selain dari itu, Impressions juga perlu memperbaiki iklan dan publisitasnya yang dinilai kalah menarik dibandingkan dengan milik para pesaingnya agar usaha pemasangan iklan tidak menjadi sia-sia belaka. Impressions juga harus mempertahankan posisi sebagai merek top of mind di benak konsumen karena hal tersebut mampu menjaring para pelanggan dengan frekuensi pembelian tinggi. Yang terakhir namun juga yang terpenting adalah agar Impressions tidak terlalu mengandalkan komunikasi pemasaran sebagai sarana menjaring pelangganpelanggan setia, ini karena mayoritas konsumen tidak menganggap komunikasi pemasaran mampu mempengaruhi keputusan pembelian mereka.

During recent years, the beauty clinic industry has been getting more competitive as new players emerge. Impressions Body Care Centre was the first mover and is the current market leader in the industry with 52 beauty clinics scattered across the country. In facing the stiff competition, Impressions relies on Integrated marketing Communications (IMC) to retain and attract consumers.
Impressions has carried out various marketing communication efforts that consume a lot of time, money, and man-hours. Therefore, this paper is written with the purpose of analyzing what has been successfully ingrained in the consumers' minds through Impressions' IMC. The next step is to evaluate the effectiveness of such IMC to generate valuable recommendations on how to improve the IMC efforts which have been undertaken.
The research is carried out through data extraction from Impressions' marketing unit concerning the IMC strategy and also survey response collection from related respondents that represent the market as a whole. Even so, the research is restricted due to the writer's limited time, manpower, and experience and also as not to get sidetracked from the research's main purpose. Restrictions are imposed on the respondents' age group (between 36 and 45 years old), gender (female), household expenditures (over 5 million Rupiahs per month), city of residence (Jakarta), and experience of undergoing a beauty treatment.
There are several conclusions produced by computing the data. Impressions' advertisements and publicity materials are deemed uninteresting by the consumers compared to its competitors'. On the other hand, Impressions' sales promotion offers are regarded to be the most attractive when compared to those of it competitors'. Moreover, the respondents acknowledge that Impressions is the brand on top of their mind and thus is the brand with the highest brand awareness and total number of frequent buyers. Another interesting fact uncovered is that most beauty clinic consumers are not easily affected by marketing communication efforts (advertisement, publicity or sales promotion) which also means that they have the tendency to be brand loyalists.
One recommendation that can be made is for Impressions to maintain its dominance iii sales promotion attractiveness whilst ensuring that no unnecessary price related sales promotion is carried out which would cause diminished quality perception, increase customers' price sensitivity, and would be futile in an attempt to attract brand loyalists. Furthermore, Impressions needs to enhance its advertising and publicity materials which are currently considered not as attractive as those of its competitors'. In addition, Impressions has to retain its position as the top of mind brand in order to attract and retain frequent buyers. Finally, Impressions must not rely too much on marketing communication efforts because they are simply not the most important factor that consumers look at; the majority of consumers admitted to having been insignificantly persuaded by advertising, publicity, or sales promotion efforts."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gina Fairuz Hardiyanti
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas kegiatan komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan oleh The Body Shop Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang memelopori green marketing, serta dampak kegiatan tersebut terhadap ekuitas mereknya. Beberapa saluran komunikasi pemasaran terpadu yang terlihat digunakan secara signifikan oleh The Body Shop Indonesia sebagai perusahaan kosmetik yang menerapkan green marketing dalam pemasarannya yaitu periklanan advertising , hubungan masyarakat dan publisitas public relations/publicity , pemasaran langsung direct marketing , sales promotion, dan interactive/internet marketing. Komunikasi pemasaran terpadu yang dilakukan oleh The Body Shop Indonesia akan berpengaruh pada ekuitas merek perusahaannya. Di antara dimensi-dimensi dari ekuitas merek yang ada, brand awareness dan brand association/image adalah dimensi yang paling dipengaruhi oleh kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

ABSTRACT
This journal discusses the integrated marketing communications IMC activities conducted by The Body Shop Indonesia, as one of the pioneers of green marketing, and its impact on the company 39 s brand equity. The IMC tools used by The Body Shop Indonesia to implement the green marketing are advertising, public relations publicity, direct marketing, sales promotion, and interactive internet marketing. The integrated marketing communications will affect the brand equity of The Body Shop Indonesia. The result of the analysis shows that brand awareness and brand association image are the dimensions most influenced by the IMC activities conducted by the company. "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ayuningtyas
"ABSTRAK
Sejak tahun 1956, SilverQueen telah merambah pasar panganan cokelat di Indonesia. Brand lokal ini secara rutin meluncurkan inovasi-inovasi pada produknya dan melahirkan varian-varian baru. Ekuitas brand-nya dapat dibilang cukup tinggi pada target khalayaknya. Sebagaimana berkompetisi dalam pasar yang dinamis dan persaingan yang ketat, SilverQueen membutuhkan perencanaan strategi komunikasi pemasaran yang sesuai sehingga dapat mempertahankan posisinya sebagai market leader.
Berdasarkan data pasar, diperoleh fakta bahwa SilverQueen telah mencapai tingkat awareness. Namun, belum berhasil memenangkan preferensi target khalayak. SilverQueen yang baru saja meluncurkan website sebagai media pemasaran online juga bermaksud menciptakan awareness terhadap brand pada dunia maya.
Solusi dari permasalahan ini adalah melalui serangkaian kampanye SilverQueen yang mengusung tema besar ?SilverQueen Let‟s Santai?. Ide besar tersebut lahir dari insight bahwa SilverQueen merupakan mood booster bagi target khalayak. Identitas ?Santai Belum Lengkap Tanpa SilverQueen‟ yang kuat kemudian diangkat sebagai tagline dari kampanye. Kampanye ini memiliki tujuan, antara lain: (1) menciptakan awareness terhadap website, (2) menciptakan liking dan preference target khalayak terhadap brand SilverQueen, dan (3) menciptakan buying intention yang terus-menerus.
Kampanye akan berlangsung dalam 3 tahap dengan keseluruhan biaya kampanye sebesar Rp 22.900.821.064,- selama satu tahun.

ABSTRACT
Since 1956, SilverQueen has been adjusting its position in Indonesia confectionery market. This local brand routinely develops inovations to its products and launches new variants. The brand equity is high among its target audience. As a competing brand in dynamic market, SilverQueen needs an integrated marketing communication strategy planning to be able to maintain its position as a market leader.
According to the collected data, SilverQueen has successfully reached awareness level. But the brand has not reached preference level of the target audience. Plus, SilverQueen has just launched its new website as an online marketing tool of which awareness needs to be built.
The solution of these problems is a fully-integrated SilverQueen marketing communication campaign which brings up ?SilverQueen Let‟s Santai‟ as its big theme. The big idea comes from the insight that SilverQueen is considered to be a mood booster for its target audience. The brand identity of ?Santai Belum Lengkap Tanpa SilverQueen‟ has created a strong position among consumers, that it is used as the campaign‟s tagline. The purposes of this campaign are: (1) creating awareness towards the website, (2) reaching liking level and preference level of target audience, and (3) creating sustainable buying intentions.
The campaign will be divided into 3 phases with an overall campaign costs amounted to Rp 22.900.821.064,- for a year."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Triani
"Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai perencanaan program komunikasi pemasaran terpadu Hemorogard 2012 . Pada Program ini terdapat beberapa masalah dalam mencapai rencana pemasaran diantaranya brand awareness di mata masyarakat sangat rendah bahkan belum ada mengenai produk Hemorogard.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, Penulis menggunakan sebuah program yaitu strategi Intergrated Marketing Communication (IMC) dengan memadukan beberapa elemen promosi seperti : Periklanan, Hubungan Masyarakat, Event, dan lainnya. Rencana program ini mulai berjalan dari Januari-Juni 2012 dengan biaya anggaran sebesar Rp 4,538,328,734.

Final paper discusses the task of Planning an Integrated Marketing Communications Program Hemorogard 2012. In this program there are several problems in achieving the marketing plan including brand awareness in the public is very low even yet exist regarding Hemorogard products.
To resolve this problem, the author uses a program that is strategy of Integrated Marketing Communications (IMC) by combining several promotional elements such as : Advertising, Public Relations, Event and others. The program starts running from January to June 2012 at budget cost Rp 4,538,328,734.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mory Wulandari
"Pertumbuhan pasar herbal di Indonesia mengalami peningkatan. Obat herbal dipercaya lebih aman bagi tubuh dan tidak memiliki efek samping sehingga obat herbal mengalami peningkatan permintaan oleh konsumen. Salah satu produk yang terbuat dari bahan herbal di Indonesia yaitu kiranti, minuman khusus untuk meredakan nyeri haid. Kiranti merupakan Top of Mind pada kategori minuman pereda nyeri haid RTD di Indonesia, namun tingginya brand awareness tidak sebanding dengan tingkat preferensi konsumen terhadap Kiranti. Konsumen tidak memilih Kiranti sebagai minuman pereda nyeri haid karena Kiranti dianggap memiliki efek samping dan berbahaya bagi tubuh sehingga Kiranti mengalami penjualan yang stagnant. Untuk mengatasi permasalahan ini, Kiranti membuat sebuah kampanye komunikasi pemasaran terpadu yang bertujuan untuk mengubah persepsi target market terhadap Kiranti. Dengan big idea ldquo;Alam adalah sahabat, terlebih bagi perempuan rdquo;, Kiranti ingin menjangkau target market yang berusia 18-24 tahun dengan cara yang lebih fresh dan young. Kampanye ini menekankan pada kelebihan Kiranti yang terbuat dari bahan alami dan teruji aman untuk dikonsumsi. Kampanye ini akan berlangsung selama 6 bulan yaitu April ndash; September 2017 dengan total anggaran sejumlah Rp 10.698.413.054.

Herbal market growth in Indonesia has increased. Herbal medicine is believed to be safer for the body and does not have side effects, so herbal medicines have increased demand by consumers. One of the products is made of herbal ingredients in Indonesia, namely Kiranti, a special drink to relieve menstrual pain. Kiranti is Top of Mind in the category of RTD beverages menstrual pain relief in Indonesia, but the high brand awareness is not comparable with the level of consumer preferences towards Kiranti. Consumers do not choose Kiranti as menstrual pain reliever drinks because Kiranti considered to have side effects and harmful to the body so Kiranti experiencing stagnant sales. To overcome this problem, Kiranti creates an integrated marketing communication campaign that aims to change the perception of the target market towards Kiranti. With the big idea Nature is a bestfriend, especially for women , Kiranti wants to reach the target market of people aged 18 24 in a way more fresh and young. This campaign emphasizes the advantages Kiranti made from natural ingredients and proven safe for consumption. The campaign will last for 6 months from April to September 2017 with a total budget of IDR 10,698,413,054.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farikha Azizia
"Sebagai sebuah snack dengan pasar anak-anak, Taro sudah sangat dikenal di kalangan anak-anak dan juga anggota masyarakat lainnya. Hanya saja, dengan makin berkembang dan ramainya pasar snack di Indonesia, perlu dikembangkan sebuah strategi komunikasi pemasaran terpadu yang dapat membuat snack Taro tetap menjadi pilihan snack dan menunjukkan peningkatan penjualan yang signifikan.
Namun kemudian ditemukan permasalahan di mana dalam aktivitas jajan anak-anak, masih bergantung kepada orang tuanya. Sehingga diperlukan sebuah strategi yang dapat mendekati anak-anak sebagai target pasar snack Taro dan juga orang tuanya untuk dapat menjadikan Taro sebagai snack keluarga mereka.
Proposal perencanaan program komunikasi pemasaran terpadu "Petualangan Keluarga Taro" ini dibuat dalam rangka mencapai tujuan tersebut, dengan insight baru bahwa dibutuhkan sebuah bonding time antara anak dengan orang tuanya.
Total biaya dari program ini adalah sebesar Rp 16,896,700,000.

As a snack for kids market, Taro was very well known among children as well as other society members. But, with growing snack industry in Indonesia, snack players also growing which create competitive situation for Taro. So, it is necessary to create an integrated marketing communication program to win the competition and raise the sales.
Later, we found problem that kids' snacking activity is still dependant to his/her parents. So, we need a communication strategy that can approach not only children as Taro's target market, but also their parents. So, Taro snack can be a family snack for them.
This "Taro Family Adventure" program proposal was made in order to achieve the objective, with new insight that as a family, children and parents need more bonding time together.
The total cost of this program is Rp 16,896,700,000."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Ayu Nerindra
"Tugas Karya Akhir ini membahas tentang Perencanaan Strategi Komunikasi terpadu ChantiQ Batik dalam membuat diferensiasi produk baju. Dengan mengumpulkan data pasar yang ada, maka terkumpul berbagai dasar dan pertimbangan yang baik untuk menjalankan sebuah program perencanaan komunikasi pemasaran terpadu untuk ChantiQ Batik. Bentuk dari diferensiasi produk yaitu C Co., yang memproduksi baju berbahan dasar kain Tenun Ikat Troso Jepara dan kain denim yang ditujukan bagi anak-anak muda. C Co. sebagai bagian dari ChantiQ Batik menawarkan produk baju yang berbahan kain tradisional Indonesia untuk anak muda, yang terlihat modern dan muda ketika dikenakan. Pemasaran dilakukan baik melalui media online maupun offline. Dengan media-media yang ada, terbentuklah suatu kesatuan pemasaran yang terpadu melalui promotional mix yang mencakup Advertising, Direct Marketing, Internet Marketing/Interactive, Sales Promotion, Publicity/Public relations, dan Personal Selling.

This thesis discussed about the Integrated Marketing Communication strategy of ChantiQ Batik in creating the differentiation of clothing. By collecting the market data, the base and consideration to run an integrated marketing communication planning program for ChantiQ Batik is gained well. The differentiation form of products is C Co., which produced clothes made from Tenun Ikat Troso Jepara fabric and denim fabric, it is adressed to the young adults market. C Co. as the part of ChantiQ Batik offered clothings made from Indonesian traditional fabric for young adults, which is looked modern and fresh to wear. The marketing was done by online and offline media. With the existence of recent media, an intergrated marketing by promotional mix which includes Advertising, Direct Marketing, Internet Marketing/Interactive, Sales Promotion, Publicity/Public Relations, and Personal Selling is formed.Keywords: Integrated Marketing Communication IMC , ChantiQ Batik, C Co."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Gabriella Timang
"Red Snack Box merupakan penyedia layanan kue kotak secara offline. Walaupun perusahaan ini sudah berjalan selama 15 tahun, Red Snack Box masih memiliki masalah dalam hal awareness. Oleh karena itu, agar target khalayak dapat mengingat dan mengenal Red Snack Box sebagai penyedia layanan kue kotak yang praktis untuk segala acara khususnya untuk acara komunitas , maka dibuatlah program strategi komunikasi terpadu yang dapat membuat target khalayak mengenali Red Snack Box. Kampanye ini diharapkan dapat mampu memenuhi tujuan pemasaran yaitu meningkatkan sales sebesar 20 . Kampanye ini terbagi menjadi 2 media yaitu online, seperti penggunaan Facebook, Instagram, Whatsapp Status, Website, kartu nama digital leaflet digital; dan media offline seperti kartu nama, leaflet, dan dus kue. Anggaran yang dialokasikan selama 6 bulan untuk kampanye ini adalah Rp9.231.000. Untuk kelancaran dan kesuksesan kampanye ini, akan dilakukan monitoring dan evaluasi sehingga selama kampanye ini berjalan dengan baik dan dapat dilihat keefektivan dan dampaknya.

Red Snack Box is an offline snack box service provider. Although the enterprise had been running for 15 years, Red Snack Box still has problems in terms of awareness. In order to raise target audience rsquo;s awareness in remembering and recognizing Red Snack Box as a practical snack box service provider for all occasions especially for community events , an integrated communications strategy program is created. The campaign is expected to raise sales by 20. This campaign is divided into 2 medias, which are online media consists of Facebook, Instagram, Whatsapp Status, Website, digital business cards digital leaflets ; and offline media consists of business cards, leaflets, and cake box. The allocated budget for 6 months campaign is Rp 9,231,000. In order to ensure continuity and achievement of this campaign, there will be evaluation and monitoring activities to review the effectiveness and impacts during the campaign."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marella Ekaputri Muslich
"Kopi di Indonesia merupakan sebuah komoditas yang memiliki sejarah panjang dan perkembangan industri yang menjanjikan dari segi produksi hingga perkembangan dalam bisnis pengolahan kopi.
Perkembangan ini didorong oleh meningkatnya dukungan dari pemerintah, dan adanya penetrasi gelombang budaya kopi baru yaitu first, second, dan third wave coffee.
Masuknya gelombang budaya tersebut, khususnya third wave coffee, berpengaruh terhadap menjamurnya usaha kedai kopi di Indonesia dan berubahnya budaya konsumsi kopi pada masyarakat yang mendorong jumlah konsumsi kopi yang semakin bertambah.
Banyak jenis usaha kedai kopi di Indonesia yang semakin beragam, menyebabkan sempitnya kesempatan untuk mendatangkan inovasi yang menarik perhatian dan kepedulian masyarakat.
Kopi Tuli merupakan salah satu usaha bisnis kedai kopi baru yang bergabung ke dalam industri sebagai social entrepreneur dengan fokus mengangkat isu mengenai disabilitas tuli.
Melalui bisnisnya, Kopi Tuli berusaha menawarkan value proposition sosialnya dalam bentuk keunikan pengalaman berinteraksi dengan bahasa isyarat dalam kedai kopi.
Permasalahan dialami Kopi Tuli dalam kegiatan pemasaran dan promosinya yang kurang optimal, menyebabkan lemahnya posisi dan kurangnya pemahaman konsumennya.
Tujuan
Meningkatkan brand equity dengan memperkuat positioning yang dapat berimplikasi pada loyalitas konsumen terhadap brand.
Strategi
Program ini mengangkat big idea brewing stories through gestures yang akan dilaksanakan melalui empat tahapan brand resonance model yaitu salience, performance & imagery, judgements & feelings, dan resonance. Kegiatan pemasaran dan promosi akan melibatkan lima elemen promosi IMC yang pemilihan medianya disesuaikan dengan karakteristik pesan dan khalayak sasaran, serta pencapaian tujuan meningkatkam brand equity.

Situation Analysis
As a commodity, coffee in Indonesia had a long history and has a promising growth in the industry from its production number and its business aspect.
The growth is influenced by the increasing support from the government, and the new waves of coffee culture which are called the first, second, and third wave coffee.
The third wave coffee notably creates a trend that had an effect to the immense growth of coffee shop businesses, and to the culture of drinking coffee itself.
Coffee shops are getting increasingly diverse, and that limits the opportunity for businesses to create innovations that would catch the audiences attention.
Kopi Tuli is joining the coffee industry as a social entrepreneur that is trying to create a larger employment opportunity for Indonesian deaf communities.
Kopi Tuli is offering their social value proposition that is a unique coffee shop experience by interacting using sign language.
The problem that Kopi Tuli is facing are their poor marketing and promotional activities effectiveness, that causes the weakness of their position and their consumer narrow understanding towards the brand.
Objective
Strengthening brand equity through strong positioning, that can impact consumer loyalty.
Strategy
The programs marketing and promotional activities are derived from the big idea brewing stories through gestures. It will be executed through the four steps of brand resonance model (salience, performance & imagery, judgements & feelings, and resonance), using five promotional elements of IMC which includes communication channels that are suited for the targeted audience and the program objective of strengthening its brand equity.
Targeted Audience
Geographic
Resides/study/work around Limo, Pancoran, Mampang Prapatan, dan Pasar Minggu
Demographic
Men & women, 18-25 years old, SES A-B, Scholars/University Students/First jobber.
Psychographic
According to the VALS Framework, the audience that this program is targeting are categorized as:
Innovators
Experiencers
Behavioral
Their visits to coffee shops are motivated by the need to socialize.
Actively searching for a place that offers a unique experience.
Actively using social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naibaho, Monica Selestina
"Pendidikan menjadi salah satu sektor yang paling berdampak akibat pandemi Covid-19. Hal ini mengakibatkan adanya pengalihan pembelajaran offline menjadi online atau yang kerap disebut PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Guru sebagai aktor utama pendidikan dituntut untuk mampu mengemas pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi agar sedemikian rupa bisa diakses dan diterima secara optimal oleh peserta didik (Satariyah, 2020). Maka dari itu, penggunaan teknologi yang digunakan oleh guru menjadi salah satu indikator syarat kesuksesan strategi pembelajaran di Indonesia (Silaen, 2021). Kebutuhan akan banyaknya kompetensi pedagogik dan teknologi mendorong munculnya berbagai platform pendidikan guru. Pelatihan guru bersertifikat atau program diklat telah menjadi suatu trend yang cukup digemari oleh guru-guru di Indonesia. “Lokaraya” menjadi salah satu platform pelatihan bersertifikat yang memiliki misi untuk meningkatkan mutu pendidikan guru sepanjang hayat. Sayangnya, “Lokaraya” masih tergolong baru di industri ini sehingga belum mampu menjangkau khalayak seluas para pesaingnya. Padahal, terdapat kecocokan antara produk layanan Lokaraya dan kebutuhan para guru, yakni adanya interaktivitas yang tinggi antara pemateri dan guru sebagai partisipan dalam pelaksanaan sebuah pelatihan bersertifikat. Tugas Karya Akhir ini dirancang untuk menjangkau khalayak guru yang lebih luas guna menyampaikan interaktivitas sebagai selling point utama Lokaraya melalui program komunikasi pemasaran terpadu bertajuk “Lokaraya: Teman Belajar Setia Anda” yang disusun berdasarkan kerangka kerja AISAS (Attention - Interest - Search - Action - Share). Terdapat empat elemen dalam IMC yang akan dilakukan dalam serangkaian program meliputi interactive/internet marketing, direct marketing, sales promotion, serta event and experience. Keempat elemen IMC tersebut diterapkan melalui empat kegiatan mencakup Konten Kreatif Lokaraya, Cerita Sahabat Loka, Festival Guru Nasional Lokaraya, dan Promo Hari Guru. Program ini bertujuan untuk meningkatkan brand awareness Lokaraya dengan target khalayak berfokus pada guru berusia 25 hingga 44 tahun yang memiliki keinginan tinggi untuk meningkatkan keterampilan serta kompetensi dalam mengajar, melakukan pengembangan karier, dan mengikuti gaya pembelajaran baru dari waktu ke waktu. Program ini akan dilaksanakan selama tiga bulan dari September hingga November 2022 dengan anggaran sebesar Rp15.237.000,- yang pada akhir program akan dilakukan evaluasi input, output, dan outcome untuk mengukur keberhasilan program pada setiap kegiatan secara keseluruhan.

Education is one of many sectors that were affected the most by the COVID-19 pandemic. This resulted in the transition of offline learning to online learning. As the main actors in education, teachers are required to be able to organize the learning system by using technology so that learning can be accessed and accepted optimally by students (Satariyah, 2020).Therefore, the use of technology used by teachers has become an indicator of the success of learning strategies in Indonesia (Silaen, 2021). The need for many pedagogical and technological competencies encourages the emergence of various teacher education platforms. Certified teacher training or training programs have become a trend that is quite popular with teachers in Indonesia. “Lokaraya” is one of the certified training platforms whose mission is to improve the quality of lifelong teacher education. Unfortunately, “Lokaraya” is still relatively new in this industry so it has not been able to reach an audience as wide as its competitors. In fact, there is a match between Lokaraya's service products and the needs of the teachers, especially the high interactivity between the speakers (mentor) and teachers as participants in the implementation of certified training. This Final Project is designed to reach a wider audience of teachers to convey interactivity as the main selling point of Lokaraya through an integrated marketing communication (IMC) program titled “Lokaraya: Your Loyal Learning Companion” which was arranged based on the AISAS (Attention - Interest - Search - Action - Share) framework. There are four IMC tools that will be implemented in a series of programs including interactive/internet marketing, direct marketing, sales promotion, as well as events and experiences. The four IMC tools will be implemented through four activities, including Lokaraya's Creative Content, Sahabat Lokaraya’s Story, Lokaraya’s National Teacher Festival, and Teacher's Day Promo. This program aims to increase Lokaraya's brand awareness with target audiences that focus on teachers aged 25 to 44 years who have a high desire to improve their skills and competencies in teaching, carry out career development, and follow new learning styles from time to time. This program will be implemented for three months from September to November 2022 with a budget of Rp.15,237,000.- At the end of the program, input, output, and outcome evaluations will be carried out to measure the program's success in each activity as a whole campaign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>